Hampir 300 orang tewas dalm insiden jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada 2014 silam. Dewan penerbangan PBB kini menetapkan bahwa kelompok separatis yang didukung Rusia bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Insiden ini terjadi pada tahun 2014 ketika penerbangan maskapai Malaysia lepas landas dari Amsterdam menuju Kuala LumpurFoto: Peter Dejong/AP Photo/picture alliance
Di antara korban terdapat 196 warga negara Belanda dan 28 warga negara Australia, sebagaimana dinyatakan oleh pemerintah masing-masing dalam pernyataan terpisah. Kasus ini diajukan pada tahun 2022 oleh Australia dan Belanda.
Iklan
Apa pernyataan Badan PBB mengenai jatuhnya MH17?
Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menyatakan bahwa klaim yang diajukan oleh Australia dan Belanda “beralasan secara fakta dan hukum.” Dalam pernyataan resminya, ICAO menyebut bahwa "Federasi Rusia telah gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum udara internasional dalam peristiwa jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada tahun 2014."
Kecelakaan Pesawat 2014
Tahun 2014 diwarnai rangkaian kecelakaan pesawat terbang dramatis. Mulai dari hilangnya MH370 hingga putus kontaknya Air Asia QZ8501.
Foto: picture-alliance/dpa/Pleul
Kontak Terputus
Pesawat AirAsia tipe Airbus A320-200 yang mengangkut 162 penumpang dan awak sedang menerbangi rute Surabaya menuju Singapura ketika kontak dengan tower bandara hilang sekitar 40 menit setelah pesawat bernomor penerbangan QZ8501 itu lepas landas. Pesawat dinyatakan hilang dan di hari ketiga pencarian dipastikan pesawat jatuh ke laut Jawa.
Foto: Reuters/E. Nuraheni
Jatuh ke Laut Jawa
Sebelumnya pilot AirAsia meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki sebagai upaya menghindari awan dan cuaca buruk. Tapi permitaan ditolak, karena lalu lintas udara padat dengan tujuh pesawat terbang di rute tersebut. Jejak pesawat yang hilang ditemukan di perairan Laut Jawa sekitar Pangkalan Bun. Tima Basarnas mengevakuasi pecahan pesawat, kargo dan jenazah penumpang.
Foto: Aditya/AFP/Getty Images
Evakuasi Pecahan dan Jenazah
Tim Basarnas mulai melakukan pengangkatan puing-puing pesawat Airbus A320-200 Air Asia QZ8501 serta evakuasi jenazah penumpang yang mengapung di laut. Seluruh temuan yang berhasil dievakuasi dibawa ke Surabaya untuk identifikasi. Sonar mendeteksi, pesawat berada di dasar Laut Jawa dekat Pangkalan Bun di kedalaman antara 30 hingga 50 meter.
Foto: Reuters/Antara Foto/Kenarel
Tragedi Ganda Malaysia Airlines
Tahun 2014 diwarnai dengan kecelakaan dua Boeing 777 milik Malaysia Airlines. MH370 hilang tanggal 8 Maret saat penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat tiba-tiba lenyap dari radar setelah percakapan radio terakhir. Hingga kini pesawat naas itu tidak ditemukan jejaknya dan bagaikan ditelan bumi. Diduga MH370 jatuh ke dasar Samudra Hindia.
Foto: cc-by-sa/Laurent Errera/L'Union
Misteri MH370
Apa yang terjadi di cockpit MH370 hingga kini masih misterius. Apakah ada kerusakan teknis? Apakah pesawat dibajak? Atau mungkin pilot berniat bunuh diri dan membawa seluruh penumpang agar ikut tewas? Hingga sekarang jejak pesawat terbang MH370 tidak ditemukan, dan upaya pencarian dilakukan mulai dari perairan Vietnam hingga ke kawasan selatan Australia.
Foto: Getty Images
Sampah Bukannya Puing Pesawat
Citra satelit berulangkali menunjukkan benda besar terapung di lautan. Apa yang diharapkan sebagai pecahan pesawat Boeing, ternyata adalah sampah. Kapal pencari dibantu kapal selam tak berawak terus mencoba melacak sinyal yang dipancarkan black box, tapi semua nihil. Hingga kini nasib pesawat MH370 dan 239 penumpangnya masih tetap misterius.
Foto: picture-alliance/dpa
Korban Tak Berdosa dari Konflik Ukraina
Tanggal 17 Juli sebuah Boeing 777 lainnya milik Malaysia Airlines yang bernomor penerbangan MH17 jatuh di kawasan konflik Ukraina timur. Pesawat yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur itu diduga ditembak rudal pemberontak pro-Rusia. Seluruh 289 penumpang dan awaknya tewas.
