Turki: Rusia Setuju Lanjutkan Kesepakatan Ekspor Gandum
2 November 2022
Presiden Turki Erdogan mengatakan, Rusia akan kembali ke perjanjian ekspor gandum pada hari Rabu, 2/11. Sementara Kyiv masih menjadi target serangan drone Rusia yang mengarah jaringan listrik dan air.
Iklan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Rabu (2/11) bahwa Rusia telah setuju untuk melanjutkan kesepakatan untuk mengizinkan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam pada Rabu siang.
Erdogan mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah berbicara dengan rekannya dari Turki Hulusi Akar dan mengatakan bahwa koridor gandum akan "berlanjut dengan cara yang sama seperti sebelumnya."
Presiden Turki itu menambahkan, ekspor ke negara-negara Afrika akan diprioritaskan, dengan mengatakan bahwa Rusia khawatir sebagian besar biji-bijian yang diekspor berakhir di negara-negara kaya.
Rusia selama akhir pekan menangguhkan keterlibatannya dalam kesepakatan yang ditengahi PBB yang memungkinkan ekspor biji-bijian yang aman dari Ukraina. Rusia mengatakan keputusan itu diambil setelah serangan terhadap armada Laut Hitamnya.
PBB mengatakan hari Senin (31/10), bagaimanapun gandum harus terus meninggalkan pelabuhan Ukraina, meskipun ada penangguhan kesepakatan oleh Rusia.
Pengiriman gandum dari Ukraina perlu perlindungan jangka panjang"
Dalam pidato video Selasa malam (1/11), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kapal-kapal masih bergerak keluar dari pelabuhan Ukraina dengan kargo berkat kerja Turki dan PBB.
Iklan
"Tetapi pertahanan yang andal dan jangka panjang diperlukan untuk koridor biji-bijian,” kata Zelenskyy. "Rusia jelas harus disadarkan bahwa mereka akan menerima tanggapan keras dari dunia terhadap langkah apa pun yang mengganggu ekspor pangan kita," katanya. "Yang dipermasalahkan di sini jelas adalah kehidupan puluhan juta orang."
Kesepakatan biji-bijian bertujuan untuk membantu mencegah kelaparan di negara-negara miskin dengan menyuntikkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari dan pupuk ke pasar dunia dan untuk mengurangi kenaikan harga yang dramatis.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Rusia serang rangkaian pembangkit listrik dan jaringan air bersih
Rusia terus menembakkan rudal ke kota-kota Ukraina, termasuk ibukota Kyiv, dalam apa yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai pembalasan atas serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia.
Kyiv diserang lebih lanjut semalam, kata pihak berwenang. Kepala staf Presiden Zelenskyy, Andriy Yermak mengatakan, tentara Ukraina menembak jatuh 12 dari 13 drone Iran. "Kami sekarang aktif melakukan dialog mengenai pasokan sistem pertahanan udara modern, kami mengerjakan ini setiap hari,” katanya di aplikasi pesan Telegram.
Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh sebagian besar rudal itu, tetapi beberapa telah menghantam pembangkit listrik, melumpuhkan pasokan listrik dan air. Sembilan daerah mengalami pemadaman listrik. "Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menyediakan listrik dan panas untuk musim dingin mendatang," kata Zelenskyy. "Tetapi kita harus memahami bahwa Rusia akan melakukan apa saja untuk menghancurkan kehidupan normal."
Pihak berwenang di Kyiv sedang mempersiapkan lebih dari 1.000 titik pemanas di seluruh kota jika sistem pemanas distriknya dinonaktifkan, kata Walikota Vitali Klitschko.