Alexis Tsipras ketua partai kiri Yunani, yang dijuluki "Robin Hood" memasuki fase terberat dalam karir politiknya setelah aliansinya menang pemilu. Komentar Spiros Moskovou.
Iklan
Aliansi partai kiri "Syriza", yang beberapa tahun lalu tergolong partai pinggiran, berkat dukungan pemilih yang memprotes penghematan ketat, kini menjadi partai rakyat yang menang pemilu. Setelah yakin menang, Tsipras menegasakan, "Tidak akan memprovokasi putusnya hubungan dengan mitra maupun melanjutkan politik takluk tanpa syarat." Pahlawan panggung yang karismatis, Alexis Tsipras sebagai ketua partai kiri sekarang memasuki fase paling berat dalam karir politiknya.
"Robin Hood" Yunani, begitu julukan Tsipras, samasekali tidak punya pengalaman dalam memegang tanggung jawab pemerintahan. Tapi sebagai pemenang pemilu dan tumpuan harapan mayoritas, kini dia harus mewujudkan retorika anti penghematannya ke dalam politik praktis.
Sebuah tugas yang tidak mudah. Yunani hingga kini masih tergantung dari suntikan uang dari Troika, terdiri dari Dana Moneter Internasional, Bank Sentral Eropa dan Komisi Uni Eropa, yang dibenci rakyat. Yunani terbukti gagal total dalam upaya refinansial lewat pasar bebas beberapa bulan silam.
Tegasnya, pemerintahan Syriza tidak bisa mencanangkan pemutusan hubungan dengan donor internasional, tanpa menghadapi risiko berdampak fatal buat Yunani. Syrizia menyatakan hendak memperjuangkan perundingan baru dengan target pengurangan utang baru. Jika tidak, partai kiri Yunani tersebut dipastikan tidak akan dapat menepati janjinya kepada rakyat di negara Eropa yang dilanda krisis utang sangat berat itu.
Pasalnya, di tahun kelima setelah Yunani secara de-facto bangkrut, negara ini masih tetap goyah walau dibantu payung penyelamatan oleh Troika. Berbagai prestasi, seperti naiknya produktivitas pada 2014, surplus anggaran negara serta booming turisme, tidak bisa menipu, bahwa ekonomi negara itu pada tahun lalu merosot volumenya sekitar 20 persen.
Angka pengangguran tetap sangat tinggi. Akibat tindakan penghematan yang perencanaannya buruk serta penetapan pajak tidak logis, rakyat digiring menjadi lebih miskin. Sejujurnya boleh disebutkan, Yunani yang melakukan modernisasi sangat terlambat dan tidak sistematis, menimbulkan ongkos sosial yang sangat tinggi.
Bergulat Keluar Dari Krisis
Beberapa negara Eropa jungkir balik ketika menghadapi resesi. Perekonomian negara-negara itu menggoyahkan perspektif generasi muda. Bagaimana kini mereka keluar dari jurang krisis tersebut?
Foto: Fotolia/Paolese
Krisis di Yunani
Tingkat konsumsi di Yunani terus menurun. Semakin banyak bisnis dan usaha menengah gulung tikar. 57 persen orang di bawah usia 25 tahun tak punya pekerjaan. Sementara mereka yang memiliki pekerjaan, gajinya tergolong minim. Upah minimum dipatok 586 Euro. Banyak orang terpaksa bekerja secara ilegal. Penerimaan pajak menurun, daya beli pun demikian, sementara perekonomian tak kunjung pulih.
Foto: Louisa Gouliamaki/AFP/Getty Images
Italia berkutat dengan resesi
Sejak krisis tahun 2008, lapangan kerja berkurang hingga lebih dari setengah juta. Lebih dari dua juta warga Italia yang berusia di bawah 25 menganggur. Tingginya tingkat pengangguran muda sudah terjadi sejak sebelum krisis, karena pemerintah sebelumnya abai. Solusi Perdana Menteri Enrico Letta: Insentif keuangan bagi perusahaan untuk bisa lebih banyak mempekerjakan kaum muda.
Foto: DW/A. Binder
Spanyol keluar dari program talangan
Jumlah pengangguran muda tetap saja tinggi. Jumlah penduduk di bawah 25 tahun yang tak bekerja 56 persen, dua kali lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa. Kegagalan pemerintah: Banyak anak muda lebih suka mencari uang ketimbang pergi ke sekolah. Upah dalam bidang konstruksi telah lama jadi daya tarik dan tak memerlukan ijazah sekolah.
Foto: picture-alliance/dpa
Pendidikan kejuruan yang tak populer
Jumlah mahasiswa Spanyol lebih dari sejuta orang. Sekitar 270 ribu mahasiswa memilih bidang kejuruan. Namun seringkali, bagi yang menyelesaikan studi praktis, tidak memperoleh prospek pekerjaan dan ini tidak hanya terjadi di Spanyol. Pengusaha mencari para profesional yang berpengalaman. Banyak kaum muda yang berusia di bawah 25 tahun hanya kerja dalam jangka waktu terbatas.
Foto: picture-alliance/dpa
Utara pun setali tiga uang
Angka-angka di Eropa Selatan menimbulkan kekhawatiran: Lebih dari 50 persen orang muda di bawah 25 di Spanyol dan Yunani tanpa pekerjaan. Bahkan di Swedia dan Polandia, tingkat pengangguran di kalangan warga dewasa muda 24 persen lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa.
Kemunduran di Portugal
Reformasi ekonomi di Portugal berhadapan dengan protes masyarakat. Ekonomi Portugal masih tidak kompetitif. Tanpa pertumbuhan ekonomi, tidak ada lapangan pekerjaan. Uni Eropa memberikan subsidi lebih tinggi dari sebelumnya, tetapi masih belum juga memberi efek nyata.
Foto: picture-alliance/dpa
Butuh kisah sukses
Akhir 2013, Irlandia telah keluar dari program bailout. Negara ini harus berhemat. Namun aksi protes, seperti yang terlihat di foto, jarang terjadi. Upah pegawai negeri dan pelayanan sosial dikurangi. Tingkat pengangguran di kalangan muda naik menjadi lebih dari 30 persen. Namun warga muda jarang protes, mereka lebih memilih untuk meninggalkan tanah airnya.
Foto: Peter Muhly/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Partai-partai koalisi pemerintahan masa lalu yang bertanggung jawab untuk salah urus ekonomi dan maraknya korupsi selama beberapa dekade, yakni partai konservatif Nea Dimokratia dan partai sosial demokrat PASOK, sudah dihukum oleh pemilih. Kini Syriza berjanji akan memerangi korupsi, memburu para pengemplang pajak dan membersihkan sektor publik.
Sebuah pekerjaan politik yang ibaratnya tidak akan ada habisnya. Kekuatan politik baru yang tidak punya pengalaman, Syriza berusaha mengurai kekusutan ini. Akan sangat menguntungkan bagi Yunani dan juga seluruh zona Euro, jika kekuatan politik Uni Eropa tidak melontarkan ancaman balasan untuk memprovokasi putusnya hubungan dengan penguasa baru di Athena.