Bagaimana teater kekerasan sipil menjadikan mereka yang tadinya bukan siapa-siapa jadi ternama? Rizieq Shihab adalah sosok paling terkenal saat ini? Simak opini Geger Riyanto.
Iklan
Anda mungkin tak menyukai Rizieq Shihab. Tetapi, Anda tak bisa menampik reputasinya sebagai sosok terbaik di bidangnya. Ia adalah penggerak massa yang tak punya banyak saingan saat ini. Sosok yang ulung dalam mengaduk-aduk emosi kerumunan. Nama yang dielu-elukan di mulut khalayak hari-hari belakangan.
Anda ragu dengan kesohorannya ini? Tanyakan saja, mengapa seorang Kemenkopolhukam merundingkan persoalan keamanan nasional dengannya? Mengapa sebagai pimpinan ormas yang mengulang dan mengulang pelanggaran hukum, mengintimidasi banyak orang, menjajakan ujaran kebencian, ia duduk sama tinggi dengan para pejabat negara yang terhormat di berbagai perhelatan?
Dan Anda pun mungkin ada yang tak menyukai FPI. Akan tetapi, pun sulit disanggah bahwa tidak banyak organisasi yang bisa mengerahkan massa lebih efektif dari FPI hari ini. Lebih-lebih, massa yang berani melakukan tindakan tak terbayangkan kala diperlukan, dan lagi percaya penuh apa yang dilakukannya akan menuai kebaikan.
Pernahkah dua puluh tahun silam, Anda membayangkan akan tibanya hari-hari seperti ini? Ormas dan Islam menjadi dua kata yang sulit dipisahkan. Pendakwah merogoh kedudukan tak tergantikan dalam drama politik nasional.
Mungkin sulit membayangkannya sebelumnya. Bukannya lantaran kita tak bisa membayangkan agama bersimbiosis dengan politik pengerahan massa, tentu, namun lantaran sampai dengan dua dekade silam, wajah dari politik massa masihlah patriotisme. Saat kerumunan massa misterius menimbulkan kericuhan, dakwaan pertama kita kelompok ini tak lain dari Pemuda Pancasila. Kala sekelompok pemuda tiba-tiba merecoki unjuk rasa mahasiswa, kita kontan membatin, "PP.”
Bahkan, sejak fajar sejarah Indonesia baru merekah, identitas ormas—eufemisme dari milisi sipil—adalah kebangsaan. Mereka yang sedia menjaga bangsa dari segala ancaman selagi, pada saat yang sama, memperoleh "penghidupan” darinya. Retorika-retorika yang menjadi jubahnya adalah menghalau kembalinya penjajah, membasmi komunisme, serta melindungi keberlangsungan peri kehidupan bangsa.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, saya hanya menjumpai Pemuda Pancasila di spanduk-spanduk yang dicetak seadanya. Saya baru mendengar GMBI, sebuah ormas yang berplatform nasionalis katanya, setelah mereka bentrok dengan FPI yang tengah menyedot perhatian publik saat itu. Saya yakin, ormas-ormas nasionalis masih mempunyai berbagai kesibukan yang "produktif.” Mereka masih rutin berjumpa dengan para elite politik. "Mengamankan” situasi agar kondusif bagi bisnis di sana-sini. Merencanakan aktivitas-aktivitas yang punya dampak penting bagi perhelatan politik di suatu tempat.
Kendati demikian, ormas yang mengisap perhatian khalayak luas dalam setiap aksinya kini adalah ormas agama. Sosok penggerak massa paling diperhatikan di belantara politik Tanah Air adalah seorang pendakwah—Rizieq Shihab.
Pat Gulipat ala Rizieq Shihab
Rizieq Shihab yang dulu gemar beradu otot dengan penguasa kini menjadi primadona politik jelang Pilkada. Tapi meski kian berpengaruh, sepak terjangnya kerap membuat gaduh. Kini Rizieq kembali digoyang.
