Rusia Siap Luncurkan Stasiun Luar Angkasa Sendiri Tahun 2025
21 April 2021
Rusia mengumumkan pada Selasa (20/04), pihaknya berharap dapat meluncurkan stasiun orbitnya sendiri tahun 2025, di tengah pertimbangan Moskow untuk menarik diri dari program Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Iklan
Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan bahwa pekerjaan pada modul pertama stasiun baru telah dimulai, setelah para pejabat mengisyaratkan bahwa Rusia tengah mempertimbangkan untuk menarik diri dari ISS.
Roscosmos memastikan pada hari Senin (19/04) bahwa keputusan tersebut memang belum dibuat. "Ketika kami membuat keputusan, kami akan memulai negosiasi dengan mitra kami mengenai bentuk dan kondisi kerja sama setelah 2024," kata badan antariksa itu kepada AFP dalam sebuah pernyataan.
Rencana peluncuran stasiun luar angkasa diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan yang disebabkan tuduhan spionase, peningkatan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina, dan kesehatan tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny yang memburuk.
"Modul inti pertama dari stasiun orbit Rusia yang baru sedang dikerjakan," kata Rogozin dalam sebuah pernyataan di aplikasi Telegram. Dia mengatakan perusahaan luar angkasa Rusia, Energia, juga berharap modul tersebut siap diluncurkan tahun 2025.
Mir - Legenda Rusia di Luar Angkasa
Tahun 1986, impian Rusia menjadi negara pertama yang menempatkan stasiun ruang angkasa tercapai. Mir, yang berarti Dunia dan Damai, menjadi tempat tinggal kosmonot dari Timur dan astronot dari Barat selama 15 tahun.
Foto: NASA
Perlombaan di Luar Angkasa
Sejak tahun 1970-an Rusia berambisi untuk membangun satu stasiun di ruang angkasa yang bisa dihuni secara permanen. Satu ambisi untuk mengalahhkan Amerika Serikat dalam perlombaan menguasai ruang angkasa. Modul pertama tiba di luar angkasa pada 19 Februari 1986.
Foto: NASA
Berakhirnya Perang Dingin
Perestroika dan Glasnost mengubah politik dunia. Dan Mir menjadi simbol membaiknya hubungan antara Uni Soviet dan Barat. Astronot asal Perancis, jean-Loup Chretien, menjadi astronot Barat pertama yang singgah di Mir, tahun 1988. Setelah runtuhnya Tembok Berlin, Mir mulai dikunjungi pesawat ulang-alik AS. Juga empat astronot Jerman pernah menghabiskan waktu di Mir.
Foto: Imago/ITAR-TASS
Tamu di Mir
Lebih dari 100 astronot dan kosmonot dari seluruh dunia pernah mengunjungi stasiun Mir. Astronot Jerman yang pernah menginap di sana, salah satunya adalah Reinhold Ewald (atas, ke-dua dari kanan). Saat ia berada di Mir, pada tahun 1997, timbul kebakaran yang untungnya bisa segera dipadamkan.
Foto: DLR German Aerospace Center
Tidak Semuanya Berjalan Mulus
Para awak yang pernah tinggal di stasiun MIr harus mengatasi berbagai kerusakan teknis, serta juga kecelakaan. Misalnya, kebocoran pada sistem pendingin, atau saat peralatan komputer ngadat. Pernah juga, satu pesawat pengangkut pasokan menabrak panel surya stasiun ini. Mengomentari insiden di Mir, Rheinhold Ewald berujar, "Stasiun luar angkasa bukanlah ruang bisnis dengan kursi nyaman."
Foto: NASA
Fosil di Luar Angkasa
AS, yang setelah jatuhnya Uni Soviet ikut pembiayai proyek Mir, mendesak dibangunnya satu stasiun baru untuk proyek penelitian luar angkasa bersama. Pembangunan Stasiun Luar Angkasa ISS pada tahun 1998 mengawali masa pensiun Mir. Setelah berada di orbit selama 15 tahun dan sekitar 86.000 kali mengelilingi bumi, misi Mir berakhir.
Foto: Imago/ITAR-TASS
Kembali ke Bumi
Mir merupakan tonggak sejarah petualangan manusia di luar angkasa dan juga kerjasama internasional dalam penelitian angkasa. 23 Maret 2011, Mir memasuki atmosfer Bumi. Sekitar 40 ton sisa bagian Mir yang tidak terbakar jatuh di Samudera Pasifik.
Foto: Imago/ITAR-TASS
6 foto1 | 6
Proyek ambisius Rusia
Diluncurkan pada tahun 1998 dengan melibatkan Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Badan Antariksa Eropa, ISS merupakan salah satu kolaborasi internasional paling ambisius dalam sejarah manusia.
Rusia sempat kehilangan monopoli dalam penerbangan berawak ke ISS pada tahun lalu setelah misi pertama perusahaan AS, Space X, sukses dijalankan.
Terlepas dari pengalaman masa lalu, Rogozin mengumumkan serangkaian rencana ambisius, meski banyak analis menilai Presiden Vladimir Putin lebih tertarik memodernisasi teknologi militer dibanding eksplorasi ruang angkasa.