Sebuah software pendeteksi wajah yang digunakan Kementerian Dalam Negeri Selandia Baru menolak foto seorang warga negara berwajah Asia. Piranti lunak tersebut mengira matanya terpejam.
Iklan
Seorang pria warga Selandia Baru berlatarbelakang Asia ditolak kewarganegaraannya oleh piranti lunak yang digunakan Departemen Dalam Negeri. Richard Lee yang tinggal di Melbourne, Australia, sedianya hendak memperpanjang paspornya di kedutaan besar Selandia Baru sebelum pulang ke negaranya untuk merayakan hari Natal.
Namun piranti lunak tersebut menolak permohonan perpanjangan paspor milik Lee karena menilai "matanya terpejam" saat difoto. Lee yang berusia 22 tahun dilahirkan di Taiwan, namun besar di Selandia Baru. Kabar mengenai penolakan tersebut sontak tersebar di media-media sosial. Beberapa pengguna bahkan menilai pemerintah menggunakan software "rasis".
Masalah "Pencahayaan"
Namun begitu jurubicara Kementerian Dalam Negeri, Steve Corbett, menepis dugaan tersebut. Menurutnya sistem yang digunakan tidak mendiskriminasi "kelompok individual tertentu." Dalam kasus Lee ia menyebut penyebabnya adalah pencahayaan studio.
"Masalah paling umum adalah cahaya lampu menyisakan bayangan pada wajah yang oleh teknologi pendeteksi wajah diintrepretasikan sebagai mata tertutup dan mengirimkan pesan yang salah," ujarnya. Ia menambahkan hingga 20% foto yang dikirimkan secara online ditolak dengan berbagai macam alasan.
Lee yang sedang menempuh studi teknik antariksa di Royal Melbourne Institute of Technology mengatakan tidak terganggu oleh penolakan tersebut. "Saya melihatnya dengan humor karena ini sudah jelas kesalahan program dalam software pendeteksi wajah," ujarnya.
10 Negara Paling Damai di Dunia
Global Peace Index adalah gambaran kesediaan negara untuk berdamai, berdasarkan perbandingan relatif. Indeks dibuat komisi pakar internasional, yang bekerja sama dengan harian The Economist. Berikut peringkat 1-10.
Foto: Getty Images/P. Walter
Islandia
Islandia terkena dampak kemerosotan ekonomi dunia akhir 2008. Industri investment bankingnya ambruk. Karenanya terjadi demonstrasi dan sejumlah orang cedera. Itu juga sebabkan pemerintah koalisi ambruk Januari 2009. Tapi Islandia tetap damai dan kembali berkembang. Bagi penggagas GPI, Steve Killelea, ini indikasi dan contoh jelas bahwa negara damai lebih ulet dan mampu mereparasi diri.
Foto: picture-alliance/dpa
Denmark
Denmark sudah duduki peringkat kedua sejak tahun lalu. Seperti negara Skandinavia lainnya, Denmark menikmati hubungan internasional yang baik dan tingkat kriminalitas rendah. Tingkat kepemilikan senjata juga rendah, demikian halnya dengan konflik terorganisir. Sebagai anggota NATO Denmark kirim 500 tentara ke Irak mulai Juni 2003. Tentara ditarik kembali Agustus 2007.
Foto: Karsten Bidstrup/picture-alliance/dpa
Austria
Austria nyatakan diri permanen netral 1955. Artinya: tidak memihak siapapun dalam peperangan. Anggaran militernya secara persentasi dari GDP adalah yang terkecil di dunia. Austria kirim tentara untuk misi penjagaan perdamaian di Serbia dan Afghanistan. Poin diraih dari angka kriminal kecil plus hubungan baik dengan negara tetangga. Negara ini juga diberi nilai bagus dalam hal HAM. Foto: Wina
Foto: imago/V. Preußer
Selandia Baru
Negara ini berada di peringkat atas dalam beberapa tahun terakhir. Negara pulau kecil di bagian selatan Samudra Pasifik populasinya hanya empat juta penduduk, 80% tinggal di perkotaan. Menyangkut hubungan antara warga asli Maori dan pendatang Eropa, penggagas GPI Killelea mengatakan negara itu beri contoh kemampuan jembatani perbedaan etnis dan jadi bangsa yang damai. Foto: ibukota Wellington
Foto: DW /Ulrike Sommer
Swis
Swis punya ekonomi dan pemerintahan yang stabil. Negara di pegunungan Alpen itu sudah bersikap netral sejak sebelum Perang Dunia I. Tingkat kriminalitas rendah, tetapi jumlah pembunuhan tinggi. Tentara Swis boleh membawa senjatanya pulang. Bank-bank besar Swis sejak lama jadi surga investor asing karena tingkat kerahasiaan yang tinggi, dan ikut terkena dampak krisis ekonomi global. Foto: Bern.
Foto: Getty Images/M. Hewitt
Finlandia
Rakyat Finlandia nikmati politik kuat dan stabil. Kasus kriminal berat sangat rendah. Tetapi negara itu catat angka pembunuhan sedikit lebih tinggi daripada negara tetangga Skandinavia. Pemerintah Finlandia jalankan politik non aliansi sejak berakhirnya Perang Dingin dan netral menyangkut perang Irak. Finlandia bukan anggota NATO tapi ikut kirim tentara untuk jaga perdamaian di Afghanistan.
Foto: picture alliance/Alexander Farnsworth
Kanada
Tingkat keamanan dalam negeri Kanada hampir sama dengan negara-negara Skandinavia. Negara itu ikut misi NATO di Afghanistan mulai 2008, dan mengalami kerugian berupa korban jiwa. Foto: sebuah feri di teluk Howe Sound dekat Vancouver
Foto: picture-alliance/robertharding/C. Kober
Jepang
Ekonomi Jepang termasuk dalam lima besar di dunia. Penduduknya berjumlah 127 juta orang, dan dilarang memiliki senjata api. Dari segi rendahnya tingkat kriminalitas dan angka pembunuhan Jepang termasuk yang paling baik di dunia. Foto: skyline Tokyo
Foto: AFP/Getty Images/K. Nogi
Australia
Australia adalah negara keenam terbesar di dunia secara geografis. Tingkat konflik intern terorganisir rendah, dan HAM cukup diperhatikan. Tetapi peringkat negara ini turun karena sejak 2003 negara itu kirim ratusan tentara ikut dalam misi di Irak dan Afghanistan yang dipimpin AS. Ekonomi negara itu relatif sehat. Foto: Brisbane.
Foto: Fotolia/kraskoff
Republik Ceko
Dianggap "salah satu negara bekas komunis yang paling stabil dan maju di Eropa Tengah/Timur" oleh CIA. Ceko jadi anggota Uni Eropa 2004 dan ikut dalam grup mata uang Euro di 2012. Tingkat kriminal terorganisirnya rendah. Ceko punya hubungan baik dengan negara tetangganya, kecuali perseteruan soal pembangkit tenaga nuklir dekat perbatasan dengan Austria, yang ditentang warga Austria. Foto: Praha