Dalam mengatasi terorisme, masih ada sedikit waktu untuk rumuskan peran TNI secara lebih elegan, tanpa ada satu pihak pun, baik TNI atau Polri, yang merasa dinomorduakan. Simak opini Aris Santoso.
Iklan
Salah satu isu krusial dalam revisi UU Antiterorisme, adalah bagaimana mengatur posisi TNI dalam perang melawan teror. Bersamaan dengan hangatnya tentang RUU Antiterorisme, serangkaian aksi teror terus terjadi, termasuk konflik berlarut di Marawi (Filipina Selatan), yang secara geografis relatif dekat dengan wilayah perbatasan Tanah Air.
Mungkinkah ini semacam sinyal? Walau bagaimanapun selalu ada ruang bagi TNI dalam menanggulangi segala bentuk aksi teror, khususnya bila eskalasi sangat tinggi, dengan perkiraan dapat menggoyahkan kedaulatan negara. Bagi para anggota parlemen di Senayan, masih ada sedikit waktu untuk merumuskan peran TNI secara lebih elegan, tanpa ada satu pihak pun, baik TNI atau Polri, yang merasa dinomorduakan.
Sekadar catatan tambahan, sebagaimana halnya dengan Densus (Detasemen Khusus) 88 Polri yang memiliki rekam jejak dan pemetaan jaringan teroris. Lembaga intelijen TNI (seperti Bais) juga melakukan hal yang sama, jadi sebenarnya yang dibutuhkan adalah sinergi antarlembaga. Bahkan aparat intelijen TNI sudah melakukan aktivitas hingga ke Turki, untuk memonitor (termasuk memotong) jaringan ISIS.
Regulasi dan Konteks Waktu
Setiap regulasi yang lahir, tidak dapat dipisahkan dari konteks waktu, termasuk Undang-Undang Antiterorisme (versi 2003) yang kini sedang dibicarakan, tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Bom Bali I (Oktober 2002). Dalam undang-undang (versi 2003) tersebut, konsep seperti deradikalisasi belum diatur secara detail, begitu juga dengan pembagian peran antara TNI dan Polri. Artinya setiap regulasi bisa direvisi, sesuai dengan aktualitas yang bisa saja berganti dari waktu ke waktu.
UU TNI yang terbit tahun 2004, memang sudah mengatur soal peran TNI dalam mengatasi terorisme, yang biasa disebut sebagai OMSP (operasi militer selain perang). Meski diktumnya tegas, namun regulasi itu masih terasa sumir, karena tidak menjawab soal yang lebih luas, yaitu soal pembagian peran antara TNI dan Polri.
Marawi: Menyerah atau Mati
Pertempuran terus berkobar antara milter Fillipina lawan milisi ISIS yang masih kuasai sebagian kota Marawi. Sejauh ini 100 orang tewas, beberapa diantaranya jihadis asing. Kota dinyatakan kawasan darurat perang.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Jihadis ISIS Masih Bertahan
Militer Filipina belum berhasil sepenuhnya membebaskan kota Marawi dari cengkraman jihadis Islamic State (ISIS). Sampai hari ke-8 operasi militer, masih terus terdengar kontak senjata di jalanan kota di selatan Filipina itu.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Kibaran Bendera Hitam Teroris
Milisi gerombolan "Maute" menyerang kota dan mengibarkan bendera hitam ISIS, setelah militer menangkap salah satu pentolannya di kota Marawi. Milisi Maute di Mindanao telah menyatakan kesetiaan kepaada kalifat ISIS.
Foto: Reuters/E. de Castro
Korban Tewas di Pinggir Jalan
Teroris kalifat Islamic State (ISIS) menunjukkan kebrutalannya dalam perang melawan tentara pemerintah Filipina. Kaum jihadis juga tak kenal ampun membunuh anak-anak
dan melemparkan jasadnya ke parit di pinggir jalan.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Helikopter Ganggu Puasa Ramadan
Militer Filiipina juga gempur jihadis "Maute" dari udara menggunakan helikopter. Seorang jurubicara pemerintah meminta maaf kepada warga Muslim Marawi, karena dengan itu menganggu ibadah puasa mereka.
Foto: Reuters/E. de Castro
Darurat Militer Basmi Separatisme
Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat perang di kawasan Marawi dan sekitarnya. Ia juga menyerukan kelompok separatis moderat untuk bergabung dalam ketentaraan. Sejak tahun 1960-an militer berperang untuk menumpas kaum separatis Muslim di kawasan selatan Filipina.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Warga Mengungsi
Lebih 90 persen penduduk kota Marawi telah mengungsi meninggalkan kotanya yang dikoyak pertempuran. Banyak yang tergesa-gesa dan panik menyelamatkan diri dengan meninggalkan harta benda miliknya.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Marawi Membara
Kontak senjata hebat terus terjadi di sejumlah bagian kota. Marawi kian membara. Jumlah korban tewas terus bertambah, banyak jasad bergelimpangan di jalanan. Organisasi bantuan lokal melaporkan lebih 100 orang tewas dalam pertempuran.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Terkepung dan Mengharap Evakuasi
Lebih 2000 warga masih terjebak di dalam kota dan mengharap segera dievakuasi. Saat ini mereka tersebar di 38 kamp penampungan sementara di kota Marawi yang terus dikoyak kontak senjata.
Foto: Reuters/E. de Castro
Yakin Menang
"Mereka yang tidak mau menyerah, akan mati". Begitu ancaman jurubicara militer terhadap jihadis "Maute" di kota Marawi. Tapi militer masih harus bekerja keras bertempur melawan kaum militan, untuk merebut kawasan kota, jalan demi jalan dan rumah demi rumah. Penulis: Peter Hille (as/ml)
Foto: Reuters/E. de Castro
9 foto1 | 9
Konflik laten
Demikian rumitnya pengaturan koordinasi itu, sampai Presiden Jokowi meluangkan waktu untuk turun tangan, yang menghimbau ada peran bagi satuan antiteror TNI. Perhatian khusus Presiden Jokowi dalam kasus ini, tentu dilatari pertimbangan yang lebih strategis, agar regulasi ini tidak memicu konflik baru antara militer dan polisi, mengingat kenyataan empirik di lapangan, konflik antara anggota dua institusi tersebut bersifat laten.
Bila kalangan CSO (civil society organization), utamanya dari komunitas intelektual dan pembela HAM, cenderung lebih memprioritaskan peran polisi, kemungkinan disebabkan masih adanya trauma tersendiri terhadap militer, yang di masa lalu sempat mencederai demokrasi. Rasa cemas dari CSO belum bisa dipulihkan, meskipun dengan diberlakukannya UU TNI (2004), Panglima TNI (saat itu) Jenderal Endriartono Sutarto (Akmil 1971) menyatakan, TNI tunduk sepenuhnya pada otoritas sipil, sebagai prasyarat negara demokratis.
Figur Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang dikenal aspiratif juga ikut menentukan. Dengan kapasitas intelektualnya yang mumpuni, Tito memberi akses seluas-luasnya bagi CSO dalam memberi masukan. Sementara pada bagian ini, pihak TNI sedikit abai, jadi masalahnya hanya soal komunikasi.
7 Organisasi Teror Paling Ditakuti Pimpinan Dunia
Pemimpin dunia mengidentifikasi terorisme internasional sebagai ancaman paling serius bagi stabilitas global. Walau kriteria terorisme terus berubah, namun kebrutalan 7 kelompok teror ini membuat ngeri pemimpin dunia.
Foto: Reuters/K. Ashawi
Islamic State di Irak dan Suriah (ISIS)
Didirikan 2004 tapi baru terkenal secara global 2014 setelah mengumumkan sepihak berdirinya kekalifahan di kawasan luas Irak dan Suriah. Di bawah pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, ISIS terkenal lewat teror brutalnya, antara lain pemenggalan kepala para sandera, perbudakan seks perempuan dan penghancuran situs bersejarah.
Foto: picture-alliance/dpa
Abu Sayyaf Group
Organisasi teror di Flipina ini berbasis di kepulauan Jolo dan Basilan. Didirikan 1991 dimasukan daftar grup teroris AS 1997. Abu Sayyaf bertanggung jawab atas serangan teror sebuah ferry di Filipina (2004) yang menewaskan 116 orang. Grup ini mendapat dana dari tebusan sandera dan perompakan kapal barang. Tujuan utama Abu Sayyaf adalah mendirikan negara Islam merdeka di selatan Filipina.
Foto: Getty Images/AFP/R.Gacad
Harakat al-Shabaab al-Mijahideen
Terkenal sebagai al-Shabaab, organisasi teror ini beroperasi di kawasan Timur Afrika terutama di Somalia dan Kenya. Tahun 2006 Al Shabaab merebut kawasan luas di Somalia termasuk ibukota Mogadishu, tapi 2007 berhasil digempur mundur pasukan Somalia dan Ethiopia. Sejak itu grup beroperasi dari kawasan pedesaan dan melancarkan serangan ke kota. Anggota Al Shabaab ditaksir sekitar 9.000 orang.
Foto: Stringer/AFP/Getty Images
Tehrik-e Taliban Pakistan
Taliban di Pakistan sejak 2007 menjalin aliansi dengan sejumlah kelompok radikal lainnya di kawasan perbatasan ke Afghanistan. Kelompok ini tidak memiliki kaitan langsung dengan Taliban di Afghanistan. Grup afliasi Al Qaeda ini terutama menentang pemerintahan Pakistan serta militernya. Grup ini juga terkenal anti ideologi barat dan sering melancarkan serangan pembunuhan.
Foto: picture-alliance/dpa/TTP
Jamā’at Ahl as-Sunnah lid-Da’wah wa’l-Jihād
Kelompok teroris yang didirikan 2002 ini lebih terkenal dengan nama Boko Haram. Terutama beroperasi di Nigeria namun meluaskan aksinya di negara tetangga Chad, Niger dan Kamerun. Boko Haram membunuh sedikitnya 15.000 warga sipil dan menculik 276 gadis Chibok yang memicu kecaman internasional. Grup teroris ini berafiliasi dengan ISIS dan bertujuan menumbangkan pemerintahan Nigeria.
Foto: picture-alliance/AP Photo/G. Osodi
Tahrir al-Sham
Dulu kelompok teror yang berafiliasi dengan Al Qaeda ini bernama Front Al-Nusra. Pertengahan tahun 2016 kelompok ini menyempal dari Al Qaida dan membentuk aliansi dengan kelompok jihadis militan Sunni lainnya di Suriah dan memakai nama baru Tahrir al-Sham. Grup ini memainkan peranan utama dalam perang saudara di Suriah dan berada di pihak pemberontak yang ingin menumbangkan rezim Bashar al-Assad.
Foto: picture-alliance/Al-Nusra Front via AP
Hizbullah Libanon
Organisasi ini adalah partai politik sekaligus kelompok militan bersenjata Syiah. Didirikan 1982 dengan bantuan keuangan dan latihan militer Iran, sebagai reaksi atas invasi Israel ke selatan Libanon. Hizbullah terutama melancarkan serangan atas target Israel, Amerika dan barat. Dalam konflik Suriah, Hizbullah mendukung presiden Bashar al-Assad. Penulis: Cristina Burack (as/yf)
Foto: J. Eid/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Narasi Jenderal Tarub
Saat menjadi Komandan Kopassus periode 1992-1993, Brigjen Tarub (Akmil 1965) pernah berucap: "Sekarang adalah kondisi ketidakpastian, yang membuat kita harus lebih siap lagi.”
Konteks pernyataan Tarub tersebut terkait keberadaan satuan antiteror Kopassus, yang diasumsikan selalu aktual. Dari pernyataan Tarub di atas, bisa ditafsirkan, bahwa (setidaknya) sejak awal 1990-an, hingga hari ini negeri kita selalu didera ketidakpastian. Terus terang saya sulit untuk mengingat kembali, peristiwa (buruk) politik apa yang terjadi pada tahun 1992-1993 yang menjadi dasar Tarub mengeluarkan pernyataan adanya "ketidakpastian” tersebut. Sebab apa yang terlihat di permukaan, semuanya tampak landai. Sebagai gambaran, peristiwa politik besar sekelas "27 Juli 1996” belum lagi terlihat tanda-tandanya.
Tarub sendiri kebetulan pernah mengalami apa yang dianggap "ketidakpastian” di tingkat mikro, saat menjabat Komandan Brigade Infanteri 3 Kostrad (Makassar), tahun 1986. Tarub mampu meredam rasa frustrasi seluruh anggota brigade tersebut, yang baru saja mengalami peristiswa cukup pahit, yaitu "terpaksa” berganti baret, dari Baret Merah (Kopassus) ke Baret Hijau (Kostrad), yang bagi prajurit infanteri artinya "turun kelas”. Bisa dibayangkan bagaimana efek (negatifnya), bila rasa kecewa sekian ratus prajurit dengan naluri tempur, tidak dikelola dengan baik.
Kembali pada statement Tarub, sebagai komandan pasukan elite tentu Tarub mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di lingkaran pusat kekuasaan. Pada saat itu dukungan terhadap Soeharto tidak sesolid sebelumnya, salah satu fenomena yang paling menonjol adalah konfliknya dengan Jenderal Benny Moerdani. Artinya, sumber ketidakpastian justru terjadi di tatanan elite.
Serangan Teror Global 2017
Serangan teror dengan berbagai motif dan latar belakang juga marak di tahun 2017. Dunia mencatat, aksi teror mengatasnamakan agama tetap jadi pemicu terorisme nomor wahid.
Foto: DW/M. Hallam
Barcelona 17 Agustus 2017
Teroris menyerang turis di bulevar Las Ramblas, Barcelona dengan menabrakkan mobil van dengan kecepatan tinggi. Sedikitnya 13 orang tewas dan 100 terluka akibat serangan keji dan pengecut itu. Pelaku berhasil meloloskan diri dan masih terus dikejar aparat keamanan Spanyol. dalam aksi serupa di Cambrils, 100 km dari Barcelona, yang melukai 7 orang, polisi menembak mati 5 teroris.
Foto: picture-alliance/AP Photo/O. Duran
Jakarta 24 Mei
Bom bunuh diri menyasar target anggota polisi meledak di terminal Kampung Melayu, Jakarta Rabu (24/5). Sedikitnya 3 anggota polisi dan dua terduga pelaku serangan teror tewas. Puluhan terluka. Aparat keamanan menduga pelaku terkait jaringan Kalifat Islamic State-ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Manchester 22 Mei
Manchester diguncang serangan teror bom bunuh diri yang menyasar "target lunak", remaja yang usai nonton konser musik pop. Sedikitnya 22 orang tewas dan 59 cedera. Banyak korban adalah anak-anak, yang termuda berusia 8 tahun. Terduga pelakunya Salman Abedy (22) kelahiran Inggris dari keluarga migran Libya. Polisi Inggris menduga Salman terkait jaringan teror ISIS.
Sebuah serangan bom bunuh diri menyasar konvoi tokoh politik Abdul Ghafoor Haidary yang meninjau kawasan krisis Baluchistan di Pakistan menewaskan 28 orang dan melukai 37 lainnya. Lagi-lagi Islamic State-ISIS yang menyatakan bertanggung jawab.
Foto: Getty Images/AFP/B. Khan
Mashar i Sharif 21 April
Sebuah serangan ke kamp militer Afghanistan di Mashar i Sharif menewaskan 266 tentara Afghanistan dan lukai 160 lainnya. Penyerang adalah anggota Taliban yang menyamar jadi anggota militer dan menembaki tentara yang sedang tidur.
Foto: Getty Images/AFP/F. Usyan
Tanta dan Alexandria 9 April
Dua serangan bom bunuh diri simultan dilancarkan saat upacara Minggu Palem kaum Kristen Koptik di Mesir. Dalam serangan teror di Tanta (foto) sedikitnya 30 orang tewas dan 70 cedera. Serangan serupa di Saint Mark (Mar Amina) Church di Alexandria tewaskan 17 orang dan lukai 66 lainnya. Aparat keamanan Mesir menyebut ISIS sebagai dalang serangan.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
St.Petersburg 3 April
Sebuah serangan bom bunuh diri di stasiun kereta bawah tanah St.Petersburg Rusia, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 64 lainnya. Serangan dilancarkan menjelang kunjungan presiden Putin ke kota tersebut. Batalion Imam Shamil yang berafiliasi dengan Al-Qaida menyatakan bertanggung jawab atas aksi teror itu.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Kurskov
London 22 Maret
Sedikitnya 6 orang tewas akibat aksi yang dilakukan Khalid Masood (52). Mula-mula ia mengemudikan mobilnya dan menyeruduk pejalan kaki di kawasan Westminster, menewaskan 4 orang. Pelaku keluar dari mobil membawa senjata tajam dan menusuk mati seorang polisi, sebelum ditembak mati petugas polisi lain. Pelaku adalah mualaf yang teradikalisasi di Arab Saudi.
Foto: picture-alliance/AP/J.West
Gao 10 Januari
Serangan bom bunuh diri di dekat markas tentara NATO di Gao, Mali tewaskan 77 orang dan lukai 177 lainnya. Tidak ada tentara NATO yang jadi korban. Milisi jihadis Al Mourabitun yang berafiliasi dengan Al Qaida di Maghreb menyatakan bertanggung jawab.
Foto: Getty Images/AFP
9 foto1 | 9
Situasi kompleks sekarang ini
Bandingkan dengan situasi sekarang, yang jauh lebih kompleks, dan pada gilirannya sumber ketidakpastian menjadi tersebar pada banyak titik. Seperti tekanan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi hampir berlangsung tiap hari. Begitu tinggi frekuensinya, hingga pada sebagian besar peristiwa, sudah tidak mampu lagi dicerna publik
Pada isu primordial misalnya, yang di masa lalu tidak pernah menjadi masalah, kini bisa dipelintir untuk mendorong konflik horizontal berkepanjangan di masyarakat. Bahkan termasuk perkara yang sangat privat, seperti orientasi seksual seseorang, bisa dikemas untuk menciptakan kegaduhan yang sebenarnya tidak perlu. Semua kasus ini bila terakumulasi akan menjadi ancaman teror yang luar biasa.
Pada titik ini, narasi Tarub pada awal 1990-an menemukan momentumnya, bahwa satuan antiteror TNI, baik dari Kopassus maupun matra lain, yang sudah sangat berpengalaman dan terlatih, diberi kesempatan memberikan kontribusi terbaiknya bagi terciptanya rasa aman di masyarakat, serta kedaulatan negara.
Penulis:
Aris Santoso, sejak lama dikenal sebagai pengamat militer, khususnya TNI AD. Kini bekerja sebagai editor buku paruh waktu.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis
Waspada Teror di Berbagai Negara
Setelah rangkaian serangan teror Brussels 23 Maret, penjagaan keamanan di berbagai negara dan kota besar dunia ditingkatkan. Menimbang serangan berikutnya bisa terjadi di mana saja.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Golovkin
Eropa Hadapi Perang
Brussels masih diselubungi syok dan meratapi korban serangan Selasa. Sementara itu Perdana menteri Perancis menyatakan Eropa "hadapi perang". Para pemimpin Eropa mengadakan perundingan keamanan darurat, mengerahkan lebih banyak polisi, pakar penjinak bom, anjing pelacak dan polisi preman ke berbagai lokasi yang dinilai penting.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Penjagaan Keamanan Bandara Frankfurt
Polisi Jerman memperketat penjagaan keamanan di pintu gerbang lapangan parkir pelabuhan udara Frankfurt am Main. Perintah pengetatan keamanan diberikan setelah serangan teror terjadi di bandara udara Zaventem, Brussels dan di sebuah stasiun kereta bawah tanah di tengah kota.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Eropa Perketat Penjagaan Bandara
Lapangan udara London, Praha, Amsterdam, Wina dan banyak lainnya menempatkan lebih banyak aparat keamanan. Di bandara udara utama London, Heathrow, polisi bersenjata lengkap tampak di mana-mana. Sementara itu, polisi juga dikerahkan ke London dan kota-kota besar Eropa lainnya.
Foto: picture-alliance/epa/A. Rain
Polisi Belanda Amati Situasi
Polisi militer Belanda melakukan patroli lebih sering dengan anggota lebih banyak di lapangan udara Schiphol, Amsterdam. Serangan teror di Brussel menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai 200 orang.
Foto: picture-alliance/epa/E. Elzinga
Inggris Juga Kuatir
Pihak berwenang di lapangan udara Gatwick, Inggris meningkatkan keamanan dan patroli di areal sekitar bandar udara. Sementara pelabuhan udara Heathrow menyatakan bekerjasama dengan polisi untuk menunjukkan kehadiran aparat keamanan di banyak tempat.
Foto: Getty Images/J. Mansfield
Stasiun Kereta Api Juga Mendapat Perhatian
Selain di lapangan udara, penjagaan keamanan di stasiun kereta api juga diperketat. Jerman juga menambah penjagaan di perbatasan dengan Belgia, Perancis, Belanda dan Luxemburg. Foto: polisi Jerman di stasiun kereta api utama kota München.
Foto: Getty Images/AFP/C. Stache
Hentikan Sementara Hubungan Kereta ke Brussels
Perusahaan perkeretaapian Jerman Deutsche Bahn menghentikan untuk sementara layanan hubungan kereta cepat dengan Brussels. Menurut perusahaan itu, kereta cepat ICE kini berhenti di kota Aachen, yang berada di perbatasan dengan Belgia.
Foto: Getty Images/AFP/J. A. Gekiere
Paris Kembali Dijaga Ketat
Pihak berwenang di Paris mengatakan, keamanan di semua lapangan udara Paris kembali ditingkatkan setelah terjadinya serangan di Brussels, Selasa. Aparat keamanan dikerahkan menjaga delapan terminal bandara Charles de Gaulle dan dua stasiun kereta apinya. Lebih banyak polisi juga ditugaskan ke bandara Orly di selatan Paris dan kota Toulouse di Perancis selatan.
Foto: picture-alliance/epa/E. Laurent
Rusia Evaluasi Ulang Keamanan
Di Moskow, Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov menyatakan kepada kantor berita, bahwa aparat berwenang akan mengevaluasi ulang keamanan di semua bandar udara Rusia, walaupun sejauh ini tindakan keamanan di bandara Moskow sudah termasuk salah satu yang paling ketat di Eropa.