Foto: Getty Images/Adek Berry
Pelarian Terakhir
Sejak 2014 Rizieq Shihab menjadi pelarian terakhir buat calon pejabat tinggi yang kekurangan suara buat memenangkan pemilu. Saat itu Front Pembela Islam (FPI) didekati duet Prabowo dan Hatta hanya sebulan menjelang pemilihan umum kepresidenan. Kini pun Rizieq kembali dirayu dua pasangan calon gubernur DKI yang butuh dukungan buat menggusur Basuki Tjahaja Purnama.
Foto: picture-alliance/dpa/B.Indahono
Tolak Perempuan
Rekam jejak politik FPI sudah berawal sejak era Megawati. Dulu Rizieq menggalang kampanye anti pemimpin perempuan. Saat itu organisasi bentukannya mulai mendulang dukungan lewat aksi-aksi nekat seperti menggerudug lokasi hiburan malam. Namun di tengah popularitasnya yang meluap, Rizieq dijebloskan ke penjara karena menghina Sukarno dan Pancasila.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Tanpa Daya Pikat
Sebulan menjelang pemilihan presiden pertama 2009, FPI mendeklarasikan dukungan buat Jusuf Kalla dan Wiranto. Serupa 2014, saat itu pun deklarasi dukungan oleh Rizieq gagal mendatangkan jumlah suara yang diharapkan. Pengamat sepakat, ormas agama serupa FPI belum memiliki daya pikat untuk menyihir pemilih muslim.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang di Jakarta
Namun roda nasib berbalik arah buat Rizieq. Sejak 2013, dia telah menggalang kampanye menentang Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama lantaran tidak beragama Islam. Puncaknya pada 14 Oktober 2014 FPI menggalang aksi demonstrasi sejuta umat. Namun yang datang cuma ribuan orang. Pilkada DKI Jakarta 2016 akhirnya menawarkan panggung buat FPI untuk kembali menanamkan pengaruh.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Kampanye Anti Gubernur Kafir
Pidato Ahok yang mengritik politisasi Al-Quran untuk pemilihan umum dan pilkada menjadi umpan buat FPI. Bersama GNPF-MUI, Rizieq menyeret Ahok ke pengadilan dengan dakwaan penistaan agama. Ia pun menggelar aksi protes melawan Ahok yang kali ini mengundang ratusan ribu umat Muslim dari seluruh Indoensia. Manuver tersebut coba dimanfaatkan pasangan calon lain untuk menggembosi dukungan terhadap Ahok
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Koalisi Oposisi
Rizieq lagi-lagi naik daun. Ia pun didekati Agus Yudhoyono dan Anies Baswedan yang membutuhkan suara tambahan buat memenangkan pilkada. Untuk pertamakalinya FPI berpeluang memenangkan salah satu calon untuk merebut kursi strategis. Tapi serupa 2003, kali ini pun sepak terjang Rizieq di arena politik mendatangkan lawan yang tak kalah garang.
Foto: AFP/Getty Images
Pertaruhan Terakhir
Saat posisinya melambung, Rizieq Shihab terancam kembali diseret ke penjara dengan berbagai dakwaan, antara lain penghinaan simbol negara dan pornografi. Tapi sang Habib tidak tinggal diam dan memilih melancarkan serangan balik kepada Ahok, seakan nasibnya ditentukan pada hasil Pilkada DKI. Pertaruhan Rizieq menyimpan risiko tinggi. Namun jika berhasil, maka kuasa adalah imbalannya.
Foto: Getty Images/Adek Berry
7 foto1 | 7
Apa alasan pasang surutnya identitas nasionalisme ini?
