1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Rusia Latihan Militer Gabungan dengan Belarus

10 Februari 2022

Rusia dan Belarus melaksanakan latihan militer bersama pada Kamis (10/02), di tengah kekhawatiran negara-negara Barat akan invasi Rusia ke Ukraina.

Persiapan latihan militer Rusia dan Belarus, Rabu (09/02)
Sejumlah tank militer dikerahkan dalam rangka latihan militer gabungan Rusia dan BelarusFoto: Belarus Defense Ministruy/AA/picture alliance

Latihan militer bersama Rusia dan Belarus yang berlangsung pada Kamis (10/02) dijadwalkan akan berlanjut hingga 20 Februari mendatang. Latihan militer tersebut bertujuan untuk "menekan dan memukul mundur agresi eksternal," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, personel dari kedua negara akan berlatih dan memperkuat daerah perbatasan Belarus untuk memblokir pengiriman senjata dan amunisi ke negara itu. Latihan gabungan itu telah memperburuk hubungan antara Rusia dan Barat, yang menuduh Moskow menempatkan sekitar 100.000 tentara di sekitar perbatasan Ukraina untuk kemungkinan invasi.

Moskow dan Minsk belum mengungkapkan berapa banyak tentara yang berpartisipasi dalam latihan tersebut. Sementara Amerika Serikat mengatakan, Rusia berencana untuk mengirim 30.000 personel tentara ke beberapa wilayah Belarus.

Menanggapi kekhawatiran Barat, Kremlin bersikeras bahwa mereka tidak berniat menempatkan pasukan secara permanen di wilayah Belarus.

Inggris siapkan 1.000 tentara untuk mengatasi ketegangan di Ukraina

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berada di Moskow pada Kamis (10/02) untuk melakukan pembicaraan dan mendesak Kremlin agar tidak menyerang jika tidak ingin menghadapi "konsekuensi besar" dari sanksi Barat.

Sementara itu, menjelang pertemuan Perdana Menteri Inggris  Boris Johnson dengan para pemimpin NATO dan Polandia pada hari Kamis (10/02), Inggris mengerahkan 1.000 tentara untuk memberikan dukungan jika terjadi krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh agresi Rusia.

Johnson akan mengunjungi Belgia dan Polandia untuk menekankan perlunya berpegang teguh pada prinsip-prinsip NATO, dan membahas cara-cara agar Inggris dapat memberikan dukungan militer, jika Rusia menmpatkan pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.

"Inggris tetap teguh dalam komitmen terhadap keamanan Eropa," kata Johnson dalam sebuah pernyataan. "Sebagai aliansi kita harus tegas menunjukkan dan menjelaskan bahwa ada prinsip yang tidak akan kita kompromikan."

Rangkaian kunjungan Johnson ini adalah salah satu di antara gelombang diplomasi internasional.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini dan Wakil Presiden AS Kamala Harris juga akan mengadakan pertemuan langsung dengan sekutu dan mitra AS di Konferensi Keamanan München pada pekan depan.

Uluran tangan Inggris

Johnson akan membahas dengan NATO terkait tawaran Inggris untuk meningkatkan pertahanan aliansi, termasuk penggandaan pasukan di Estonia, lebih banyak jet RAF di Eropa selatan, dan pelayaran kedua kapal patroli Trent dan Type 45 kapal perusak ke Mediterania Timur.

Kantor Johnson menegaskan bahwa setiap serangan militer lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia kemungkinan akan menimbulkan gelombang evakuasi warga di perbatasan Eropa, yang akan mempengaruhi negara-negara seperti Polandia dan Lithuania.

Inggris mengatakan pada hari Senin (07/02) akan mengirim 350 tentara lagi ke Polandia, setelah mengirim 100 tentara pada tahun lalu untuk membantu krisis migran di perbatasannya dengan Belarus. ha/yf (AFP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait