1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia dan Georgia Adakan Pertemuan di Jenewa

16 Oktober 2008

Uni Eropa mengharapkan isyarat positif dari pihak Rusia. Kelanjutan perjanjian kemitraan antara UE dan Rusia akan tergantung pada hasil pertemuan.

Pejabat Urusan Luar Negeri UE Javier Solana, Sekjen PBB Ban Ki-moon, Menlu Prancis Bernard Kouchner, Menlu finlandia Alexander Stubb dan Komisaris Hubungan Luar Negeri UE and EU Benita Ferrero-Waldner, dalam pertemuan Konflik Kaukasus, Selasa (14/10) di JenewaFoto: AP

Hadir di dalam perundingan yang dimulai Rabu (15/10) di Jenewa, wakil Rusia, Georgia, AS, PBB, UE dan OSCE, Organisasi bagi Kerjasama Keamanan Eropa.

Sebelum pertemuan dimulai, lebih dulu dilakukan pertemuan antara Menlu Finlandia dan Ketua OSCE Alexander Stubb, Menlu Prancis Bernard Kouchner, dan Sekjen PBB Ban Ki Moon. Stubb menunjuk pada fakta bahwa inilah kali pertama PBB, Uni Eropa dan OSCE bekerjasama untuk mencapai perdamaian yang stabil di Georgia.

"Mengapa kita tidak melakukannya di tingkat paling tinggi yang dimungkinkan, karena kami tahu, ini proses yang panjang. Kita melakukannya perlahan-lahan, langkah demi langkah. Lebih baik memulainya di tingkat diplomasi dan karena itulah kita ada di sini. Apa yang kita lakukan di sini adalah untuk menunjukkan pesan positif tentang perhatian kita pada masalah ini,“ ungkap Alexander Stubb.

Peremuan di Jenewa Rabu (15/10) diawali dengan rapat pleno. Kemudian peserta dibagi dalam dua kelompok kerja. Topik seperti stabiltias dan keamanan juga masalah pengungsi akan dibahas secara terinci dalam kelompok.

Georgia ingin memulihkan integritas teritorialnya. Untuk itu, tentara Rusia harus ditarik sepenuhnya dari Abkhasia dan Ossetia Selatan. Kedua bekas provinsi Georgia tersebut menyatakan diri merdeka dan mendapat pengakuan dari Rusia.

Bagaimana penanganan terhadap Abkhasia dan Ossetia Selatan juga akan menjadi titik genting dalam perundingan yang dimulai hari ini. Demikian kata Marcelo Kohen, profesor untuk Hukum Internasional di Universitas Jenewa.

Selasa (14/10), Uni Eropa menegaskan sekali lagi bahwa masih ada waktu beberapa minggu antara dimulainya pertemuan di Jenewa dengan rencana gencatan senjata di Georgia. Bertolak dari situlah André Liebich, profesor untuk Sejarah dan Politik Internasional di Universitas Jenewa memperkirakan, kesepakatan tidak akan tercapai dalam waktu singkat.

Dalam bentuk apa keikutsertaan wakil Abkhasia dan Ossetia Selatan dalam pertemuan, belum diputuskan. Sejauh ini Georgia menolak kesertaan mereka dalam pertemuan di Jenewa ini.(rp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait