Makin banyaknya jumlah manula kesepian di Jepang, memicu Toyota Motors Corporation membuat Kirobo, robot imut yang cerdas. Diharap robot bisa menggantikan interaksi dengan manusia.
Iklan
Robot Imut Interaktif Pendamping Manula Kesepian
00:51
Jepang mulai merasakan dampak makin menuanya masyarakat. Data statistik menunjukkan, lebih 27 persen populasi di negeri Sakura itu berusia di atas 65 tahun. Efek yang makin terasa adalah, makin banyak manula yang kesepian dan sulit berinteraksi.
Sejak lama, para ilmuwan Jepang berusaha mengatasai merosotnya interaksi antar manusia ini, dengan menciptakan robot cerdas interaktif. Beberapa tahun silam, VAIO yang anak perusahaan SONY memperkenalkan robot anjing cerdas AIBO yang laris di pasaran. Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, 3.000 robot anjing AIBO terjual di Jepang dan lebih 2.000 AIBO habis terjual di Amerika Serikat dalam waktu 4 hari.
Robot Pelayan Restoran
Robot pelayan kini jadi pemandangan normal di sejumlah restoran di Cina. Memang fungsinya masih lebih banyak sebagai penarik agar pelanggan datang, dan tidak sesempurna pelayan manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Zhang
Anda Pesan Apa?
Robot pelayan di Cina memang lebih banyak sebagai "gimmick" teknis untuk menarik lebih banyak pelanggan ke restoran. Berguna atau tidak itu urusan nomor dua. Robot pelayan ini paling tidak sudah bisa melakukan fungsinya, seperti mencatat pesanan makanan dari para pelanggan.
Foto: picture-alliance/epa/P. Hilton
Makanan Siap Disantap!
Mesin-mesin humanoid itu juga sudah bisa melakukan fungsi mengantar makanan yang sudah selesai diolah dan siap santap ke meja pelanggan. Keuntungannya: robot pelayan tidak pernah mengeluh lelah, tidak minta naik gaji atau minta cuti. Tugasnya hanya satu: bekerja! Tapi ruginya pelanggan juga tidak bisa mengeluh kalau pelayanan tidak memuaskan atau makanan yang diantar salah.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPP
Robot Koki
Robot-robot tidak cuma bisa dikerahkan sebagai pelayan, tapi juga bisa bertugas di dapur. Tapi kerjanya juga sangat terbatas. Koki manusia tetap harus meracik, mengolah dan memasak menunya. Robot ini hanya bertugas menjaga agar makanan siap saji tetap hangat pada suhu tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPP
Ini Juga Robot
Tidak semua robot pembantu kerja di restoran berwujud seperti manusia atau humanoid. Mesin-mesin ini, yang cuma berupa kepala, kaki atau lengan pembantu untuk membuat adonan, mengiris, menggoreng dan mencuci sebetulnya juga robot. Tapi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai pembantu kerja, bukan untuk dipamerkan kepada pelanggan.
Foto: picture-alliance/dpa
Terutama Untuk Hiburan
Robot-robot di sebuah restoran di kota Shanghai terutama dikerahkan untuk program hiburan. Para pelanggan menyatakan puas dengan program hiburan yang ditampilkan robot-robot itu. Ironisnya banyak yang tidak puas dengan makanan yang disajikan, karena dinilai kurang lezat. Pengelola restoran harus mengakui, makanan di sini hanya sebagai pendamping acara hiburan oleh robot.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon
5 foto1 | 5
Toyota Motors Corporation yang lebih beken sebagai produsen mobil, kini mulai melirik produksi robot cerdas interaktif ini. Toyota meluncurkan Kirobo, robot seukuran kepalan tangan, cang imut tapi juga cerdas dan interaktif. Fuminori Kataoka, GM Proyek Toyota mengakui ."Kami memproduksi Kirobo di VAIO yang memiliki pengalaman panjang dengan robot cerdas interaktif. Kolaborasib teknik ini memiliki efek sinergi pada jalur yang sama."
Hitchbot: Robot Yang Berkelana di Kanada
Hitchbot adalah robot kecil dengan sepatu bot warna-warni. Ia berkelana dengan membonceng di seluruh Kanada selama tiga pekan. Dari Halifax di pantai Timur ke Victoria di pantai Barat. Sekarang ia sampai di tujuannya.
Foto: Reuters
Berkelana di Kanada dengan Membonceng
Badan Hitchbot hanya terdiri dari sebuah ember. Tangan dan kakinya terbuat dari 'water noodle' yang biasa digunakan untuk mengapung di kolam renang, dan di ujungnya menggantung dua sepatu bot karet warna-warni. Hitchbot nampaknya sosok paling aneh dalam lalu lintas Kanada. Dengan jempol yang diacungkan ke atas, ia menunggu di tepi jalan sampai ada yang mau membawanya. Tujuannya: melintasi Kanada.
