1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Yulia Navalnaya

10 Juli 2024

Istri mendiang pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, yakni Yulia Navalnaya dimasukkan ke dalam daftar buron. Rusia kini juga ingin menangkapnya.

Yulia Navalnaya di Berlin, Jerman, 17 Maret 2024
Yulia Navalnaya dianugerahi penghargaan Kebebasan Berbicara DW di awal tahun iniFoto: Ebrahim Noroozi/AP Photo/picture alliance

Pihak berwenang Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan in absentia untuk Yulia Navalnaya, janda mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, pada hari Selasa (09/07).

Pengadilan di Moskow menuduhnya sebagai bagian dari kelompok "ekstremis". Saat ini ia tinggal di luar Rusia tetapi akan segera ditangkap jika ia Kembali ke negara itu.

‘Pengakuan' atas tekad kuat Navalnaya

Pengadilan mengatakan telah "menyetujui permintaan penyidik ​​dan memutuskan tindakan pencegahan berupa penahanan selama dua bulan."

Navalnaya, 47, mengecam keputusan pengadilan tersebut dan mengatakan dalam sebuah pernyataan "Vladimir Putin adalah pembunuh dan penjahat perang. Dia pantas dipenjara."

Leonid Volkov, mantan kepala staf Navalny, menulis di X, yang sebelumnya bernama Twitter, bahwa surat perintah penangkapan dari "pengadilan Basmanny yang terkenal kejam" menunjukkan "pengakuan yang cukup besar atas tekad Yulia untuk melanjutkan perjuangan Alexei!"

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Organisasi-organisasi yang sebelumnya didirikan oleh Navalny, yang terutama menargetkan korupsi, kini telah dilarang beroperasi di Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan surat perintah penangkapan terhadap Navalnaya "bertentangan dengan hasrat kebebasan dan demokrasi."

Kremlin buru tokoh oposisi lainnya

Navalnaya telah berjanji untuk melanjutkan perjuangan mendiang suaminya yang dianggap sebagai tokoh oposisi terkemuka dalam menentang Presiden Vladimir Putin.

Alexei Navalny pernah menerima surat perintah penangkapan serupa saat dirawat di sebuah rumah sakit di Berlin, Jerman, akibat keracunan gas Novichok. Namun ia tetap bersikeras kembali ke Rusia. Setibana di Rusia ia ditangkap dan dijatuhi hukuman atas tuduhan ekstremisme dengan hukuman 19 tahun penjara.  

Navalnaya adalah seorang ekonom. Dia menemani mendiang suaminya ketika dirawat di Berlin dan kembali bersama suaminya ke Moskow pada tahun 2021. 

Alexei Navalny meninggal dalam tahanan di sebuah penjara di Arktik pertengahan Februari tahun ini saat berusia 47 tahun.

Lanjutkan perjuangan Navalny

Sejak kematian sang suami, Navalnaya telah bertemu dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden.

Selama pemilihan presiden Rusia baru-baru ini, yang secara luas dikritik sebagai kesimpulan yang sudah pasti, Navalnaya menyerukan protes di luar tempat pemungutan suara.

Navalnaya, bersama dengan Yayasan Anti-Korupsi Rusia FBK, memenangkan Penghargaan Kebebasan Berbicara dari DW pada bulan Mei.

"Selama tahun-tahun, Putin telah menekan media independen. Dan ia mencoba membungkam siapa pun yang mengatakan hal yang tidak ia suka. Namun ia gagal. Ya, ia membunuh suami saya, Alexei Navalny. Namun ia tidak membungkamnya dan ide-idenya," ujar Navalnaya dalam sebuah upacara penghargaan yang digelar di Berlin.

ae/hp (Reuters, AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait