Robot zaman sekarang bisa memasuki area bencana yang berbahaya bagi manusia, juga menggenggam buah kecil yang halus tanpa menghancurkannya. Namun, robot tetap tidak punya kecerdaasan seperti manusia.
Iklan
Dalam berbagai bidang, robot sudah sangat maju, dan semakin pintar. Penggemar dan pemerhati teknik robotika, Werner Hampel mengatakan, robot nyaris bisa melakukan segalanya lebih tepat dan cepat, dan mereka punya kekuatan lebih besar.
Apakah robot-robot pintar ini akan segera mengantikan manusia? Sebaik apa kemampuan mereka sekarang? Ahli teknik robot Steffen Wischmann mengungkapkan, yang jadi tren teknik robotika saat ini adalah penggunaan materi yang tidak terlalu keras, jadi yang lunak. Steffen Wischmann membimbing program pemerintah, yang menyokong teknik robotika. Ia sangat mengenal perkembangannya.
Ia mengemukakan pula, dulu masalah yang dihadapi dalam teknik robotika adalah, kalau robot harus melakukan sesuatu atau mengambil dengan tangan mekaniknya. "Kita harus mendefinisikan terlebih dahulu, bagaimana penampilan obyek yang ingin diambil robot.
Robot sekarang lebih fleksibel
Teknik baru membuat robot lebih fleksibel. Buah raspberry yang lunak tidak akan rusak jika dipegang robot paling anyar. Para peneliti juga mendapat inspirasi dari Kirigami, kesenian memotong kertas dari Jepang. Plastik yang lunak dilekukkan dengan cara tertentu. Dengan demikian, robot bisa mengambil berbagai benda. Itu ibaratnya revolusi kecil.
Robot Belum Bisa Gantikan Manusia?
03:42
Dengan demikian, semakin banyak robot bisa melaksanakan panen buah dan sayuran. Model pertama sudah ada. Tapi masih tanpa kemampuan bekerja dengan halus. Sejumlah perkebunan sudah diubah sesuai dengan kebutuhan robot. Karena pekerja pemanen semakin sulit ditemukan di negara-negara industri maju, kebutuhan di bidang itu sangat besar.
Menurut Werner Hampel, yang juga memberikan konsultasi kepada perusahaan yang ingin membeli robot, robot bisa membebaskan kita dari pekerjaan kasar, juga pekerjaan yang rasanya seperti pekerjaan budak, juga pekerjaan rutin.
Origami, yang juga dari Jepang, jadi inspirasi kegunaan robot berikutnya. Teknik melipat kertas itu memberikan ide bagi kendaraan robot yang fleksibel, misalnya untuk menolong manusia setelah gempa bumi.
Iklan
Robot akan bekerja di lingkungan yang baru
Wirschman mengemukakan, di masa depan kita akan semakin melihat jauh lebih banyak lagi kegunaan robot dalam lingkungan yang tidak terstruktur, dan yang tidak kita kenal sebelumnya. "Itu semakin kita lihat sekarang pula," ujar Wirschmann, "bagaimana robot bisa beradaptasi untuk melakukan aksi dan mengenali situasi di sekelilingnya.”
Robot semakin banyak mengambil alih pekerjaan. Sekarang ini robot juga sudah ikut bekerja di bidang konstruksi bangunan. Ini salah satu bidang yang selama ini tidak menggunakan robot.
Namun, pekerjaan apa yang masih akan dilakukan manusia di masa depan, jika robot semakin bagus dan semakin mirip manusia? Hampel mengatakan, ancaman kehilangan pekerjaan karena kemajuan teknologi selama ini tidak ada, karena selalu ada pekerjaan baru yang berkualitas lebih tinggi. Menurutnya, itu juga akan terus terjadi di masa depan.
5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia
Lima abad sejak pertama kali diciptakan, kecanggihan robot makin ‘menggila’. Tak hanya tampilannya yang makin mirip dengan manusia, perannya juga mulai menggantikan tugas penciptanya.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
Bisa baca berita
Profesi pembaca berita atau news anchor mulai tergantikan tugasnya sejak Jepang menciptakan kodomoroid. Android yang diciptakan tahun 2014 itu bisa lancar melaporkan berita dalam berbagai bahasa, tanpa tersandung-sandung. Dia bahkan diprogram dengan rasa humor. Memang, dia masih sedikit kaku - untuk jenisnya yang sekarang ini.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
AI dari Beijing
Baru tahun 2018, Cina sukses mengembangkan robot pembaca berita yang mampu bekerja hingga 24 jam. Robot yang dilingkapi kecerdasan buatan (AI) itu dikembangkan Xinhua dan perusahaan mesin pencari Cina Sohou. Pembaca berita ini dirancang meniru suara manusia, ekspresi wajah hingga gerak tubuh.
Foto: Getty Images/AFP/STR
Tangan baja
Namun jauh sebelum tokoh humanoid diciptakan, perangkat palsu sebenarnya sudah dikembangkan untuk menggantikan anggota badan yang hilang. Model awal ditemukan pada mumi Mesir antara 950-710 SM. Bagi penggemar sains fantasi, protesa baja dan kuningan era Victoria ini mungkin keren. Namun, bagi orang lain, tangan-tangan palsu ini agak menyeramkan.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
Biksu pendeta 'Frankenstein'
Robot terbaru tahun 2019, adalah robot pendeta di Kuil Kodaiji di Kyoto, Jepang. Sebagaimana biksu manusia, ia juga memberikan wejangan pada pengunjung kuil. Meski menuai kritik dari luar karena dibandingkan dengan Frankenstein, warga lokal justru beri respon positif. Robot ini diharapkan bisa merangkul generasi muda yang kurang familier dengan agama Buddha yang dianut sekitar 30% warga Jepang.
Foto: Getty Images/AFP/C. Triballeau
Asal mula robot biksu
Istilah "robot" sebenarnya sudah tidak digunakan sampai tahun 1920, karakter mekanik telah diciptakan selama berabad-abad. Di antaranya untuk menghidupkan kembali cerita-cerita Alkitab. Karakter biksu ini misalnya, berasal dari Spanyol dan diperkirakan sudah dibuat sejak tahun 1560.
Foto: Smithsonian Institution/Jennie Hills
Bayi animatronik
Dalam pameran robot di Museum Sains London, pengunjung menyaksikan robot mirip bayi manusia. Sama seperti bayi baru lahir, gerakan robot bayi ini terbatas pada lengan dan kaki; tampak seperti bernapas dan bisa bersin. Robot seperti ini digunakan untuk produksi film. Mereka amat mirip bayi, sehingga orang merasakan emosinya ketika menyaksikan robot bayi ini.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
Gantikan tugas manusia
Semakin lama robot makin digunakan untuk menggantikan tugas manusia dalam pekerjaan industri. Mengapa orang harus melakukan tugas-tugas yang dianggap kotor atau berbahaya - ketika robot dapat melakukannya? Hanya butuh waktu beberapa menit untuk pekerja reguler untuk "mengajarkan" robot Baxter tugas baru. Robot ini dijual seharga $25.000.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
Ilmiah di balik fiksi
Pameran robot di London 2017 memutar film yang berfokus pada kecerdasan buatan, seperti film Steven Spielberg "A.I. Artificial Intelligence" (2001) dan film Alex Garland "Ex Machina" (2015). Bintang film Alicia Vikander berperan sebagai robot yang sangat canggih (gambar). Semakin menjadi bagian dari realitas kita, tema-tema film tersebut tidak lagi sekadar fiksi ilmiah yang surealis
Foto: picture-alliance/AP Photo/A24 Films
Makin canggih
Android open source Rob Knight (ROSA) adalah robot "anthropomimetic" pertama. Ia mereproduksi struktur tubuh manusia. Robot yang ditampilkan di pameran di Museum Sains di London tidak hampir sama dengan android dari serial TV "Westworld," tapi mereka terus memprovokasi refleksi tentang apa artinya menjadi manusia.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
I'll be back
Persepsi kita atas robot telah sangat dipengaruhi oleh seni. Dalam film R.U.R, robot bangkit untuk hancurkan penciptanya. Sejak itu, film juga berkontribusi dengan konsep cerita serupa. Salah satu robot yang paling ikonik dalam sejarah film diciptakan oleh James Cameron pada tahun 1984 dengan film thriller-nya, "The Terminator," dimana kata-kata “I’ll be back!” di film ini jadi legendaris.
Foto: picture-alliance/dpa/M. S. Gordon/2015 Paramount Pictures
Robot pertama di bioskop jenis kelaminnya perempuan
Fritz Lang perintis fiksi ilmiah karya "Metropolis" (1927) menampilkan salah satu robot pertama sejarah film: "Maschinenmensch" (manusia mesin). Latar belakang kisahnya tahun 2026. Dikisahkan di film ini, ilmuwan ciptakan robot untuk mereproduksi perempuan yang dicintainya, Maria.
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
Mari kita sebut mereka robot
Pada tahun 1920, penulis Ceko, Karel Capek menemukan kata "robot" untuk drama fiksi ilmiahnya: "R.U.R." (Rossum's Universal Robots). Istilah robot berasal dari bahasa Ceko "robota," yang berarti buruh kerja paksa. Drama “R.U.R” diterjemahkan ke dalam 30 bahasa. Dalam gambar ini, "Eric" (kanan) adalah reproduksi dari salah satu robot pertama di dunia, berasal dari tahun 1928. (Ed: ap/vlz/vv)
Foto: Plastiques Photography, courtesy of the Science Museum
12 foto1 | 12
Robot yang bisa digunakan untuk segalanya, setara dengan manusia, itu impian setiap ibu dan bapak rumah tangga. Tapi dalam beberapa puluh tahun mendatang itu tidak akan bisa dibeli.
"Robot humanoid ini tidak masuk akal." Begitu dikemukakan Werner Hampel dan menambahkan, "Coba saja pikir, seberapa banyak energi yang dibutuhkan robot berkaki dua?”
Steffen Wischmann berpendapat serupa, "Orang harus mengeluarkan 100.000, 200.000 Euro, untuk membeli satu robot seperti itu untuk di rumah. Tidak akan ada konsumen yang bersedia membayar.”
Sebaliknya, dalam kehidupan sehari-hari, akan terlihat semakin banyak robot yang melakukan pekerjaan spesial. Mereka mengikuti dan membuat hidup kita lebih mudah. (ml/Inovator)