Rumah Alga Hasilkan Energi Hijau
29 April 2013Ganggang mikro atau mikroalga dibudidayakan di dinding bagian depan rumah. Tujuannya untuk menghasilkan materi berharga dan bahan bakar. Dinding rumah tersebut terdiri dari 129 segmen kaca yang fungsinya seperti akuarium.
Tiba-tiba warna air di dalam dinding kaca berubah menjadi hijau tua. Martin Kerner, direktur perusahaan SSC yang menciptakan rumah alga tersebut menjelaskan, "Ini suspensi alga yang dimasukkan ke dalam reaktor."
Alga hijau dimasukkan ke dalam dinding kaca yang dipenuhi air. Ganggangnya berukuran mikro, karena itu pakar menyebutnya mikroalga. Untuk bisa tumbuh di dinding kaca seukuran pintu, selain memerlukan bahan makanan alga juga membutuhkan CO2 yang diperoleh dari gas buang sebuah pemanas gas yang berada di ruang "pusat energi" di lantai dasar rumah lima lantai tersebut.
Gerakan Mencegah Terik Matahari
"Alga hidup di kedalaman air tertentu. Tumbuhan ini tidak tahan ekspose langsung terhadap sinar matahari", ujar Kerner. Karena itu, air di dalam dinding kaca terus dipompa dan diaduk, sehingga mikroalga dijamin hanya terekspos langsung ke sinar matahari sebentar dan tidak akan mati karena kepanasan.
Martin Kerner menunjukkan ruang "pusat energi". Di sana ada bejana logam setinggi manusia yang berfungsi sebagai mesin pemanen dan penyaring alga secara terus menerus. "Alga yang matang membentuk bahan baku yang sebaiknya digunakan untuk beragam kebutuhan", saran Kerner.
Penyimpan Energi Tambahan
Mula-mula kandungan bahan berharga diekstraksi, khususnya minyak alga. Perusahaan farmasi dan kosmetika mengincar minyak alga, yang harga per kilonya bisa mencapai 60 Euro atau sekitar 700.000 rupiah. Hasil ekstraksi lainnya bisa digunakan sebagai suplemen makanan serta pakan ternak. Sampah sisa ekstraksi bisa dimanfaatkan pada instalasi biogas.
Dinding kaca di bagian depan rumah tidak hanya bekerja sebagai reaktor alga, tetapi juga sebagai modul panel surya. Matahari memanaskan air di dalamnya, instalasi penukar panas menarik energi dan menggunakannya untuk memanaskan air di gedung.
Kelak, sel surya tipis akan diintegrasikan ke dalam elemen dinding kaca tersebut. Sehingga rumah alga tidak hanya memproduksi bio massa dan energi panas, tapi juga listrik yang ramah lingkungan.
Namun, konsep rumah alga belum siap dipasarkan. Kerner menegaskan, "Ini hanya sebuah instalasi demonstrasi. Di tahun-tahun mendatang kami ingin mencari tahu, berapa banyak produksi panas dan bio massa di instalasi kami dan pemanfaatannya."
Bagi pemilik rumah biasa, reaktor hidup ini harganya terlalu mahal. Menurut Kerner, instalasi ini tergolong ekonomis, jika memiliki reaktor seluas minimal 200 meter persegi. Jadi di masa depan, mungkin hanya hotel-hotel besar dan kantor besar yang bisa memanfaatkannya, untuk memoles citra mereka sebagai ramah lingkungan.