1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi Suriah Makin Panas

2 Oktober 2015

Rusia lanjutkan gempuran di Suriah. Barat nyatakan, serangan tidak ditujukan terhadap ISIS melainkan gerakan oposisi yang didukung AS. Iran nyatakan akan ikut menyerang, sementara Turki minta agar serangan dihentikan.

Symbolbild Russland Syrien Luftschläge
Foto: picture-alliance/dpa/Y.Kochetkov

Rusia kembali lancarkan serangan pemboman dari udara di kawasan Suriah hari Kamis. Dilaporkan sedikitnya sembilan warga sipil termasuk dua anak dan tewas dalam serangan di provinsi Idlib, di barat daya Suriah. Demikian keterangan kelompok yang memonitor situasi, Observatory for Human Rights.



Serangan udara itu menghantam distrik Jabal al Zawiya, di daerah yang dikontrol kelompok ekstrimis Suriah yang berafiliasi dengan Al Qaeda, serta kelompok-kelompok pemberontak lainnya. Demikian keterangan Observatory yang berpusat di Inggris.

Kini Rusia mengakui, bahwa mereka tidak hanya mengarahkan serangan terhadap Islamic State (ISIS), melainkan juga kelompok-kelompok teroris lainnya. Itu dinyatakan secara tidak langsung oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. Rusia juga menyatakan siap lancarkan serangan terhadap posisi ISIS di Irak.



Namun Barat menyatakan Rusia juga melancarkan serangan terhadap kelompok oposisi yang menentang Presiden Bashar al Assad. Sementara itu pemerintah Suriah menyatakan, serangan Rusia memang sudah direncanakan lama dan pemerintah legitim Suriah yang diwakili Assad yang mengajukan permintaan bantuan dari Rusia.

Walaupun sejumlah laporan menunjukkan bangunan dan warga sipil menjadi korban serangan Rusia, Presiden Vladimir Putin menampik tuduhan yang dilontarkan kelompok oposisi terbesar Suriah, bahwa serangan Rabu lalu di Homs mengakibatkan 36 warga sipil tewas. Ia menyebut laporan sebagai bagian dari "perang informasi". Menurutnya, laporan tentang korban sipil sudah keluar bahkan sebelum serangan dilancarkan.

Situasi tambah runyam

Jumat (02/10) Turki dan sekutu-sekutunya dalam aksi militer terhadap ISIS yang dipimpin AS, menyerukan Rusia untuk menghentikan serangan terhadap oposisi Suriah dan memfokuskan serangan terhadap ISIS.

Dalam pernyataan bersama dengan AS, Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Teluk, Turki menyatakan, langkah Rusia menyebabkan "eskalasi lebih lanjut", dan hanya akan semakin mendorong maraknya ekstremisme



Langkah Rusia yang melancarkan serangan udara dan semakin meningkatnya keterlibatan Iran di Suriah bisa menjadi titik balik bagi konflik yang semakin banyak menarik dan melibatkan kekuatan militer dari berbagai negara. Kantor berita melaporkan ratusan tentara darat Iran telah berada di Suriah dan siap ikut terlibat dalam serangan darat yang mendukung pemerintahan Assad. Demikian keterangan pemerintah Libanon.

Apakah tidak ada satupun yang berdaya menghadapi langkah beruang merah Rusia? Sebuah karikatur menggambarkannya.


Sebuah karikatur lain menggambarkan posisi AS yang tidak jelas dalam konflik Suriah. Berada di pihak manakah AS?

Simak juga langkah Rusia di Suriah dalam galeri foto berikut.

ml/as (afp, rtre, twitter)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait