Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan perang di Ukraina tidak akan segera berakhir, sampai pihak Barat menghentikan upayanya dalam mengalahkan Rusia.
Iklan
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan perang di Ukraina tak akan berakhir sampai pihak Barat menghentikan upayanya mengalahkan Rusia. Pernyataan itu disampaikan Lavrov dalam sebuah wawancara dengan media lokal Indonesia, Rabu (12/07).
Pernyataan itu diutarakan Lavrov menjelang pertemuan simbolis antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan para pimpinan NATO dalam konferensi di Lituania pada hari yang sama.
Dalam wawancara dengan Kompas sesaat menjelang pertemuan dengan para menlu ASEAN dan mitranya pekan ini, Lavrov mengecam Amerika Serikat dan sekutunya karena mendukung Ukraina.
"(Perang) akan terus berlanjut sampai pihak Barat melupakan rencananya untuk menjaga dominasi dan obsesinya guna memberikan kekalahan strategis terhadap Rusia lewat kaki tangannya, Kyiv," kata Sergei Lavrov mengenai perang di Ukraina.
"Tidak ada tanda-tanda sebuah perubahan dari sikap mereka, dan kita melihat bagaimana Amerika dan koleganya terus-menerus mengirimkan senjata ke Ukraina dan mendorong (Zelenskyy) untuk terus melawan."
Kehadiran Lavrov di Jakarta berkaitan dengan Konferensi Asia Timur dan Pertemuan Regional Menteri Luar Negeri ASEAN dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Jumat (14/07). Lavrov dan Blinken terakhir kali bertemu bulan Maret lalu saat menghadiri pertemuan G20 di India.
Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan terbesar terhadap salah satu negara Eropa, sejak Perang Dunia II, saat dia memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Sejak saat itu, berdasarkan prakiraan pihak Barat, setidaknya lebih dari 150.000 orang telah tewas dan terluka dari kedua belah pihak.
Ketika berbicara soal Indonesia, Lavrov mengapresiasi hubungan kedua negara dan memuji kebijakan luar negeri Jakarta yang independen terhadap konflik di Ukraina.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Moskow dan Kyiv setelah invasi dimulai.
Sergei Lavrov mengklaim negara-negara Barat "mengabaikan inisiatif yang disampaikan oleh negara-negara berkembang" setelah Kyiv memilih menolak tawaran Jokowi untuk menjadi penengah.
Setelah pertemuan hari pertama di Lituania, para Pemimpin NATO menyatakan bahwa, "masa depan Ukraina berada di tangan NATO", dan NATO juga telah mempersingkat proses yang harus dilalui pemerintahan Kyiv untuk dapat menjadi anggota aliansi militer tersebut.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Hanya saja, sejauh ini para pimpinan NATO belum membeberkan jadwal terkait keanggotaan Ukraina. Hal ini merefleksikan adanya kekhawatiran di pihak Washington bahwa perang Ukraina bisa menyeret Barat ke dalam konflik nuklir dengan Rusia.
Dalam sebuah upaya untuk meyakinkan Zelenskyy, negara anggota G7 berencana mengeluarkan sebuah deklarasi soal bantuan terhadap Ukraina untuk mengalahkan Rusia dan mencegah agresi baru di masa depan.
Iklan
Lavrov bakal bertemu delegasi Cina di Jakarta
Dalam kunjungan ke Jakarta, Menlu Lavrov juga dijadwalkan bertemu dengan delegasi Cina, termasuk diplomat senior Wang Yi di sela-sela konferensi regional yang akan berlangsung pekan ini. Informasi ini dilaporkan oleh kantor berita Rusia TASS yang mengutip informasi dari Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Besok, akan ada sebuah pertemuan antara Rusia dan ASEAN, serta serangkaian pertemuan bilateral lainnya. Juga ada sebuah pertemuan dengan beberapa kolega dari Cina, dan Wang Yi diperkirakan akan hadir di Jakarta," demikian dilaporkan kantor berita TASS mengutip Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakhrova, saat diwawancara Radio Sputnik.