1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Gelar Manuver Militer di Perbatasan

25 April 2014

Rusia menggelar manuver militer di perbatasan setelah pemerintah Ukraina melanjutkan operasi anti teror. Menlu AS John Kerry memperingatkan Rusia agar meredakan ketegangan.

Foto: EPA/ALEXEY NIKOLSKY / GOVERNMENT PRESS SERVICE

Rusia mengumumkan manuver militer besar-besaran setelah lima anggota militan pro Rusia diberitakan tewas dalam bentrokan dengan militer Ukraina. "Kami harus bereaksi setelah insiden itu", kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

"Latihan militer di perbatasan ke Ukraina akan melibatkan batalyon pasukan taktis dari wilayah militer selatan dan barat", kata Shoigu kepada media Rusia.

Pemerintah Ukraina memutuskan untuk melanjutkan operasi militer, setelah dua politisi pro Kiev ditemukan tewas dekat kota yang dikuasai kelompok separatis. Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian memperingatkan bahwa keputusan Ukraina akan "memiliki konsekuensi".

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon memperingatkan, situasi di Ukraina timur bisa "lepas kendali" dan meminta semua pihak untuk "menghentikan kekerasan".

AS keluarkan peringatan tegas

Menlu AS John Kerry di Washington mengeluarkan peringatan tegas kepada Rusia. Ia mengatakan, Rusia sampai sekarang "belum mengambil satupun langkah konkrit" untuk memenuhi kesepakatan Jenewa. Moskow sebaliknya terus melakukan "destabilisasi".

Kerry menegaskan, pemerintahan interim Ukraina sudah melakukan konsesi sejak hari pertama kesepakatan Jenewa. PM Arseniy Yatsenyuk antara lain mengumumkan reformasi konstitusi, penguatan otonomi daerah dan perlindungan etnis serta bahasa Rusia. Ukraina juga menjanjikan amnesti kepada anggota separatis yang meletakkan senjata.

Jika Rusia tidak segera melakukan langkah deeskalasi, maka Rusia melakukan "kesalahan fatal" dan konsekuensinya akan "sangat mahal", kata Kerry. Ia selanjutnya menandaskan, Amerika siap bertindak dan "jendela (bagi Rusia) mulai tertutup".

Jerman hentikan ekspor senjata

Media di Jerman melaporkan, pemerintah Jerman untuk sementara menghentikan semua ekspor senjata ke Rusia. Semua perusahaan yang terlibat bisnis senjata ke Rusia harus meminta ijin lebih dulu dari komisi khusus.

"Karena situasi aktual, tidak ada ijin ekspor senjata ke Rusia yang akan dikeluarkan", kata seorang pejabat pemerintah yang menolak disebut namanya. Kementerian ekonomi Jerman menerangkan, mereka mulai melakukan penyelidikan, langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk membatasi perdagangan senjata ke Rusia.

Di Berlin, Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan pertemuan dengan PM Polandia Donald Tusk. Sehubungan dengan krisis di Ukraina, Polandia menuntut agar NATO dan Uni Eropa mengambil langkah tegas terhadap Rusia.

hp/ab (rtr, afp, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait