1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Bantah Terlibat Pencegatan Pesawat Oleh Belarus

26 Mei 2021

Negara-negara Barat mengecam keras pencegatan pesawat penumpang Ryanair oleh Belarus dan menyebut insiden itu sebagai "pembajakan oleh negara". Rusia membantah terlibat dalam aksi pencegatan itu.

Pesawat Ryanair mendarat kembali di Vilnius setelah dipaksa mendarat di Belarus
Pesawat Ryanair mendarat kembali di Vilnius setelah dipaksa mendarat di BelarusFoto: Mindaugas Kulbis/AP Photo/picture alliance

Rusia membantah terlibat dalam aksi pencegatan pesawat penumpang oleh Belarus, namun Moskow mengatakan tindakan Belarus memang "sangat masuk akal." Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov hari Selasa (25/5) mengatakan ada sentimen anti-Rusia yang kuat yang telah memicu tuduhan awal bahwa Moskow terlibat.

Angkatan udara Belarus hari Minggu (23/5) mengerahkan jet tempur mencegat pesawat Ryanair yang terbang di wilayah udaranya dalam penerbangan dari Athena(Yunani) menuju Vilnius (Lithuania), dan menggiringnya ke bandar udara di Minsk. Aparat keamanan Belarus lalu menangkap Roman Protasevich yang berada dalam pesawat, jurnalis muda asal Belarus dan pengeritik keras pemerintahan Alexander Lukashenko.

Rusia juga mengkonfirmasi bahwa Roman Protasevich ditahan oleh Belarus karena dicurigai melakukan kejahatan pada saat aksi protes di negara itu tahun lalu. Juru bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan, dia berharap warga Rusia Sofia Sapega, 26 tahun, yang ditahan bersama dengan Roman Protasevich bisa segera dibebaskan.

Jurnalis muda pembangkang Belarus Roman Protasevich, 2017Foto: REUTERS

Rusia menuduh negara-negara Barat bersikap "hipokrit" dengan mengingatkan bahwa pesawat kepresidenan Bolivia pernah dialihkan jalurnya dan dipaksa mendarat di Austria pada 2013, setelah ada laporan bahwa pembocor intelijen AS Edward Snowden berada di dalam pesawat.

"Pembajakan pesawat oleh negara"

Kanselir Jerman Angela Merkel Selasa (25/5) mengatakan masih ada pertanyaan tentang peran Rusia dalam pendaratan paksa pesawat Ryanair oleh Belarus. Dia juga mengatakan video yang ditayangkan di televisi dan menunjukkan Roman Protasevich di tahanan mengakui kesalahannya "menimbulkan kekhawatiran".

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab hari Senin (24/5) mengatakan, peran Rusia dalam operasi tersebut sangat mungkin terjadi. "Sangat sulit untuk percaya bahwa tindakan semacam ini bisa dilakukan tanpa setidaknya persetujuan dari pihak berwenang di Moskow," kata Dominic Raab kepada parlemen Inggris.

Sofia Sapega, warga Rusia yang ditahan bersama Roman ProtasevichFoto: Telegram Channel Zheltye Slivy via REUTERS

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menggambarkan insiden itu sebagai "pembajakan oleh negara." Prancis dan Irlandia juga menyebut insiden itu sebagai pembajakan. Uni Eropa telah menetapkan sanksi baru terhadap Belarus dengan melarang pendaratan maskapai Belarus di  bandara-bandara di Uni Eropa, sekaligus melarang pesawat dari Uni Eropa melewati wilayah udara Belarus dengan alasan keamanan.

"Kenaifan terhadap Rusia pudar"

Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan kepada DW, dia yakin insiden Belarus ini akan membantu Uni Eropa mengubah pandangannya terhadap Rusia. "Saya pikir kenaifan terhadap hubungan Rusia sekarang memudar," katanya setelah pembicaraan dengan para pemimpin Uni Eropa lainnya di Brussel.

"Kami melihat, bahkan beberapa negara yang sebelumnya hanya sedikit skeptis terhadap Rusia sekarang sangat terkejut. Saya pikir kenaifan terhadap hubungan Rusia memudar," tegas Kallas.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, Presiden Belarus Alexander Lukasahenko harus membayar "harga pahit" karena aksi pencegatan pesawat dan penahanan jurnalis pembangkang Roman Pratasevich.

hp/as (dpa, afp, rtr)