Robocall Misterius Minta Warga AS Tidak Keluar Rumah
4 November 2020
FBI dan Jaksa Agung New York menyelidiki sejumlah robocall misterius yang mendesak warga untuk tidak keluar rumah di hari pemilu, saat warga AS harus memilih antara Presiden Trump dan penantangnya Joe Biden.
Iklan
Para ahli yang berbicara kepada Reuters mengatakan mereka bingung dengan salah satu kampanye robocall, yang mengimbau orang untuk tetap di rumah tetapi tidak secara eksplisit menyebutkan pemungutan suara. Robocall adalah panggilan telepon yang diprogram menggunakan komputer, sehingga terdengar seperti suara robot.
"Ada sedikit kebingungan tentang ini," kata Giulia Porter, wakil presiden RoboKiller, perusahaan yang memerangi telemarketer dan robocall dan telah melacak kampanye tersebut.
Audio dari panggilan tersebut, yang dibagikan RoboKiller dengan Reuters, menampilkan suara sintetis wanita yang mengatakan: "Halo. Ini hanya panggilan percobaan. Saatnya untuk tinggal di rumah. Tetap aman dan tetap di rumah." Porter mengatakan panggilan itu telah dilakukan jutaan kali dalam 11 bulan terakhir atau lebih, tetapi pada hari Selasa (03/11) telah melonjak ke peringkat 5 atau 6 dalam daftar panggilan spam terbanyak.
"Panggilan robot ini dikirim dengan volume yang sangat tinggi," tambahnya.
FBI menyatakan telah mendapat informasi tentang kampanye robocall tersebut, namun tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS juga mengetahui laporan tentang robocall, ujar seorang pejabat FCC pada hari Selasa (03/11).
Iklan
Memicu kecemasan
Porter mengatakan perusahaannya masih dalam proses mengumpulkan angka-angka tentang intensitas kampanye pada hari Selasa, tetapi diperkirakan "ribuan atau puluhan ribu" orang telah menerimanya.
Salah satunya adalah Hashim Warren, pemilih Demokrat berusia 40 tahun yang tinggal di Greensboro, North Carolina, dan bekerja di bagian pemasaran perusahaan pengembangan web.
Warren, yang berkulit hitam, mengatakan panggilan itu memicu kecemasan tentang potensi kekerasan seputar pemilu dari pendukung sayap kananPresiden Donald Trump.
Janaka Stucky, 42, seorang pemilih Demokrat yang tinggal di Medford, Massachusetts, juga menerima panggilan robot. "Pikiran pertama saya, itu adalah uji coba kota untuk masalah lockdown karena COVID," katanya kepada Reuters. "Semakin saya memikirkannya, saya seperti, oh ini benar-benar terasa sangat aneh dan kemudian mulai merasa seperti, mungkin, upaya penindasan pemilih," tambahnya.
Robocall dengan pesan serupa atau identik yang mendesak orang untuk tinggal di rumah dilaporkan di serangkaian negara bagian termasuk Florida dan Iowa. Pejabat di Kansas juga melaporkan mendapatkan laporan tentang robocall.
Di Michigan, para pejabat mengatakan mereka mendapat laporan dari sejumlah robocall terpisah yang mendesak penduduk di kota Flint yang bermayoritas warga kulit hitam, untuk "memilih besok" karena konon antrean panjang.
"Jelas ini SALAH dan upaya untuk menekan pemungutan suara," kata Jaksa Agung Michigan Dana Nessel dalam pesan yang diposting ke Twitter. "Jangan tertipu."
Robocall telah lama menjadi masalah di Amerika Serikat, yang telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menghentikan pesan yang tidak diinginkan atau scam.
Khawatir campur tangan asing
AT&T Inc dan T-Mobile, dua dari penyedia telekomunikasi terkemuka Amerika, tidak membalas pesan Reuters yang meminta komentar. Verizon Communications Inc merujuk ke USTelecom, sebuah asosiasi industri. USTelecom tidak segera membalas permintaan komentar.
Secara terpisah, para pejabat AS mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda gangguan digital yang telah lama ditakuti oleh mereka yang dituduh menjaga keamanan pemungutan suara.
"Masalah belum tuntas," kata Christopher Krebs, pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri dan juru bicara pemerintah untuk keamanan pemilu. Dia mengatakan pada konferensi pers Selasa (03/11), bahwa "hari ini baru mencapai paruh waktu. Mungkin ada kegiatan atau upaya lain untuk mengganggu atau merusak kepercayaan dalam pemilihan."
Kekhawatiran bahwa pihak asing mungkin berusaha untuk campur tangan dalam pemilu tahun 2020 telah dirasakan sejak pemilihan sebelumnya pada tahun 2016, ketika peretas Rusia diduga mempengaruhi hasil pemungutan suara.
vlz/yf (Reuters)
Bush, Obama, Trump: Akankah Biden menjadi presiden AS keempat dalam masa jabatan Angela Merkel?
Angela Merkel telah menjadi kanselir Jerman selama 15 tahun; Trump adalah presiden AS ketiganya. Seperti apa hubungan Merkel dengan presiden-presiden AS terdahulu?
