1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Terus Gempur Aleppo

12 Oktober 2016

Rusia yang dukung rejim Assad lancarkan serangan udara terbesar ke Aleppo yang sudah hancur. Presiden Rusia Vladimir Putin batalkan kunjungan ke Paris akibat kecaman dari Barat.

Syrien Krieg Mann mit verletztem Kind in Aleppo
Foto: Reuters/A. Ismail

Rangkaian serangan terakhir Rusia di Aleppo Selasa kemarin menewaskan sekitar 25 warga sipil, demikian laporan seorang pengamat. Di samping itu, serangan menyebabkan kerusakan berat di sejumlah daerah pemukiman, di bagian kota yang dikuasai pemberontak. Warga kawasan itu serta tim penolong mengatakan yang tewas 50 orang. Mereka juga menghitung korban yang jatuh di desa-desa sekitar Aleppo yang juga dikuasai pemberontak.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung rejim Presiden Bashar al Assad membatalkan kunjungan ke Paris, karena pertikaian yang timbul setelah rangkaian kekerasan terbaru di Suriah. Rusia membantu Assad dalam upaya menguasai kembali seluruh Aleppo. Militer Suriah bersumpah mengambilalih seluruh kota, yang sudah terpecah sejak pertengahan 2012.

Serangan meningkat sejak ambruknya gencatan senjata

Serangan udara semakin gencar sejak gagalnya gencatan senjata yang dinegosiasikan Washington dan Moskow. Ketika itu, gencatan senjata yang baru berjalan sekitar sepekan berakhir akibat serangan atas konvoi truk yang membawa bantuan kemanusiaan, yang menurut barat dilancarkan Rusia. Moskow berulangkali menegaskan, saat serangan dilancarkan, tak ada satupun pesawat tervang mereka beroperasi di kawasan itu. Beberapa hari setelahnya AS menyatakan menghentikan segala bentuk kerjasama bilateral dengan Rusia.

Helm Putih mengeluarkan korban dari reruntuhan bangunan akibat serangan bom di AleppoFoto: picture-alliance/AA/I. Ebu Leys

Sejak itu bagian timur kota Aleppo yang dikuasai pemberontak terus digempur serangan udara. Militer Suriah menyatakan Rabu pekan lalu, akan mengurangi pemboman, setelah serangan berhari-hari menyebabkan ratusan orang tewas dan menghancurkan rumah sakit terbesar yang masih berdiri di bagian timurn kota terbesar kedua di Suriah itu.

Baik Moskow dan Damaskus mengatakan serangan akan dikurangi, untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan kawasan yang diserang. Itu dinyatakan karena dunia internasional semakin menunjukkan kemarahan atas kesengsaraan sekitar 250.000 warga sipil yang tinggal di kawasan yang dikuasai pemberontak.

Namun koresponden AFP dan organisasi HAM Syrian Observatory for Human Rights melaporkan, Selasa kembali terjadi pemboman besar-besaran.

Assad bertekad kuasai seluruh Aleppo

Rami Abdel Rahman dari Observatory mengatakan, "Ini adalah pemboman terbesar oleh Rusia, sejak rejim Suriah mengumumkan akan mengurangi pemboman" pekan lalu. Dari 25 yang tewas, empat di antaranya anakanak. Dengan didukung serangan udara Rusia, pasukan Assad terus maju dan mengambilalih bagian Aleppo sedikit demi sedikit.

Aleppo yang luluh lantak dan kuburan yang penuh sesakFoto: Reuters/A. Ismail

Pemboman terbaru atas Aleppo kemungkinan makin merusak hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat. Presiden Perancis Francois Hollande hari Minggu mengatakan, serangan di Aleppo semakin menguatkan indikasi kejahatan perang. Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyerukan aktivis perdamaian untuk mengadakan demonstrasi di luar Kedutaan Besar Rusia di London. Menurut Johnson selama ini aktivis kurang menunjukkan kemarahan mereka, dan semakin berkurang akibat perang tak kunjung henti di Suriah.

ml/as (afp, rtr, dpa)