1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Mulai Tarik Pasukan dari Georgia

8 Oktober 2008

Sampai hari Jumat (10/10) Rusia wajib menarik seluruh tentaranya dari wilayah Georgia di sekitar provinsi Ossetia Selatan dan Abkhasia yang memerdekakan diri.

Tentara Rusia yang mulai meninggalkan wilayah Ossetia SelatanFoto: AP

Penarikan tentara Rusia menurut rencana akan berlangsung sampai Jumat (10/10). Marat Kulachmetov, komandan pasukan Rusia yang ditempatkan di Ossetia Selatan mengatakan:

“Sementara ini, barikade yang dipasang di pos-pos keamanan dibongkar. Begitu pula beberapa tempat perlindungan dan bangunan lainnya. Pelayanan di pos-pos masih berlangsung. Dalam beberapa hari tentara dari wilayah selatan akan ditarik sesuai jadwal.”

Dalam perjanjian gencatan senjata dengan Presiden Perancis Nikolas Sarkozy yang saat ini mengetuai Dewan Kepresidenan Eropa, Presiden Rusia Dimitri Medvedev berkewajiban menarik tentara Rusia dari kawasan penyangga di sekitar Ossetia Selatan dan menyetujui masuknya kelompok pemantau Uni Eropa ke wilayah itu. Dipastikan tidak ada peningkatan penyiaran radio aktif. Juga tidak ada ranjau darat. Pemantau Uni Eropa menjadi saksi mata atas serah terima itu.

Pos pengawasan yang dikuasai Rusia secara bertahap diserahkan kepada pihak Georgia. Kepada kantor berita Interfax, Marat Kulachmetov, komandan pasukan Rusia yang ditempatkan di Ossetia Selatan mengatakan menerangkan, daerah yang luas itu diawasi bersama-sama.

Media Georgia juga melaporkan penarikan tentara dari wilayah barat Georgia, pada perbatasan ke Abkhasia. Pada Rabu pagi (08/10) panser dan kendaraan militer melewati wilayah Sugdidi ke arah Abkhasia. Diplomat Jerman Hansjörg Haber yang memimpin misi 200 pemantau keamanan Uni Eropa ikut mengawasi peristiwa itu.

Perjanjian gencatan senjata juga menetapkan bahwa kedua pihak harus kembali pada posisinya seperti sebelum terjadi perang bulan Agustus. Namun demikian Rusia ingin menempatkan hampir 8 ribu tentara di wilayah kedua provinsi yang memisahkan diri dari Georgia. Jumlah itu lebih banyak dari sebelumnya.

Ossetia Selatan dan Abkhasia menyatakan diri merdeka, setelah perang antara Rusia dan georgia. Moskow mengakui kedua republik baru tersebut. Uni Eropa sebaliknya, tetap melihat keduanya sebagai bagian dari Georgia. Konferensi perdamaian di Jenewa pekan depan akan merundingkan perkembangan situasinya di masa depan.

Sementara itu, mengenai situasi di Georgia, Menteri Luar negeri Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers hari Rabu (08/10) mengatakan:

“Pihak Georgia harus tetap memenuhi kewajiban untuk menarik pasukan dari posisi semula, seperti ditetapkan dalam perjanjian antara Sarkozy dan Medvedev. Kami juga menuntut agar pemantau internasional mengawasi secara khusus darah-daerah di Georgia yang menjadi basis serangan terhadap Zchinvali dan kawasan lain di Ossetia Selatan. Kami mendukung embargo senjata. Pasokan senjata kepada rejim Georgia saat ini harus dihentikan." (rp)