Rusia Sebut Resimen Azov Ukraina sebagai Kelompok Teroris
3 Agustus 2022
Pengadilan tinggi Rusia telah menetapkan salah satu formasi militer Ukraina yang paling menonjol sebagai organisasi teroris, sehingga membuka jalan bagi tuduhan teror terhadap beberapa milisi yang ditangkap.
Iklan
Mahkamah Agung Rusia pada Selasa (02/08) menyatakan Resimen Azov Ukraina sebagai organisasi teroris. Terlepas dari masa lalunya yang kelam, Resimen Azov dipuji di Ukraina sebagai pahlawan karena berjuang mempertahankan wilayah timur negara itu dari invasi Rusia.
Apa yang dimaksud dengan tudingan teroris?
Diperkirakan 1.000 tentara Azov ditahan oleh Rusia dan pasukan sekutu Moskow di Ukraina timur. Banyak yang ditangkap ketika kota pelabuhan Mariupol di Ukraina tenggara pada Mei lalu setelah pengepungan selama berbulan-bulan.
Resimen ini menghadapi kasus kriminal karena Rusia menuduh mereka membunuh warga sipil. Di bawah undang-undang anti-teror yang ketat, tentara Azov yang ditangkap dapat memiliki hak yang lebih sedikit dan hukuman penjara yang lebih lama, hingga 20 tahun.
Negara Pemasok Senjata ke Ukraina
Perang yang dilancarkan Rusia di Ukraina terus berkobar. PBB berusaha medorong dialog damai. Namun, sejumlah negara NATO mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina. Senjata apa yang sudah dan akan disuplai ke Ukraina?
Foto: Thomas Imo/photothek/picture alliance
Amerika Serikat, Beragam Senjata
Pentagon memasok beragam persenjataan ke Ukraina senilai 2,5 miliar USD. Antara lain peluru kendali anti pesawat terbang Javelin buatan Inggris (foto). Selain itu, AS merencanakan pengiriman 300 kendaraan lapis baja dan sejumlah meriam artileri yang bisa dikendalikan lewat GPS lengkap dengan amunisinya. Juga Washington akan kirim 11 helikopter transport tipe MI-17 buatan Uni Sovyet.
AS juga mengirim sekitar 300 Drone Switchblade yang dipuji gampang dikendalikan dan tidak perlu stasiun peluncur canggih di darat. Dengan bobot hanya beberapa kilogram Switchblade bisa diangkut dengan ransel dan punya daya jelajah hingga 10 km. Drone sekali pakai ini bisa dikendalikan secara presisi untuk diledakkan menghancurkan target musuh.
Foto: AeroVironment/abaca/picture alliance
Jerman, Tank Gepard
Pemerintah Jerman sudah menyetujui pengiriman senjata berat, berupa tank anti serangan udara jenis Gepard. Dikembangkan tahun 1970-an, tank ini selama tiga dekade jadi tulang punggung sistem pertahanan anti serangan udara Jerman. Dilengkapi meriam kaliber 23mm yang mampu menembus lapis baja, dulu terutama dirancang untuk melumpuhkan helikopter tempur MI-24 buatan Rusia.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Turki, Drone Bayraktar
Turki sudah memasok 20 drone tempur Bayraktar TB2 ke Ukraina. Penjualan drone ini pada tahun 2021 mulanya tidak ada kaitannya dengan perang yang dilancarkan Rusia. Tapi seiring perkembangan situasi di Ukraina, drone buatan Turki ini jadi salh satu senjata berat yang dikirim ke Ukraina dari salah satu anggota NATO.
Foto: Mykola Lararenko/AA/picture alliance
Republik Ceko, Tank T-72 M4
Republik Ceko menjadi negara pertama anggota NATO yang mengirim senjata berat ke Ukraina. Bulan Januari 2022 seiring penguatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, Praha mengirim amunisi dan granat anti panser. Setelah invasi Rusia, Republik Ceko mengirimkan tank tipeT-72 M4 buatan Uni Sovyet (foto) dan panser tipe MBP.
Foto: Jaroslav Ozana/CTK/dpa/picture alliance
Polandia, MIG-29
Polandia merencanakan pengiriman sejumlah pesawat tempur tipe MIG-29 buatan Rusia ke Ukraina lewat negara ketiga. Namun NATO menolak rencana ini, karena dengan itu berarti pakta pertahanan Atllantik Utara akan dianggap terlibat secara langsung dalam perang di Ukraina. Warsawa akhirny hanya mengirim senjata tempur dan amunisinya.
Foto: Cuneyt Karadag/AA/picture alliance
Negara NATO Lain, Akan Kirim Senjata Taktis
Anggota NATO lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, Belgia dan Kanada sudah menjanjikan pengiriman bantuan persenjataan ke Ukraina. PM Inggris Boris Johnson sesumbar akan mengirim rudal anti armada laut, sementara PM Belanda Mark Rutte menjanjikan akan mengirim panser tempur. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan pengiriman senjata (as/yf)
Foto: U.S. Army/Zuma/imago images
7 foto1 | 7
Para pemimpin separatis dari "Republik Rakyat Donetsk" yang memproklamirkan diri di Ukraina timur mengatakan pada Mei 2022 bahwa para pejuang Azov dapat menghadapi hukuman mati.
Kedutaan Rusia di London juga memicu kemarahan pekan lalu ketika memposting di Twitter bahwa tawanan tentara Azov "pantas mendapatkan kematian yang memalukan."
Apa itu Resimen Azov?
Resimen Azov dimulai sebagai unit paramiliter untuk berperang melawan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur pada tahun 2014. Resimen ini kemudian diintegrasikan ke dalam penjaga nasional Ukraina.
Resimen itu awalnya menarik pejuang dari kalangan sayap kanan dan ultra-nasionalis, meskipun anggotanya saat ini menolak tuduhan ekstremisme.
Pada 2019, Kongres AS nyaris menetapkan resimen itu sebagai "organisasi teroris", tetapi akhirnya tidak. Namun, selama bertahun-tahun, Azov telah mempertahankan kontak dengan gerakan sayap kanan di luar negeri, termasuk di Jerman.
Moskow secara konsisten menuding Azov untuk mendukung klaimnya bahwa Ukraina dikendalikan oleh "neo-Nazi."
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (02/08), Resimen Azov mengatakan bahwa Rusia sedang mencari pembenaran baru untuk kejahatan perang, dan meminta Washington untuk menunjuk Moskow sebagai negara teroris.
"Setelah eksekusi publik terhadap tawanan perang dari resimen 'Azov' di Olenivka, Rusia mencari alasan dan penjelasan baru atas kejahatan perangnya," kata unit itu, merujuk pada ledakan pekan lalu yang menewaskan lebih dari 50 orang di sebuah lokasi penahanan tawanan perang Ukraina. Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas ledakan itu.