Melesatnya agama menjadi identitas bagi organisasi massa, memang, tak lepas dari kebutuhan rezim. FPI, sebagaimana banyak organisasi lokal selepas Reformasi, muncul dari inisiatif negara untuk menambahkan pengamanan melalui milisi-milisi sipil. Ia dilahirkan dari rahim Pam Swakarsa yang tujuannya adalah melindungi Sidang Istimewa MPR tahun 1998.
Namun alasan keberpengaruhan ormas agama hari-hari ini, saya kira, tak dapat dirujuk ke kemunculannya. Seperti yang dungkapkan Loren Ryter yang meneliti Pemuda Pancasila, ormas, bahkan yang sudah mengantungi nama besar sekalipun, perlu unjuk kekuatan sewaktu-waktu. Hanya dengan cara tersebut, ia bisa memperlihatkan—dan mengingatkan—orang-orang bahwa mereka membutuhkannya. Sebagaimana pelukis yang butuh berkarya untuk terus kondang di dunianya, mereka harus konsisten berkarya agar tetap dianggap. Dan karya mereka adalah kericuhan. Kanvas mereka adalah masyarakat.
Betapapun Anda tak menyenangi sebuah ormas karena kekerasan, intimidasi, huru-hara, setiap kali ia berhasil menyulut hal-hal tersebut, orang yang menyadari keberadaannya semakin banyak. Politisi yang mendengarnya bertambah. Di suatu tempat, pengambil keputusan penting mendengarnya. Orang-orang yang menyeganinya bertambah, dan di antaranya tak sedikit yang terinspirasi. Reputasinya, singkat kata, kian berkilau.
Geger 'Fitsa Hats' di Medsos
Sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama berbuntut jenaka. Pasalnya saksi dari FPI, Habib Novel, menulis pernah bekerja di restoran cepat saji Amerika 'Fitsa Hats'. Sontak klaim itu menjadi santapan netizen di medsos
Foto: Twitter/@desiliasimple
Aib sang Habib
Perkara berawal dari Berita Acara Polisi (BAP) milik saksi kasus dugaan penistaan agama, Novel Chaidir Hasan Bamukmin. Di dalamnya tertulis sang habib pernah bekerja di "Fitsa Hats." Menurut terdakwa Basuki Tjahaja Purnama, Novel yang juga petinggi Front Pembela Islam itu sengaja membiarkan kesalahan tulisan karena "malu" pernah bekerja untuk Pizza Hut yang di mata FPI adalah perusahaan kafir
Foto: Twitter/@martayudapratam
Banjir Fitsa Hats
Sontak kabar tersebut menjadi santapan netizen Indonesia. Media-media sosial pun dipenuhi meme yang mengolok-olok Habib Novel. Dalam satu hari Twitter kebanjiran 15.000 cuitan yang berasal dari Indonesia.
Foto: Twitter/@AgusPerdanaK
"Kesalahan Tak Disengaja"
Habib Novel berkilah tulisan tersebut adalah kesalahan yang tidak disengaja. "Saya kurang perhatikan," ujarnya. Dalih serupa didengungkan oleh simpatisan Front Pembela Islam di media-media sosial.
Foto: Twitter/@Salbilah_A
Bantahan Kepolisian
Namun Kepolisian RI membantah kesalahan ada di pihaknya. Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agus Andrianto, BAP selalu "dibaca ulang sebelum diparaf dan ditandatangani oleh yang bersangkutan."
Foto: Twitter/@makLambeTurah
Kerja Sambilan
Menurut Novel, dia bekerja di Pizza Hut sebagai asisten mekanik buat merawat mesin di dapur dan kendaraan. "Saya saat itu kuliah sambil kerja," ujar pria jebolan Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan Mesin itu.
Foto: Twitter/@desiliasimple
Saksi Novel
Novel hadir sebagai saksi pelapor pada sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta, Ahok. Kuasa hukumnya menuding Novel sarat kepentingan politik. Namun hal ini dibantah oleh Sekretaris Jendral DPP FPI Jakarta itu.
Foto: Twitter/@_otja
Tawa Ahok
Ahok sendiri mengaku "sampai tertawa," membaca salinan BAP milik Habib Novel. "Ya, saya kira mungkin dia malu karena dia mempunyai pandangan tidak boleh dipimpin oleh orang kafir, yang beda iman," ujarnya.
Foto: Twitter/@handipsi
7 foto1 | 7
Dan mengapa agama?
Mengapa bukan ideologi lain yang menjadi tudung ormas-ormas kondang hari ini? Agama, pasalnya, menyediakan kesempatan unjuk kekuatan lebih dari semua ideologi lain hari-hari ini. Di masa lalu, patriotismelah yang menggelar panggung untuk unjuk kesaktian ini. Pemuda Pancasila sendiri, toh, lahir dari sesumbar Spego Goni, sang pendiri, akan mendukung inisiatif Sukarno merebut Irian Barat dengan mengirimkan lima ribu pemuda—yang pada kenyataannya dilakukan dengan memalsu catatan anggotanya.
Belakangan, nama PP kian bergaung karena menjadi pentungan negara untuk mengeksterminasi komunisme. Ormas-ormas yang mengaku panggilannya adalah melindungi bangsa dari ancaman komunisme, pada banyak kasus, tak sekadar menjajakan kata-kata. Mereka terlibat dalam penumpasannya dan aksi penumpasan ini, sebaliknya, mengasah kesaktian mereka di mata orang-orang.
Narasi Makar Hizb Tahrir
Keberadaan Hizb Tahrir sering dianggap duri dalam daging buat negara-negara demokrasi. Pasalnya organisasi bentukan Yusuf al-Nabhani itu giat merongrong ideologi sekuler demi memaksakan penerapan Syariah Islam.
Foto: picture alliance/dpa/A.Hashlamoun
Buah Perang Arab-Israel
Adalah Yusuf al-Nabhani yang mendirikan Hizb Tahrir di Yerusalem tahun 1953 sebagai reaksi atas perang Arab-Israel 1948. Tiga tahun kemudian tokoh Islam Palestina itu mendeklarasikan Hizb Tahrir sebagai partai politik di Yordania. Namun pemerintah Amman kemudian melarang organisasi baru tersebut. Al Nabhani kemudian mengungsikan diri ke Beirut.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mimpi Tentang Khalifah
Dalam bukunya Al Nabhani mengritik kekuatan sekular gagal melindungi nasionalisme Palestina. Ia terutama mengecam penguasa Arab yang berjuang demi kepentingan sendiri dan sebab itu mengimpikan kekhalifahan yang menyatukan semua umat Muslim di dunia dan berdasarkan prinsip Islam, bukan materialisme.
Foto: picture-alliance/dpa/L.Looi
Anti Demokrasi
Tidak heran jika Hizb Tahrir sejak awal bermasalah dengan Demokrasi. Pasalnya prinsip kedaulatan di tangan rakyat dinilai mewujudkan pemerintahan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sesuai hukum Allah. Menurut pasal 22 konstitusi Khilafah yang dipublikasikan Hizb Tahrir, kedaulatan bukan milik rakyat, melainkan milik Syriah (Hukum Allah).
Foto: picture alliance/dpa/A.Hashlamoun
Kudeta Demi Negara Islam
Hizb Tahrir Indonesia pernah mendesak TNI untuk melakukan kudeta. “Wahai tentara, wahai polisi, wahai jenderal-jenderal tentara Islam, ini sudah waktunya membela Islam, ambil kekuasaan itu, dan serahkan kepada Hizbut Tahrir untuk mendirikan khilafah!” tegas Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib di hadapan simpatisan HTI pada 2014 silam.
Foto: Reuters/Beawiharta
Kemanusiaan Semu di Jantung Khalifah
Buat HT, asas kebebasan sipil seperti yang terkandung dalam prinsip Hak Azasi Manusia merupakan produk "ideologi Kapitalisme" yang berangkat dari prinsip "setiap manusia mewarisi sifat baik, meski pada dasarnya manusia hanya menjadi baik jika ia menaati perintah Allah."
Foto: Reuters
Tunduk Pada Pemerintahan Dzhalim
Kekhalifahan menurut HT mengandung sejumlah prinsip demokrasi, antara lain asas praduga tak bersalah, larangan penyiksaan dan anti diskriminasi. Namun masyarakat diharamkan memberontak karena "Syariah Islam mewajibkan ketaatan pada pemegang otoritas atas umat Muslim, betapapun ketidakadilan atau pelanggaran terhadap hak sipil yang ia lakukan," menurut The Ummah’s Charter.
Foto: Reuters
Diskriminasi Terhadap Perempuan
Pluralisme dalam kacamata Hizb Tahrir sangat berbahaya, lantaran "merusak Aqidah islam," kata bekas Jurubicara HTI Muhammad Ismail Yusanto, 2010 silam. Perempuan juga dilarang menduduki kekuasaan tertinggi seperti gubernur atau hakim, meski diizinkan berbisnis atau meniti karir. "Pemisahan jender adalah fundamental", tulis HT dalam pasal 109 konstitusi Khilafah. (Ed: rzn/ap)
Foto: picture alliance/dpa/M.Fathi
7 foto1 | 7
Namun, pada hari ini, negara tak dapat lagi mengomandoi represi masyarakat sipil dengan dalih stabilitas bila tidak sudi menyandang dakwaan otoriter, kejam, pelanggar HAM. Padahal, ormas-ormas kebangsaan mematri namanya di kancah nasional dengan menjadi perpanjangan negara dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kotornya. Ormas-ormas kehilangan ruang berkiprah leluasa yang dimilikinya di masa silam.
Tetapi, bak sebuah ungkapan, ada yang patah, ada pula yang bertumbuh. Pada situasi yang demikian, agama menyediakan satu dalih baru untuk unjuk kekuatan. Dalil-dalilnya, dengan pilinan di beberapa tempat, dapat menjadi sesuatu yang menegaskan bahwa kemungkaran kini ada di mana-mana. Sesama umat tengah dipinggirkan, dikecam, dihabisi di tanah orang. Dosa dilakukan dengan leluasa di depan mata. Umat tak boleh hanya diam. Bila pihak berwajib tak menegakkan keadilan untuk mereka, mereka harus menindak musuh dengan tangannya sendiri.
Akhirnya, laskar-laskar bermunculan
Perjuangan menegakkan agama diamalkan tanpa pamrih di mana-mana. Semaraklah sweeping minuman keras serta prostitusi, penggerebekan media maupun institusi yang menistakan agama, kekerasan terhadap kelompok lain yang dianggap mengancam, maupun pengiriman umat dalam konflik-konflik mempertaruhkan nyawa membela sesamanya.
Wara Wiri Gubernur Petahana
Meski segudang prestasi, gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta banyak mendulang kontroversi. Ini sejumlah skandal yang digunakan musuh politiknya untuk menohok bekas Bupati Belitung Timur tersebut
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Pro dan Kontra
Gayanya yang blak-blakan dan terbuka kerap memicu perang mulut dengan sejumlah politisi atau pejabat di Jakarta. Ahok yang mengincar kursi DKI 1 pada Pilkada 2017 harus menghadapi sejumlah skandal untuk bisa melanjutkan masa jabatannya. Mampukah musuh-musuh politiknya menjungkalkan Ahok?
Foto: picture-alliance/epa/B. Indahono
Singkat Kata Penistaan Agama
Berawal dari pidatonya di Pulau Seribu ihwal politisasi surat Al-Maidah 51, Ahok kini berseteru dengan kelompok Islam konservatif yang digalang FPI buat mencari keadilan di depan meja hijau. Polemik penistaan agama menjadi bola liar pada pilkada, lantaran dampaknya pada elektabilitas yang dinamis dan sulit diukur. Sidang kasus penodaan agama menjadi batu sandungan terbesar ahok menuju kursi DKI 1
Foto: Reuters/B. Indahono/Pool
Reklamasi Sarat Kontroversi
Simpang siur soal kewenangan pemberian izin reklamasi pantai utara Jakarta adalah batu sandungan terbesar buat Ahok jelang Pilkada 2017. Sang gubernur diyakini menyalahi aturan soal pemberian izin. Proyek raksasa tersebut akhirnya ditunda setelah pemerintah turun tangan. KPK menangkap anggota DPRD DKI Sanusi dan Direktur Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, atas dugaan kasus suap reklamasi.
Foto: Fotolia/aseph
Sumber Waras Tanah Bertulah
Berawal dari audit Badan Pemeriksa Keuangan, pembelian lahan di rumah sakit Sumber Waras memicu kontroversi karena diindikasikan sarat korupsi. Kasusnya hingga ditangani KPK. Negara ditengarai merugi sekitar 191 miliar Rupiah lantaran pembengkakan harga tanah. Tapi pemerintah daerah DKI meragukan keabsahan audit BPK karena dinilai menghitung harga tanah di jalan yang salah.
Foto: Gacad/AFP/Getty Images
Tumbang Luar Batang
Dengan rencana menata kampung Luar Batang dan Pasar Ikan di Jakarta Utara untuk dijadikan Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Ahok menggusur rumah penduduk yang berdiri di atas tanah ilegal. Penggusuran itu mendulang kritik karena dinilai merugikan kaum miskin. Pemda DKI berkilah telah menyediakan rumah susun yang lebih layak untuk penduduk Luar Batang.
Foto: Reuters/Beawiharta
Darah Kurban di Jalur Hijau
Menjelang hari raya Idul Adha ratusan massa Front Pembela Islam menyantroni Gedung DPRD DKI Jakarta. Mereka mengecam Ahok karena telah melarang penyembelihan dan penjualan hewan kurban. Pemda DKI sebaliknya mengatakan cuma menjalankan peraturan daerah yang melarang penjualan hewan kurban di jalur hijau.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Geger Kalijodo
Selama berpuluh tahun Kalijodo dibiarkan menjadi sarang prostitusi gelap. Ahok nekad menggusur kawasan tersebut untuk dijadikan jalur hijau. Langkah pemda DKI disambut gugatan di PTUN oleh sejumlah tokoh masyarakat Kalijodo. Ahok juga dikritik lantaran menyertakan 1000 tentara dan polisi untuk mengawal penggusuran. Kisruh langsung mereda setelah penggusuran berakhir.
Foto: Imago/Xinhua
Kisruh Bantar Gebang
Berawal dari keluhan DPRD Bekasi soal sampah Jakarta, kisruh seputar TPS Bantar Gebang kembali bergulir. Ahok sebaliknya menuding pengelola TPS, PT. Godang Tua wanprestasi. Hasilnya truk-truk sampah DKI dihadang massa tak dikenal. Ahok pun bentrok dengan DPRD. Kisruh berakhir setelah Presiden Joko Widodo turun tangan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Anggaran Siluman
Akhir 2014 Ahok murka lantaran menemukan dana siluman sebesar 8,8 trilyun dalam rancangan APBD 2015 yang telah digodok DPRD DKI. Setelah coret sana-sini, APBD kembali diserahkan kepada parlemen untuk dibahas. Namun DPRD memilih berpolemik karena merasa tudingan Ahok soal adanya indikasi mafia anggaran tidak berdasar. APBD DKI akhirnya baru disahkan bulan Februari dengan menggunakan pagu ABPD 2014.
Foto: Imago
9 foto1 | 9
Dan pada gilirannya, kekerasan yang dilakoni dari panggilan hati ini mengerek reputasi para anggota, gerakan, ormas berbasis agama. Ia menjadikan ormas ini disegani dalam kancah perpolitikan. Di berbagai daerah, menjadi pengurus laskar, atau ormas-ormas agama kontan memberikan seseorang kredensial di antara elite-elite lokal lainnya. Para veteran jihad membela umat Islam ke tempat-tempat jauh menjadi seseorang yang disegani lepas kepulangannya.
Dan di tingkat nasional, saya mungkin tak perlu berbicara panjang-lebar lagi untuk mencontohkan bagaimana teater kekerasan milisi sipil menjadikan mereka yang bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang bernama. Bukankah Rizieq Shihab adalah sosok paling terkenal saat ini?
Apakah Anda masih bertanya-tanya mengapa milisi kebangsaan redup dan milisi agama berkilau? Saya harap, tidak. Hemat kata, agama menggantikan bangsa menjadi dalih sah untuk kekerasan. Dalih yang dibutuhkan agar ekonomi kekerasan bergulir mulus.
Penulis:
Geger Riyanto
Esais dan peneliti sosiologi. Mengajar Filsafat Sosial dan Konstruktivisme di UI. Bergiat di Koperasi Riset Purusha.
@gegerriy
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
Ahok Diserang Lagi, Kali Ini Dengan Karangan Bunga
Halaman Balai Kota DKI disesaki dengan sekitar seribu karangan bunga hingga meluber ke jalanan. Plakat kembang itu ditujukan bagi Ahok-Djarot. Pesannya mulai dari ucapan terima kasih, semangat, hingga 'curhat galau'.
Foto: B. T. Purnama
Setelah kalah bersaing di Pilkada
Pasca alami kekalahan dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan wakilnya Djarot Syaiful Hidayat menerima ribuan karangan bunga yang dialamatkan ke Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Lama-lama tak muat lagi
Tadinya karangan-karangan bunga kiriman dari berbagai orang dan kelompok masyarakat itu dipajang di halaman Balaikota. Namun karena jumlahnya terus bertambah, akhirnya meluber juga ke jalanan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Ucapan terima kasih
Rata-rata isi pesan dalam karanagn bunga itu berupa ucapan penyemangat bagi pesangan Ahok-Dajrot yang kalah alam Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain itu juga ucapan terima kasih atas perubahan yang warga alami di ibukota.
Foto: B. T. Purnama
1 kekalahan 1000 bunga
Bukan cuma dari individu, kelompok masyarakat juga ikut mengirim bunga. partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dikenal gigih memperjuangkan Ahok-Djarot dalam Pilkada mengirim karangan bunga super besar. Kata-katanya: "Satu kekalahan, seribu bunga merekah."
Foto: Partai Solidaritas Indonesia PSI
Jadi ajang foto
Pernah melihat karangan bunga sebanyak ini yang ditujukan bagi seorang pemimpin? Pajangan karangan-karangan bunga di sekitar Balaikota DKI Jakarta akhirnya jadi ajang selfie maupun foto bersama.
Foto: M. Tobing
Bagaimana membalasnya?
Ahok mengaku bingung ingin membalas karangan bunga dengan ucapan rasa terima kasih, tapi bagaimana caranya jika sebanyak itu? Lewat akun facebooknya, staf Ahok mendokumentasikan karangan-karangan bunga tersbeut.
Foto: Facebook
Menarik perhatian
Anggun, artis Indonesia yang bermukim di Perancis tak mau ketinggalan mengungkapkan perasaannya. lewat twitter ia menulis rasa terharunya melihat bunga-bunga untuk Ahok.
Foto: Twitter
Gagal 'move on'
Tak jarang, pesan dalam plakat bunga ini juga bernada lucu. Misalnya seperti kiriman dari warga yang mengaku galau setelah ditinggal Ahok-Djarot nantinya. (Ed: aap/rzn)