Foto: Reuters/B. Snyder
Siapa yang akan pertama berkedip?
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Donald Trump berselisih tentang Iran, perdagangan, NATO, dan banyak masalah lainnya. Tetapi perbedaan mereka tampak semakin dalam dan bahkan bersifat pribadi: Trump dikabarkan menyebut Merkel "bodoh". Selama pembicaraan di KTT NATO, akhir 2019, pasangan itu tampaknya saling memelototi satu sama lain.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
Siapa pemimpinnya sekarang?
Gambar ini sempat membuat heboh dunia: Merkel dan Trump di KTT G7 di Kanada pada Juni 2018. Apakah Merkel yang berdiri di atas Trump memegang kendali di sini? Atau apakah Trump merupakan sang pemimpin sebagai satu-satunya yang duduk? Gambar tersebut dirilis oleh pemerintah Jerman dengan judul "pertemuan spontan antar dua sesi kerja."
Foto: Reuters/Bundesregierung/J. Denzel
Tidak ada jabat tangan
Presiden Trump tampak angkuh ketika ia menjamu Kanselir Merkel di Gedung Putih pada Maret 2017. Sementara itu di kantor kepresidenan, Trump menolak untuk mengulurkan tangan kepada Merkel di depan media, gambaran kaku yang mendefinisikan pertemuan pertama mereka.
Foto: Reuters/J. Ernst
Ciuman yang canggung
Namun hubungan Merkel dan Trump tidak selalu dingin. Pada KTT G7 tahun 2019 di Biarritz dalam sebuah sesi foto bersama pemimpin negara lainnya, Trump terlihat memberikan ciuman di pipi untuk Merkel. Hal ini merupakan bayangan dari pertemuan Trump dengan Merkel tahun 2018 setelah kembali terpilih sebagai kanselir, di mana Trump menyambutnya dengan ciuman di pipi yang mengagetkan Merkel.
Foto: picture-alliance/dpa/abaca/P. Aventurier
Lihat mataku
Ikatan Merkel dengan Barack Obama terlihat sangat kontras dibandingkan dengan hubungannya dengan Trump. Merkel dan Obama tampaknya telah menjadi teman selama dua masa jabatannya sebagai presiden AS. Foto ini diambil pada November 2016 ketika Obama datang ke Berlin untuk kunjungan perpisahan - hanya beberapa hari setelah Donald Trump terpilih sebagai penggantinya.
Foto: Reuters/F. Bensch
Semua tersenyum
Merkel menerima Presidential Medal of Freedom, penghargaan tertinggi untuk warga sipil di Amerika Serikat, di Gedung Putih pada Juni 2011. Obama memuji komitmennya terhadap persatuan Eropa. Pengamat pun melihat penghargaan tersebut sebagai bukti hubungan Jerman-Amerika yang baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Saatnya berteman
Pada KTT G7 di Pegunungan Alpen Bavaria tahun 2015, Merkel dan Obama rukun. Kanselir dapat mengandalkan dukungan AS dalam banyak topik, seperti dalam perang melawan perubahan iklim. Hal ini berakhir tiba-tiba ketika Trump menjadi presiden pada 2016.
Foto: Reuters/M. Kappeler
Apa kau merasakan hal yang sama?
Pendahulu Obama, George W. Bush, membuat pernyataan antusias tentang cinta Merkel akan kebebasan, tepat setelah pertemuan pertama mereka. Pada KTT G8 di St. Petersburg pada Juli 2006, ia memberinya pijatan leher dadakan yang membuat kanselir terkejut, walau hal tersebut tampaknya tidak membebani hubungan mereka.
Foto: AFP/Getty Images/A. Nemenov
Politik daging babi
Pada Juli 2006, Bush meletakkan sepotong babi hutan panggang di atas piring Merkel. Merkel menyambut Bush di daerah pemilihannya, di pesisir negara bagian Mecklenburg-Western Pomerania. Acara barbekyu itu menjadi puncak kunjungan ke markas politik Merkel.
Foto: picture-alliance/dpa/BPA/G. Bergmann
Ini adalah tanahku
Ganti di tahun 2007, Merkel mengunjungi peternakannya di Texas. Bush secara pribadi mengantar Merkel dan suaminya, Joachim Sauer dengan truk pickup Amerika. Merkel dan Bush setuju untuk bekerja sama dalam menemukan solusi diplomatik akan permasalahan program nuklir Iran yang semakin meningkat.
Foto: Matthew Cavanaugh/dpa/picture-alliance
Cinta Trans-Atlantik
Pada upacara pemakaman mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl pada Juli 2017, mantan Presiden Bill Clinton menyampaikan pidato yang lucu dan emosional. "Saya menyukainya," katanya. Ketika ia kembali duduk, ia meraih tangan Merkel.
Foto: picture alliance/dpa/M. Murat
Itu bagus!
November 2009: Merkel baru saja menyampaikan pidato di depan Kongres AS di Washington, DC. Sementara tepuk tangan terus berlanjut, Wakil Presiden Joe Biden menghibur kanselir, membuatnya tertawa.