Pemerintah Austria berdebat selama bertahun-tahun untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan rumah tempat Adolf Hitler dilahirkan, termasuk mempertimbangkan untuk menghancurkannya.
Iklan
Bangunan tempat Adolf Hitler menghabiskan beberapa bulan pertama dalam hidupnya sekarang akan diubah menjadi markas polisi regional, demikian pengumuman pemerintah Austria, Selasa (19/11).
"Penggunaan gedung oleh polisi di masa depan akan menjadi sinyal yang jelas bahwa gedung ini tidak akan pernah berfungsi untuk mengenang Nasional-Sosialis," ujar Menteri Dalam Negeri Austria Wolfgang Peschorn.
Banyak pendukung neo-Nazi yang mengunjungi kota Braunau untuk berfoto di depan rumah tersebut, kantor berita DPA melaporkan mengutip warga setempat.
Perseteruan hukum atas 'rumah Hitler'
Para polisi tidak akan langsung pindah ke rumah tersebut, karena sebelumnya pemerintah mengadakan kompetisi arsitektur Uni Eropa untuk mendesain ulang bangunan dan fasad luar.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Austria, pemenang kontes akan diumumkan pada paruh pertama tahun 2020.
Keputusan diambil setelah perseteruan hukum yang panjang antara pemerintah Austria dan pemilik rumah sebelumnya.
Pada awal 2017, pemerintah mengambil alih bangunan dari pemilik pribadinya, yang memicu persidangan tuntutan kompensasi selama bertahun-tahun.
Sidang selesai pada Agustus tahun ini, pemerintah Austria harus membayar kompensasi sebesar € 810.000.
Hitler, yang memimpin Jerman Nazi ke dalam perang yang menewaskan lebih dari 50 juta orang, lahir di sebuah apartemen di lantai atas gedung tersebut pada tahun 1889. Dia tinggal di sana selama beberapa bulan sebelum orang tuanya pindah ke Passau, Jerman.
Ketika Nazi berkuasa, mereka mengubah rumah di Braunau am Inn menjadi semacam pusat fasisme.
Setelah Perang Dunia II, bangunan digunakan sebagai perpustakaan, pusat perawatan bagi penyandang cacat dan sekolah teknik.
Pemerintah Austria sebelumnya mempertimbangkan berbagai usulan untuk bangunan tersebut, termasuk kemungkinan menghancurkannya. (vlz/gtp)
Siapakah Hitler?
Pertanyaan tentang "Siapakah Hilter" menjadi fokus buku Hermann Pölking dan diadaptasi menjadi film dokumentasi yang epik karena berisi kutipan pendapat dari sejumlah tokoh yang sezaman dengan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance/AP
Adolf Hitler Cilik (tahun 1890)
"Dia berbeda dari seluruh anggota keluarga lainnya." - Ibu Klara Hitler, dikutip oleh August Kubizek.
Foto: picture-alliance/dpa
Foto angkatan di sekolah Linz, 1900/01
"Dia sangat berbakat, tapi juga tak stabil, walaupun dia tidak bertindak kasar, dia bisa dianggap berjiwa pemberontak. Dia juga bukan pekerja keras." Dr. Eduard Huemer, guru bahasa Perancis (Adolf Hitler berada di sebelah paling kanan atas)
Foto: picture-alliance/akg-images
Potret diri Adolf Hitler
"Seluruh keluarganya menganggap Hitler bukan seorang idealis, yang suka menghindar dari kerja keras." - August Kubizek, teman sepermainan Adolf Hitler
Foto: picture-alliance/dpa
Hitler ketika berpangkat kopral pada Perang Dunia I
"Saya tak pernah bisa mengungkap apa penyebab kefanatikan Hitler membenci kelompok Yahudi. Pengalaman ketika bersama prajurit yahudi saat perang dunia tidak mungkin berkontribusi besar terhadap hal ini." - Fritz Wiedemann, Letnan di Regimen "List" (Hitler di posisi paling kiri bawah)
Foto: Getty Images
Peringatan Kudeta Beer Hall (sekitar tahun 1929)
"Tujuan mereka hanya satu: taat. Mereka bersedia dikerahkan untuk tujuan apapun, dan mampu melakukan apapun, dilatih untuk mengikuti Hilter. Sedadu berseragam coklat yang direkrut adalah mereka yang tidak puas, tidak sukses, ambisius, penuh rasa iri hati dan kebencian, dari seluruh lapisan masyarakat - yang bersedia untuk membunuh dan melakukan kekerasan." - Carl Zuckmayer, dramawan Jerman
Foto: Getty Images/H.Hoffmann
Hitler di Bayreuth (1938)
"Sebelum saya berangkat ke San Fransisco, Saya menyadari niat Hitler yang ingin mengenyahkan pasien yang tak tersembuhkan - bukan hanya yang cacat mental - ketika perang berlangsung. Sebagai alasan dia katakan: mereka adalah "mulut yang perlu makan" namun tak diperlukan." - Fritz Wiedemann, ajudan Adolf Hilter di Partai Nazi hingga 19 Januari 1939.
Foto: picture-alliance/akg-images
Albert Speer dan Adolf Hitler, 1938
"Sepanjang perang, Adolf Hitler tidak pernah mengunjungi kota yang hancur akibat bom." - Albert Speer, Menteri era Hitler bidang Persenjataan dan Produksi Perang
Foto: picture-alliance/akg-images
Hitler pasca serangan terhadap markas militer Nazi, Wolf's Lair, 1944
"Di sana saya melihat Hilter, yang menatap penuh pertanyaan atas ekspresi putus asa saya. Dengan pelan dia berkata, "Linge, seseorang telah berusaha membunuhku." Heinz Linge, pelayan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance
Adolf Hitler dan Hermann Göring, 1944
"Saya sadar kita kalah perang. Kemenangan mereka nyata. Saya ingin menembak kepala saya sekarang. [Tapi] kita tidak akan menyerah. Tidak akan pernah. Kita bisa jatuh terperosok. Tapi kita akan membawa seluruh dunia ikut serta." - disampaikan Hitler kepada ajudannya Nicolaus von Below pada akhir Desember 1944.
Foto: picture-alliance/dpa/Fine Art Images
Surat kabar laporkan kematian Hitler, 1945
"Kematian Hitler dianggap tak lagi bermakna. Dia seharusnya sudah tewas sejak lama. Saya bertanya-tanya berapa banyak orang yang menenangkan diri dan berpikir dia sinting." - Naomi Mitchison, penulis asal Skotlandia