Foto: Reuters
Orang Tua Yang Bangga
Pakar ilmu komunikasi Frauke Zeller dan koleganya David Smith dari Ryerson University Toronto membuat Hitchbot. Dengan proyek penelitian ini mereka ingin mencari tahu, apakah robot bisa percaya kepada manusia. Hitchbot dilengkapi dengan kamera serta mikrofon, dan bisa mengenali bahasa serta gerakan. Tetapi untuk transportasi ia tergantung pada manusia.
Foto: HitchBOT
Dari Pantai ke Pantai
Tanggal 27 Juli, Hitchbot memulai perjalanannya di Halifax di tepi pantai Timur. Untuk sampai ke tujuan di pantai Barat ia mengadakan perjalanan sepanjang 6.000 km, dan perjalanan selama tiga pekan. Itu jauh lebih cepat dari rencana semula. Sebelum tiba di pesta penyambutannya di Victoria, Hitchbot juga berkunjung ke Seattle dan beberapa suku Indian di provinsi British Columbia.
Tidak Pernah Sendirian
Nama Hitchbot berasal dari kata bahasa Inggris 'hitchhiking', yang artinya membonceng. Perjalanannya dilakukan dengan 18 kali membonceng orang berbeda. Tetapi ia tidak selalu berada di jalanan...
Foto: Ryerson University/dpa
Pendamping Sopir dan Tamu Yang Disenangi
Dalam perjalanannya, robot kecil itu juga mendapat banyak undangan untuk datang ke pesta serta acara TV, dan ia tidak bisa hadir ke semua undangan. Tetapi ia ikut seorang sopirnya ke beberapa acara, misalnya ke pesta pernikahan di British Columbia, juga ke sebuah upacara suku Indian Wikwemikong.
Foto: HitchBOT
Saudara untuk Hitchbot?
Perjalanan Hitchbot sudah berakhir, tapi hanya untuk sementara! Peneliti dari banyak negara sudah mengajukan permintaan agar Hitchbot juga mengadakan perjalanan di negara mereka. Apakah robot kecil itu akan mengadakan perjalanan lagi, atau mungkin mendapat adik, masih dipikirkan peneliti. Yang jelas: proyek akan diteruskan.
Foto: HitchBOT
6 foto1 | 6
Sahabat atau cuma mainan
Kirobo disebutkan akan dirilis dan dijual mulai tahun 2017. "Sasarannya tidak spesial manula yang kesepian. Tapi kenyatataan menunjukkan, struktur demografi memang mengalami perubahan drastis, dan interaksi antar manusia turun", ujar Kitaoka.
"Argumen produksi dan penjualan Kirobo mirip dengan pada produk mobil Toyota", tambah Kitaoka. "Ada yang memandang mobilnya cuma sebagai alat transportasi belaka, ada juga yang menganggapnya sahabat. Demikian juga analoginya dengan Kirobo", ujar GM Proyek Toyota Motors Corporation itu menambahkan.
Robot Canggih untuk Aksi Penyelamatan
Apa yang harus mampu dilakukan robot yang ditugaskan saat tengah terjadi bencana?
Foto: DW/Fabian Schmidt
Robot Pengganti Manusia
Robot dikerahkan untuk melakukan hal berbahaya. Misalnya di PLTN Fukushima yang rusak. Robot bisa membantu menjadi "mata" para petugas untuk melihat situasi di lokasi bencana. Lengan robot bisa membuka pintu, membersihkan puing atau menjinakkan bom. Kelemahannya, robot bergerak lamban di lokasi yang tidak dikenalnya.
Foto: Yoshikazu Tsuno/AFP/Getty Images
Robot Ekskavator
Tipe robot ini misalnya mampu memeriksa truk tangki yang mengalami kecelakaan. Tugasnya adalah menutup pentil tangki yang terbuka atau menemukan jerigen rusak berisi bahan kimia, memasukkannya ke dalam tong dan menutupnya.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Sistem Kendali Jarak Jauh
Insinyur dari akademi teknologi militer Polandia (WAT) mengembangkan robot ekskavator untuk mensimulasikan pencarian bom. Ia mengendalikan robot tersebut dari jarak jauh dengan jarak yang aman.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Mengatasi Bahaya
Jika terjadi kesalahan dalam penjinakan dan bom meledak, memang robot akan rusak, tapi petugas penjinak bom terjaga keselamatannya. Robot ekskavator bisa dimanfaatkan untuk tugas militer dan juga sipil.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Lokasi Sulit
Saat tim penyelamat tidak lagi punya akses ke lokasi kejadian, kerap kali dibutuhkan robot. Kamera membantu kasus semacam ini. Sistem kemudi ini bisa dirakit di kontainer biasa dan dibawa dengan cepat ke lokasi. Teknisi bisa mengendalikan robot melalui gelombang radio, walau robot sudah tidak terlihat lagi.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Sensor Bantuan
Dalam kebakaran di terowongan, kamera biasa tidak berguna lagi. Asap dan kegelapan menutupi pandangan. Sensor laser yang bisa meraba area kecelakaan secara tiga dimensi juga tidak berguna, karena asap memutus sinar laser. Para insinyur lalu mencoba cara lain. Di antaranya dengan antena radar.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Bergerak Sendiri
Jika kontak dengan pengendali terputus, robot harus menemukan jalan sendiri. Sensor mobil ini bisa merekam situasi sekitarnya. Data yang diperoleh bisa menghasilkan gambar keseluruhan. Kendaraan ini harus bisa memenuhi tugasnya secara independen. Misalnya, menemukan pusat kebakaran dan membuat peta yang memberi informasi jalur yang aman bagi tim penyelamat.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Kendaraan Roda Rantai
Robot buatan WAT ini berupa kendaraan roda rantai yang dua bagian kendaraan dihubungan dengan engsel. Robot ini mampu melewati tangga gedung, bandara atau stasiun kereta. Selain itu, robot juga cukup besar dan kuat untuk dilengkapi dengan peralatan teknik.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Ukuran Kecil
Robot berukuran mungil ini memang mampu melewati lubang atau celah sempit. Namun, ia tidak mampu dilengkapi dengan banyak sensor dan teknologi.
Foto: DW
9 foto1 | 9
Kirobo yang tingginya hanya 10 sentimeter dan bobotnya kurang dari 200 gram, memiliki kemampuan melakukan percakapan dasar selama 2,5 jam sebelum akunya harus diisi ulang. Robot imut ini dibanderol sekitar 400 USD atau sekitar 5 juta Rupiah dan setiap bulan harus membayar iuran appilikasi sebesar 3 USD atau 50.000 Rupiah ke Toyota.
Eksoskeleton Buat Manusia Masa Depan
Rangka robotik menopang gerakan tubuh manusia, entah itu untuk keperluan medis atau militer. Sejak hampir satu dasawarsa dunia sains berupaya mengembangkan eksoskeleton.
Foto: Fotolia/Jim
Kendali Jarak Jauh
Robot perempuan bernama AILA ini mendemonstrasikan bagaimana eksoskeleton seharusnya berfungsi. Ia bisa dikendalikan dari jarak jauh dengan membaca gerakan manusia. Selain industri, AILA juga bisa ditempatkan di luar angkasa.
Foto: DFKI / Jan Albiez
Berawal dari Tangan
Pusat penelitian kecerdasan buatan di Jerman, DFKI, mulai mengembangkan teknologi eksoskeleton tahun 2007 silam. Awalnya para ilmuwan fokus menciptakan tangan robotik dan sistem kendali jarak jauhnya. Kini benda yang dulu terlihat ultra modern itu menjadi salah satu benda pajangan museum.
Foto: DFKI / Studio Banck
Akurasi Tinggi
Sejak 2011, DFKI mengembangkan proyek Capio berupa dua tangan eksoskeleton yang mampu mendeteksi gerakan punggung penggunanya. Melalui proyek yang berlangsung selama dua tahun ini, peneliti berhasil meniru gerakan rumit bagian atas tubuh manusia dan mentransfernya lewat eksoskeleton.
Foto: DFKI / Annemarie Hirth
Kendali Jarak Jauh dari Rusia
Tidak cuma Jerman, peneliti Rusia di Magnitogorsk juga ikut mengembangkan sistem pengendali jarak jauh lewat eksoskeleton. 2013 silam peneliti DFKI di Bremen berhasil mengendalikan sebuah robot di Magnitogorsk. Sebaliknya ilmuwan Rusia juga mengirimkan perintah gerakan kepada robot AILA di Bremen.
Foto: DFKI Robotics Innovation Center/Screenshot
Gerakan Tangan Alami
Berbeda dengan sistem yang dikembangkan di beberapa negara lain, sensor eksoskeleton buatan DFKI tidak cuma berada di telapak, tetapi juga di bagian bawah dan atas lengan. Hasilnya gerakan tangan robot lebih akurat dan terlihat alami. Tapi upaya tersebut membutuhkan mekanisme dan elekronik yang lebih rumit.
Foto: DFKI/David Schikora
Kaki Robot buat Mengangkut Beban
Mulai tahun 2017, DFKI akan melengkapi eksoskeleton-nya dengan kaki robotik. Dengan begitu rangka robot ini akan mampu meniru hampir semua gerakan manusia. Selama ini penggunanya harus memanggul eksoskeleton layaknya ransel. Di masa depan beban tersebut akan sepenuhnya diambil alih oleh kaki robotik.
Foto: DW/Tatiana Ivanova
Buat Membantu Pasien Lumpuh
Eksoskeleton sebenarnya sudah pernah digunakan untuk membantu pasien yang lumpuh. Pada pesta pembukaan Piala Dunia 2014 di Brasil, ilmuwan mendemonstrasikan pencapaian teknologi tersebut. Nantinya eksoskeleton akan dilengkapi dengan baterai dan dibangun dengan material yang lebih ringan.
Foto: cotesys.org
Robot di Luar Angkasa
Saat ini eksoskeleton sedang diujicoba di luar angkasa melalui simulasi tiga dimensi. Ambisi terbesar dunia antariksa antara lain adalah menempatkan robot di planet lain dan mengendalikannya lewat eksoskeleton dari bumi. Dengan cara itu, robot akan mampu menggantikan astronot pada misi-misi berbahaya.