Duel dua pembalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, kembali memicu gemuruh di GP Italia. Hamilton kali ini berhasil mengamankan posisi terdepan berkat dua kesalahan yang dibuat Rosberg
Iklan
Dua kesalahan yang dibuat Nico Rosberg cukup membuka jalan bagi Lewis Hamilton menjuarai GP Italia di Monza. Pembalap Jerman itu sejatinya memimpin sejak awal. Namun Rosberg terlambat mengerem. Ia terlempar keluar dari sirkuit dua kali dan Hamilton menduduki posisi terdepan hingga finish.
Duel dua pembalap Mercedes AMG itu sejak awal memicu gemuruh jelang GP Italia. Pekan sebelumnya keduanya terlibat kecelakaan. Rosberg mampu finish, sementara Hamilton terpaksa mengakhiri balapan dini. Mercedes sampai mengancam akan mendepak salah satu pembalap jika insiden serupa terulang.
Di Italia keduanya terkesan kuat tidak ingin melakukan kesalahan konyol. Ketika Legenda F1 Jean Alessi bertanya pada Hamilton pada upacara penyerahan piala, "apakah kalian kini berteman lagi?," pembalap Inggris itu menjawab kering, "ya tentu, kami adalah rekan setim."
Hubungan antara kedua pembalap yang masih renggang ditanggapi santai oleh Direktur Mercedes, Toto Wolf. "Normal saja jika persaingannya memanas. Selama tidak melanggar aturan internal dan merusak reputasi perusahaan keluar, kami tidak peduli."
Mercedes, Sendiri di Depan
Kerugian terbesar buat Rosberg dari hasil di Italia bukan kehilangan angka. Putra legenda F1 Keke Rosberg itu saat ini masih memimpin dengan perbedaan 22 angka dari Hamilton. Namun kemenangannya di Monza sebenarnya bisa menjadi pukulan telak buat kepercayaan diri Hamilton.
Dan ini membuat Rosberg gusar.
"Mengerem di ujung lintasan lurus dan panjang adalah titik kritis. Lewis menekan dari belakang. Saya berusaha menemukan kecepatan tambahan dengan telat menginjak pedal rem. Pada saat itulah kesalahan ini terjadi," ujar Rosberg.
Secara umum performa Mercedes di Monza semakin memperlebar jarak dengan tim yang lain. Duo Williams, Felipe Massa dan Valtteri Bottas yang juga digenjot oleh mesin Mercedes terpaut jauh di tempat ketiga dan keempat.
Sementara Daniel Ricciardo kembali berhasil mengalahkan rekan setimnya Sebastian Vettel kendati harus mengawali balapan dari posisi sembilan.
rzn/hp (dpa,sid)
Wajah Formula 1 Musim 2014
Ajang balapan paling bergengsi di dunia dimulai akhir pekan 15/16 Maret. Semua tim berambisi menggagalkan Sebastian Vettel. Ironisnya pembalap Jerman itu kali ini tidak dianggap sebagai favorit juara.
Foto: picture-alliance/dpa
Awan Gelap buat si Banteng Merah
Juara dunia empat kali, Sebastian Vettel (ki.) akan kesulitan mencatat gelar ke-lima berturut-turut. Mobil RB10 yang dibesutnya lebih sering mangkrak di garasi ketimbang di atas sirkuit selama fase uji coba di Jerez dan Dubai. Vettel tahun ini ditemani oleh pembalap Australia, Daniel Ricciardo (ka.) yang tampil apik bersama Toro Rosso musim lalu.
Foto: Getty Images
Panah Perak Dominan di Fase Ujicoba
Mercedes sejak musim lalu sudah digadang-gadang akan digdaya musim ini. Sebuah perkiraan yang tepat, karena die Silberpfeile mendominasi fase uji coba dan mampu mencatat jumlah lap paling banyak di antara tim yang lain. Terlebih, bersama Nico Rosberg (ki.) dan bekas juara dunia Lewis Hamilton (ka.), Mercedes memiliki dua pembalap yang terbukti mampu menjuarai balapan.
Foto: Getty Images
Dua Juara Dunia buat Ferrari
Untuk mematahkan dominasi Sebastian Vettel, Ferrari tidak tanggung-tanggung memadukan dua bekas juara dunia di kubunya, yakni Fernando Alonso dan Kimi Räikkönen. Kedua pembalap dikenal egois dan akan bertarung memperebutkan status nomer satu di tim kuda jingkrak tersebut. Kendati begitu Presiden Ferrari, Luca di Montezemolo mengakaui, duet maut yang diusung timnya, cukup "berbahaya."
Foto: Getty Images
Kembali ke Papan Tengah
Lotus, kuda hitam musim lalu, sempat tertatih lantaran masalah keuangan. Pembalap andalannya, Kimi Räikkönen terpaksa dilepas ke Ferrari. Bersama Roman Gorsjean (ki.) yang tampil solid di penghujung musim lalu dan Pastor Maldonado (ka.) yang membawa dukungan finansial dari Venezuela, Lotus mengandalkan pembalap lapis kedua.
Foto: picture alliance/DPPI Media
Tua dan Muda di McLaren
Bersama pembalap Inggris, Jenson Button yang kenyang pengalaman dan debutan Formula 1, Kevin Magnussen, McLaren mengusung duet senior-junior musim ini. Bekas juara dunia dan pembalap Denmark berusia 21 tahun itu bakal membesut mobil yang selama fase ujicoba mampu tampil kompetitif. Selain itu Ron Dennis kembali mengomandoi tim asal Inggris tersebut. Bersamanya McLaren mengalami masa keemasan
Foto: Getty Images
Karir yang Tertahan
Pembalap Jerman, Nico Hülkenberg adalah bintang baru Formula 1. Penampilan apiknya musim lalu membuat "the Hulk" diisukan akan bergabung dengan Ferrari dan Lotus. Namun nasib berkata lain. Hülkenberg kembali ke bekas timnya, Force India, bersama pembalap Mexiko, Sergio Perez. Jika ia kembali tampil maksimal, bisa dipastikan Hülkenberg bakal membesut buat tim papan atas musim depan.
Foto: Mark Thompson/Getty Images
Awal baru Buat Sutil
Selama ini ia cuma pernah membalap buat Force India. Kini Adrian Sutil berpadu dengan pembalap Mexiko, Esteban Gutierrez untuk tim Sauber. Walaupun membawa banyak pengalaman, Sutil tidak bisa menghadirkan sponsor berkocek tebal. Sebab itu pula Sauber musim ini harus kembali bersaing dengan dana terbatas.
Foto: Getty Images
Remaja Rusia
Toro Rosso, tim yang berinduk kepada Red Bull, kembali membuktikan diri sebagai wadah buat pembalap muda. Daniil Kvyat yang baru berusia 19 tahun adalah pinangan terbaru. Kendati berusia belia, pembalap Rusia itu bahkan sudah dianggap lebih matang ketimbang rekan setimnya, Jean-Eric Vergne. Kvyat diharapkan bisa mengulang sejarah Vettel yang juga mengawali karir di tim yang sama.
Foto: picture-alliance/dpa
Kebangkitan Williams?
Williams mengawali musim 2014 dengan kabar optimis. Usai berpaling dari Renault, tim tradisional asal Inggris itu mendapat Mercedes sebagai pemasok mesin yang baru. Pilihan itu terbukti jitu karena mesin Mercedes tampil maksimal selama ujicoba. Berbekal pengalaman bekas pembalap Ferrari Felipe Massa dan pembalap Finnlandia Valteri Bottas, Williams berharap bisa mengumpulkan angka di musim ini
Foto: picture-alliance/dpa
Hijau adalah Harapan
Caterham yang kini dikuasai konglomerat asal Malaysia, bakal bersaing dengan target yang realistis. Untuk itu tim bercorak hijau ini mengusung pembalap belia, Marcus Ericsson dan Kamui Kobayashi yang kembali ke ajang Formula 1 usai jeda selama setahun. Buat saya "yang penting bisa finish," kata Ericsson ketika ditanya soal peluangnya.
Foto: Getty Images
Tanpa Harapan
Kendati membesut mesin Ferrari, Marussia tetap akan masih menghiasi papan bawah klasemen. Pembalap Inggris, Max Chilton dan Jules Bianchi dari Perancis mengemban target yang cukup realistis, yakni untuk menyentuh garis finish di setiap balapan, bahkan jika dari posisi paling belakang sekalipun.