1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Ketika Rumah Bordil Terbesar Eropa Tumbang Oleh Corona

4 September 2020

Salah satu rumah bordil terbesar Eropa akhirnya bangkrut di tengah pandemi corona. Layanan seks berbayar memang salah satu sektor yang paling parah terdampak lockdown dan pembatasan sosial.

Europas größtes Bordell  Pascha  ist insolvent
Foto: picture-alliance/Geisler/C. Hardt

Rumah bordil "Pascha" di tengah kota Köln di Jerman secara resmi mengajukan kepailitan ke Pengadilan Tata Usaha, demikian media-media lokal melaporkan hari Kamis (3/9).

Kepada harian lokal Express, direktur Pascha Armin Lobscheid mengatakan: "Memang sulit dibayangkan, tapi saya sudah mengajukan permohonan kepailitan ke pengadilan.. Kami sudah berakhir."

Armin Lobscheid menerangkan, semua cadangan keuangan rumah bordil itu sudah terpakai menutupi biaya yang harus dibayar selama masa lockdown dan pelarangan prostitusi karena wabah corona.

Rumah bordil Pascha bertempat di gedung 11 lantai dan memiliki sekitar 60 staf gedung, termasuk juru masak. Biasanya ada sekitar 120 pekerja seks yang menggunakan kamar di gedung itu, kata harian Express.

Sejak wabah corona menyebar lima bulan lalu, negara bagian Nordrhein-Westalen (NRW) melarang semua kegiatan prostitusi sebagai bagian dari langkah-langkah meredam penyakit Covid-19.

Rumah Bordil Pascha terpaksa berhenti beroperasi setelah ada larangan corona Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser

Prospek tidak jelas

Armin Lobscheid mengatakan, kondisi tidak jelas sampai kapan pembatasan dan larangan beroperasi akan berakhir yang membuat prospek bisnisnya makin redup.

"Kami tidak dapat membuat rencana apa-apa dalam situasi seperti ini. Kami mungkin dapat mencegah kebangkrutan dengan bantuan bank, kalau kami yakin bahwa segala sesuatunya bisa dimulai kembali awal tahun depan," katanya kepada Express. Namun hingga kini tidak ada yang bisa memberi kepastian, kapan larangan beroperasi akan berakhir.

Armin Lobscheid menambahkan, semua orang tahu bahwa layanan seks berbayar akan tetap berlanjut meskipun ada larangan, tetapi semuanya secara diam-diam tanpa pengawasan dan tanpa pemungutan pajak.

Organisasi yang mewakili pekerja seks telah memperingatkan bahwa penutupan rumah pelacuran kemungkinan akan memaksa pelacuran di bawah tanah, membuat perempuan berisiko lebih besar dieksploitasi.

Aksi protes pekerja seks komersial di Köln yang menuntut agar diizinkan beroperasi lagiFoto: DW/K. Martyr

Bagian dari gelombang kebangkrutan?

Sebelumnya, biro kredit terkemuka Credirreform sudah memperingatkan akan terjadi peningkatan besar pengajuan kepailitan di Jerman yang dipicu oleh pembatasan sosial karena pandemi corona.

"Mulai kuartal keempat, akan ada peningkatan besar dalam permphonan (kepailitan)," kata Direktur Utama Creditreform Volker Ulbricht hari Rabu (2/9). Dia mengatakan, terutama perusahaan yang begerak di bidang pertunjukkan buadaya, olahraga dan rekreasi berada di bawah tekanan.

Yang terutama terancam kepailitan adalah bisnis kecil sampai menengah. Hal ini sudah bisa terlihat dari riwayat pembayaran angsuran kredit saat ini, kata Volker Ulbricht.

Aksi protes pekerja seks komersial di Hamburg, Juli 2020Foto: picture-alliance/rtn/F. Bründel

Menuntut dibolehkan bekerja lagi

Rumah Bordil Pascha yang dikenal dengan sebutan Gedung Biru itu memiliki lebih 100 ruang apartemen yang bisa disewa pekerja seks komersial. Selain itu ada juga restoran, cafe, salon penata rambut, binatu dan toko-toko kecil.

Asosiasi pekerja seks komersial sejak lama menuntut agar mereka dibolehkan bekerja lagi. Asosiasi mengatakan, pelarangan hanya akan menjerumuskan para pekerja seks ke dalam kegiatan ilegal, sama sekali tanpa perlindungan hukum dan keamanan sosial.

Para pekerja seks komersial dan pengelola rumah bordil beberapa waktu lalu menggelar aksi protes di beberapa kota besar seperti Berlin, Hamburg dan Köln.

hp/ap (dpa, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait