Rusia Hentikan Pengiriman Pasokan Gas ke Ukraina
2 Januari 2009Keputusan untuk menghentikan pasokan gas ke Ukraina diambil di Markas Gazprom di Moskow. Pelaksanaannya dilakukan Kamis pagi di Stasiun Kompressor Kurks, di perbatasan Ukraina. Dari stasiun kompressor ini, terdapat lima pipa gas, tiga diantaranya disalurkan ke Eropa Barat lewat Ukraina. Para pekerja mencemaskan, tidak ada lagi gas di dua pipa sisanya yang disalurkan ke Ukraina. Setelah negosiasi juru bicara Gazprom. Sergej Kuprijanow mengumumkan: „Pukul 10 pagi pengiriman 110 juta kubik meter pasokan gas ke Ukraina dihentikan sepenuhnya. Ekspor gas ke barat yang melewati Ukraina ditingkatkan 20 juta kubik meter dari 326 juta meter kubik setiap harinya.“
Hingga Rabu malam, perwakilan perusahaan Ukraina Naftogas dan produsen gas Grazprom merundingkan kontrak baru. Namun negosiasi itu berakhir tanpa hasil. Hingga terakhir, Naftogas masih membayar sebagian besar utangnya, namun tidak mau membayar denda 450 juta dollar AS.
Bagi Ukraina harga gas yang diusulkan sebesar 250 dollar AS per seribu meter kubik terlalu mahal. Rusia menolak harga lebih rendah. Penerima gas di barat harus membayar 400 dollar AS.
Padahal tanpa gas yang dikirim dari Rusia, para warga Ukraina tidak merasa kedinginan di rumah mereka. Negara itu punya persedian gas yang cukup. Seorang utusan presiden Ukraina menerangkan, persediaan gas mereka mencukupi hingga pertengahan bulan April mendatang.
Pemimpin Gazprom, Alexjev Miller melihat penyebab kekisruhan itu terutama terjadi di Ukraina sendiri, yaitu pertarungan kekuasaan antara Presiden Ukraina, Victor Juschenco dengan Perdana Menteri Yuliya Timoschenko. Ini ditunjukan dalam responnya atas kegagalan perundingan itu:“Kami mendapat kesan, bahwa terjadi pertarungan kekuatan politik di Ukraina yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin agar kedua negara bersengketa mengenai gas.“
Miller memperbarui janjinya, bahwa Gazprom akan meneruskan kewajiban pengiriman pasokan gasnya ke negara-negara Eropa barat. Perdana Menteri Ukraina Victor Yuschchenco menyatakan pada Uni Eropa bahwa Ukraina tidak akan menutup pipa gas ke negara-negara barat. Tidak seperti tiga tahun sebelumnya ketika terjadi juga sengketa gas, setelah kegagalan perundingan ini, para politisi tidak kalang kabut dan lebih siaga. Sebab persediaan gas mencukupi. Menteri perekonomian Jerman, Michael Glos memaparkan bahwa stok gas bagi Jerman masih terjamin. Ia menyerukan kedua pihak, Rusia dan Ukraina untuk secepatnya mencapai kesepakatan.
Beberapa negara Eropa barat memperoleh pasokan gas dari Rusia lewat jaringan pipa Ukraina. Ketika tahun 2006 terjadi sengketa serupa, pasokan gas di beberapa negara barat ikut terganggu.(ap)