Foto: Reuters
Evakuasi Sulit
Evakuasi korban tewas amat sulit, karena lokasi jatuhnya pesawat dikuasai pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur. Milisi bersenjata ini menolak keras masuknya tim evakuasi internasional serta pakar kecelakaan pesawat ke lokasi reruntuhan pesawat.
Foto: Reuters
Blackbox Akhirnya Diserahkan
Lima hari setelah jatuhnya pesawat, kelompok pemberontak di Ukraina timur menyerahkan black box kepada perwakilan Malaysia. Analisa awal perekam data penerbangan menunjukkan, pesawat MH17 terkena tembakan peluru kendali darat ke udara buatan Uni Sovyet. Siapa pelaku penembakan hingga kini belum terungkap.
Foto: Reuters
Pendaratan yang Gagal
Sebuah insiden maut menimpa Transasia Airways, hanya enam hari setelah ditembak jatuhnya MH17 di timur Ukraina. Setelah gagal melakukan pendaratan dalam cuaca buruk di Taiwan, pesawat berbaling-baling tipe ATR 72 itu terhempas ke landasan, menewaskan 48 dari 58 penumpangnya.
Foto: Reuters
Minta Izin Ubah Rute Terbang
Pada 24 Juli sebuah pesawat terbang milik Swift-Air dari Spanyol yang dicarter Air Algérie jatuh di Mali di Afrika Barat menewaskan seluruh 118 penumpang dan awaknya. MD-83 lepas landas dari Ouagadougou di Burkina Faso menuju Aljir dan di tengah perjalanan meminta izin mengubah rute karena menghadapai badai.
Foto: cc-by-sa/Dura-Ace/curimedia
Hancur Menghantam Bumi
Pesawat diduga mengalami turbulensi dan dengan kecepatan tinggi jatuh ke bumi dan hancur berantakan di dekat kota Gossi, Mali. Pesawat bernomor penerbangan AH 5017 itu diduga jatuh karena memasuki kawasan badai.
Foto: Getty Images/AFP/Sia Kambou
Jatuh sesaat Setelah Lepas Landas
Sebuah pesawat terbang Antonov AN-140 milik maskapai penerbangan Iran, Sepahan Airlines jatuh sesaat setelah lepas landas dari bandara Teheran (10/8). Pesawat berbaling-baling itu melayani rute penerbangan menuju Tabas. 39 penumpang termasuk tujuh anak-anak tewas dan sembilan orang penumpang selamat dalam keadaan cedera.
Foto: Tasnim
13 foto1 | 13
Meskipun Dewan ICAO tidak memiliki wewenang untuk mengatur secara langsung, lembaga ini menetapkan standar penerbangan global yang diikuti secara luas oleh negara-negara anggotanya. Keputusan yang diumumkan pada hari Senin (12/05/25) tersebut menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah ICAO memutuskan perselisihan antara dua negara anggota.
“Keputusan ini merupakan langkah penting dalam mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan serta akuntabilitas bagi seluruh korban penerbangan MH17, beserta keluarga dan orang-orang terkasih mereka,” ujar Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, dalam pernyataannya. Ia menambahkan bahwa keputusan ini mengirimkan pesan yang tegas kepada komunitas internasional bahwa negara mana pun tidak dapat melanggar hukum internasional tanpa konsekuensi hukum.
Baik Australia maupun Belanda menyambut baik keputusan tersebutFoto: SEM VAN DER WAL/ANP/AFP
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menyambut baik keputusan tersebut. “Kami mendesak Rusia untuk secara terbuka mengakui tanggung jawabnya atas tindakan kekerasan yang mengerikan ini dan untuk memberikan reparasi sebagaimana dituntut oleh hukum internasional,” ujarnya.
Rusia secara konsisten membantah keterlibatannya dalam jatuhnya pesawat MH17.
Apa yang terjadi dengan penerbangan MH17?
Penerbangan MH17 milik Malaysia Airlines yang lepas landas dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur pada tanggal 17 Juli 2014, ditembak jatuh di wilayah timur Ukraina. Kejadian ini berlangsung di tengah konflik bersenjata antara kelompok separatis yang didukung Rusia dan pasukan militer Ukraina.
Delapan tahun setelah tragedi tersebut, pengadilan Belanda memutuskan secara in absentia bahwa dua pria berkewarganegaraan Rusia dan satu pria berkewarganegaraan Ukraina bersalah atas tuduhan pembunuhan terkait peran mereka dalam serangan tersebut. Pemerintah Rusia menolak mengekstradisi warganya dan menyebut keputusan pengadilan itu sebagai sesuatu yang memalukan.
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris