Ruang Gerak di Internet Semakin Diawasi
13 Maret 2009Shahnaz Gholami adalah blogger aktivis feminisme. Di internet perempuan Iran itu gencar memperjuangkan hak-hak kaum perempuan di negaranya. Tahun lalu upaya ini membawanya mendekam selama beberapa bulan di penjara. Iran adalah penjara terbesar bagi para blogger di Timur Tengah. Demikian Anja Viohl dari organisasi Reporter Lintas Batas. Pada hari internasional anti sensor internet (12/03), organisasi itu mempublikasikan laporan tentang meningkatnya sensor di jaringan cyber dunia.
"Beberapa tahun terakhir dapat dikatakan aktivitas penekanan meningkat, sensor internet semakin gencar. Orang bisa mengatakan jumlah halaman internet yang diblokir di dunia meningkat dan kini juga ada bentuk baru dalam sensor internet, sensor partisipasi. Artinya pihak berwenang mengusahakan untuk memblokir pandangan dan komentar-komentar tertentu, pada situs internet yang banyak dikunjungi." Demikian dikatakan Anja Viohl.
Dengan cara ini, Cina misalnya selama pesta olimpiade berusaha mendominasi plattform online dan memanipulasi dialog yang ditampilkan di internet. Oleh sebab itu Cina juga masuk dalam daftar apa yang disebut 12 musuh internet, yakni 12 negara yang gencar melakukan penekanan kebebasan berpendapat di jaringan internet dunia. 50 pembangkang internet saat ini mendekam di penjara Cina, banyak dari mereka dijatuhi hukuman penjara tinggi, karena bersikap kritis terhadap negaranya sendiri.
Untuk menemukan penulis yang kritis serta pembacanya, Beijing mengerahkan pasukan pengawasan. Seperti yang diungkapkan Viohl: "Lebih dari 40 ribu aparat pemerintah mengawasi isi tulisan online. Selain itu ribuan pegawai mengunjungi intenet-cafe dan melihat apakah orang-orang membuka halaman intenet ilegal atau yang tidak pantas. Juga di sejumlah cafe di Beijing dipasang kamera-kamera yang dapat mengawasi para pengguna internet. Di sejumlah cafe para user harus memberikan data dirinya."
Cina adalah negara yang maju bila menyangkut sensor. Demikian dikatakan jurnalis dan pakar internet Matthias Spielkamp: "Mereka pada prakteknya benar-benar berusaha agar tidak ada koneksi ke negara itu tanpa lebih dulu melewati pengawasan pemerintah. Cina membuat apa yang disebut Firewall Cina. Dan memang pada kenyataannya, sebagai penawar jasa, provider tidak memiliki peluang menghindarinya. Artinya orang harus melewati pengawasan negara ini, secara teknis. Dan di sini Cina adalah yang paling maju, dan pengawasannya paling ketat.“
Tapi tidak semua jaringan internet dapat diawasi. Para blogger selalu kembali berhasil meluncurkan halaman yang kritis dan menyebarkan informasi yang tidak populer
12 negara dikenal sebagai musuh internet, selain Cina dan Iran, juga Mesir, Korea Utara, Birma, Arab Saudi dan Kuba.
Namun Anja Viohl dari Reporter Lintas Batas memandang meskipun semua penekanan yang ada, internet masih tetap media yang paling bebas: "Internet masih tetap menawarkan peluang terbesar untuk kebebasan berpendapat, kebebasan pers juga untuk mobilisasi sehubungan pelanggaran hak asasi manusia. Aksi protes juga berlangsung di Cina juga di Iran melalui internet. Dan oleh karenanya ini merupakan sarana yang tidak dapat digantikan.“ (dk)