Rusia memulai latihan perang di perbatasannya ke Ukraina di saat upaya solusi damai Ukraina dilakukan intensif oleh Jerman dan Perancis. Sementara hasil pertemuan Merkel dengan Obama di Washington tetap belum jelas.
Iklan
Sekitar 600 serdadu Rusia Selasa (10/2) melancarkan latihan perang di semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina Maret 2014. "Mereka adalah pasukan dari Armada Laut Hitam Rusia yang menjaga kawasan pantai kawasan timur Ukraina itu," lapor kantor berita RIA. Disebutkan lebih lanjut, untuk latihan perang dikerahkan lebih dari 50 unit senjata berat.
Dalam waktu bersamaan 2000 serdadu Rusia lainnya dilaporkan juga memulai latihan perang di kawasan selatan Rusia yang berbatasan dengan Ukraina. Dua manuver militer yang dilancarkan simultan sehari menjelang KTT solusi konflik Ukraina di ibukota Belarusia, Minsk itu diduga merupakan aksi unjuk gigi berikutnya dari penguasa di Kremlin.
Sebelumnya pemerintah Ukraina di Kiev juga melaporkan adanya pergerakan sekitar 1.500 pasukan Rusia pada akhir pekan lalu, melintas perbatasan dan memasuki kawasan Ukraina yang dikuasai kaum separatis. Jurubicara militer di Kiev, Andrey Lyssenko merinci, gerakan pasukan itu didukung 170 kendaraan militer dan lebih dari 300 unit senjata berat.
Rumah Sakit di Donetsk Menderita Akibat Perang
Rumah Sakit Psikiatri di Donetsk berada di lokasi front terdepan pertempuran antara separatis pro-Rusia lawan tentara Ukraina. Di musim dingin situasinya sangat memprihatinkan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Dekat Front Pertempuran
Rumah Sakit Psikiatri No.1 Donetsk berlokasi di distrik Petrovsky, salah satu front terdepan ajang pertempuran antara separatis pro Rusia melawan militer Ukraina. Gedung rumah sakit menjadi sasaran tembakan artileri Desember 2014 silam.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Suhu Amat Dingin
Banyak jendela rusak akibat tembakan. Suhu di kawasan ini di musim dingin bisa mencapai minus 25° Celsius. Pasien dan staf rumah sakit bekerjasama memotong kayu bakar dari pohon yang tumbang akibat gempuran artileri, untuk bahan bakar perapian penghangat ruang.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Tugas Rangkap
Dokter tidak hanya bertugas menjaga kesehatan mental pasiennya. Tapi juga bekerja mengurus perapian dan mempertahankan agar rumah sakit tetap hangat, agar suhu dingin tidak jadi gangguan. Di hari-hari sangat dingin, pasien dan staf berkumpul di dekat perapian agar tetap hangat.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Berbagi Ruangan
Sejumlah ranjang perawatan dipindah ke kantor dokter yang terluput dari gempuran artileri, juga ke koridor. Rumah sakit tak punya uang untuk perbaikan. Jendela yang pecah ditutup dengan tripleks.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Menyambut Musim Dingin
Agar tidak patah semangat, sedikit hiasan berupa tanaman dan kembang dipasang untuk menyambut musim dingin. Vas kembangnya adalah bekas peluru penangkis tank berkaliber 100 mm yang ditemukan di halaman rumah sakit.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Waktu Makan Siang
Pasien harus mengambil sendiri makan siang dari dapur rumah sakit. Juga perawat dan staf mengambil makan siangnya di dapur. Inilah waktu di mana para pasien boleh meninggalkan ruang perawatan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Makan Bersama
Pasien makan siang bersama di ruang perawatan utama rumah sakit. Masalah utama adalah suplai makanan karena tidak ada lagi dermawan penyumbang bahan makanan. Kini semua tergantung bantuan gereja atau perorangan, yang membantu semampu mereka.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Dijejal di Sebuah Ruangan
Dokter dan perawat mengunjungi pasiennya yang dijejal di sebuah ruangan. Gedung utama rumah sakit rusak berat dan atap dapur juga hancur dilanda gempuran artileri. Akibatnya ruang utuh yang tersisa digunakan merewat pasien, dan terpaksa dengan berdesak-desakan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Mencukur Rambut Sukarela
Seorang tukang cukur secara sukarela datang ke rumah sakit untuk memangkas rambut pasien. Pasien antri sambil berbaring di ranjang perawatan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Jeda Merokok
Seorang pasien sedang jeda merokok di balkon yang dilindungi terali. Rokok dan korek api disimpan oleh para perawat. Mereka memberikannya kepada pasien sesuai jadwal waktu yang diatur sebelumnya.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
10 foto1 | 10
Siap gelar KTT Minsk
Sementara itu kanselir Jerman, Angela Merkel dan presiden Perancis, Francois Hollande terus berusaha agar pertemuan puncak empat jalur membahas solusi damai krisis Ukraina yang rencananya digelar di Minsk Rabu (11/2) bisa terlaksana. Presiden Ukraina Petro Poroshenko sudah menyatakan siap hadir, sementara jawaban dari presiden Rusia Vladimir Putin masih ditunggu.
Dalam pertemuan antara Angela Merkel dengan presiden AS Barack Obama di Gedung Putih Senin (9/2), kanselir Jerman kembali menegaskan sikap menolak pengiriman senjata ke Ukraina. Sedangkan Obama menyatakan akan terus mempertimbangkan semua opsi. Tapi ditegaskan, prioritas penuntasan konflik akan diutamakan lewat jalur diplomasi.
Walau upaya diplomatik untuk peredaan ketegangan di Ukraina terus dilancarkan, militer di Kiev melaporkan aksi baku tembak di kawasan timur negara itu terus berlangsung. Kota Debalzewe yang strategis penting tetap jadi kawasan pertempuran sengit antara pasukan Ukraina melawan milisi separatis pro-Rusia.
Jumlah korban tewas selam berlangsungnya konflik disebutkan 5 kali lipat lebih tinggi dari laporan resmi yang menyebut 5.000 korban tewas. Juga disebutkan situasi humaniter di kawasan perang sudah memasuki status bencana.