Navalny Bangun dari Koma, Moskow Bersikeras Tidak Meracuni
8 September 2020
Kondisi Alexei Navalny membaik dan tim dokter sudah membangunkannya dari koma. Rusia bersikeras, tuduhan peracunan Navalny tidak berdasar dan menolak "politisasi" kasus itu.
Iklan
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memanggil Duta besar Rusia untuk Inggris. "Hari ini Inggris memanggil Duta Besar Rusia untuk Inggris untuk menyampaikan keprihatinan mendalam tentang peracunan Alexey @navalny," kata Raab di Twitter hari Senin (7/9).
"Sama sekali tidak dapat diterima bahwa senjata kimia terlarang telah digunakan dan Rusia harus mengadakan penyelidikan yang transparan dan menyeluruh." Dominic Raab menambahkan bahwa dia lega mendengar Alexei Navalny telah dibangunkan dari koma.
Rusia menyatakan mereka belum melihat bukti-bukti bahwa Alexei Navalny mengalami peracunan.
"Pihak Rusia mencatat bahwa ada tuduhan tidak berdasar dan politisasi masalah tersebut, yang sebenarnya merupakan kasus medis," kata Kedutaan Rusia di London dalam sebuah pernyataan.
Dibangunkan dari Koma oleh tim dokter Charite
Rumah sakit Charite di Berlin mengatakan, kondisi Alexei Navalny membaik dan tim dokter sudah membangunkannya dari koma. Tokoh oposisi Rusia berusia 44 tahun itu sudah bereaksi atas instruksi verbal dan sekarang tidak memakai alat bantu pernafasan lagi.
Iklan
"Dia bereaksi terhadap stimulasi verbal," kata rumah sakit Charite dalam sebuah pernyataan dan melaporkan bahwa kondisinya "telah membaik". Tetapi Charite menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan dampak jangka panjang dari peracunan Navalny dengan agen saraf Novichock.
Alaxei Navalny diterbangkan dari Rusia ke Berlin 22 Agustus lalu setelah mengalami keracunan parah dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow dua hari sebelumnya. Dia sempat dirawat di sebuah rumah sakit Siberia dalam kondisi koma ketika pesawatnya melakukan pendaratan darurat. Tim dokter ketika itu mengatakan tidak menemukan indikasi bahwa Navalny mengalami keracunan. Setelah tekanan internasional, terutama dari Jerman, Rusia akhirnya mengizinkan Navalny dibawa ke Berlin untuk perawatan selanjutnya.
Jerman diminta hentikan Nord Stream 2
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa Jerman dan Uni Eropa akan membahas kemungkinan sanksi jika pemerintah Moskow tidak segera memberikan penjelasan atas apa yang terjadi pada Alexei Navalny di Rusia. Jerman saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Uni Eropa.
Heiko Maas tidak menutup kemungkinan bahwa Jerman akan "meninjau kembali" kelanjutan pembangunan pipa gas Rusia-Jerman "Nord Stream 2" yang hampir selesai. Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan, Kanselir Angela Merkel mendukung pernyataan Heiko Maas.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Proyek pipa gas Nord Stream 2 senilai 10 miliar euro diluncurkan untuk menggandakan ekspor gas alam Rusia ke Jerman. Proyek tersebut telah ditunda selama berbulan-bulan setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi. Proyek itu juga diprotes oleh banyak negara tetangga Jerman yang khawatir pengaruh Rusia makin luas di Eropa. Banyak negara sekarang mendesak Jerman untuk membatalkan pembangunan Nord Stream 2, yang sudah hampir rampung dan hanya kurang 100 kilometer lagi.