1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia dan Ukraina Saling Menyalahkan

14 Januari 2009

Pengiriman gas ke Eropa kembali terhenti. Uni Eropa ancam tempuh jalan hukum.

Foto: AP/DW Fotomontage: Albrecht Schrader

Kegembiraan akan dialirkannya lagi gas ke Eropa ternyata hanya sesaat. Selasa siang kemarin lebih jelas bahwa gas hanya sedikit atau bahkan tak mengalir sama sekali ke Eropa. Meskipun produsen gas Rusia Gazprom, telah menjanjikan aliran gas akan dipompa kembali. Pengawas Stasion Gas Sudscha Alexej Fjodorow menegaskan: “Pada awalnya volume gas yang disalurkan hampir 1,5 juta meter kubik. Tapi tak lama sesudah itu volumenya turun, padahal tekanannya dinaikan. Artinya, bahwa Ukraina tidak memberikan jalan lewat bagi gas untuk mencapai pemesannya di Eropa”.

Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin memberitahukan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barosso secara resmi, bahwa Ukraina memblokir gas transit. Pemantau Internasional mengkonfirmasi, bahwa tekanan yang berada dalam pipa saluran Rusia cukup tinggi. Tapi dalam pipa saluran Ukraina tak ada tekanan.

Setelah konfrontasi itu, perusahaan gas bumi Ukraina, Naftogas, menjelaskan pada situs internetnya, bahwa gas yang transit itu tak dapat disalurkan karena alasan teknis. Pertama, karena lambatnya penyampaian informasi tentang jadwal penyaluran gas dan jumlah yang dialirkan. Selain itu bahwa tekanan dalam pipa saluran Rusia terlalu rendah untuk bisa disalurkan lebih jauh. Lewat tengah hari Presiden Ukraina memberikan alasan yang berbeda untuk blokade gas bumi itu. Disebutkan, Rusia telah memilih rute saluran yang tak sesuai. Lebih lanjut Pimpinan Naftogas, Oleg Dubina mengatakan: "Saat ini tidak mungkin bagi kami untuk menyalurkan gas bumi dari Gazprom yang jumlahnya mencapai 76 juta meter kubik. Bukannya kami tidak mau. Tapi sejak Rusia menghentikan gas transit, kami sudah mengalih fungsikan jaringan pipa itu untuk pemasokan dalam negeri di Ukraina. Apabila kami memenuhi kontak dengan Gazprom, maka 4 wilayah kami akan tidak mendapatkan gas.“

Direktor Gazprom Miller menilai alasan ini tak masuk akal. Pipa saluran itu dari dulu sudah ditetapkan untuk penyaluran gas transit. Tak ada alasan bagi Ukraina untuk tidak menyalurkan gas itu ke Eropa.

Bagi Perdana Menteri Putin sudah jelas. Ukraina melanggar kesepakatan yang telah dibuat dengan susah payah dan negara-negara Uni Eropa yang seharusnya menerima gas itu harus menyelesaikan masalahnya dengan Ukraina. Selain itu, sesuai perjanjian, Ukraina harus memberi izin kepada para pemantau Rusia untuk masuk ke ruang kontrol. Dalam pembicaraannya dengan Presiden Komisi Uni Eropa, Barosso, Putin menuntut Uni Eropa untuk menekan Kiew. Juga para pemimpin negara-negara yang mengalami dampak penyetopan aliran gas bumi itu, perlu menekan Kiew. „Saya baru saja berbicara dengan perdana menteri Bulgaria dan Slovakia. Kami akan bertemu di Moskow, seperti yang mereka inginkan. Agar bisa ke Moskow dan melihat sendiri bagaimana situasinya di lokasi," kata Putin.

Uni Eropa telah mengumumkan akan menghukum keterlambatan pasokan gas itu. Di pihak lain Russia kini menunggu langkah Uni Eropa selanjutnya, karena selama ini Uni Eropa sudah menunjukan kesabaran dan pengertian yang luar biasa terhadap Ukraina. (ek)