1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Kekecewaan Besar Ancam Timnas Rusia?

28 Mei 2018

Pertandingan antara timnas Arab Saudi melawan timnas Rusia menjadi pembuka turnamen Piala Dunia 2018. Harapan para penggemar dan Presiden Rusia Vladimir Putin sangat besar. Tapi kekecewaan besar mengancam.

Fußball Mannschaftsfoto Russland
Foto: picture-alliance/augenklick/firo Sportphoto

Tujuannya jelas. "Kita harus jadi tuan rumah tuan rumah yang kuat", demikian dikatakan Stanislav Cherchesov, pelatih timnas Rusia baru-baru ini. "Mungkin kita baru berhadapan dengan Jerman di babak semi final atau final. Kalau kita sampai ke babak itu, saya jadi pria paling bahagia di dunia." Impiannya bisa dimengerti, tapi perlu fantasi banyak untuk bisa membayangkan timnas Rusia berhasil sampai fase akhir turnamen Piala Dunia 2018. Kemungkinan besar, babak penyisihan melawan Arab Saudi, Mesir dan Uruguay sudah jadi tantangan sangat berat. Melihat prestasi terakhirnya, timnas Rusia bahkan dinilai tim tuan rumah Piala Dunia yang paling buruk dalam sejarah.

Sejauh mana jarak prestasi mereka dengan tim papan atas dunia, sudah bisa dirasakan dalam pertandingan uji coba. Sejauh ini lima pertandingan sama sekali tidak dimenangkan oleh tim yang dilatih Cherchesov.

Beratnya Tantangan bagi Cherchesov

Akibat masalah yang dihadapi timnya, situasi Cherchesov juga sulit. Tiga anggota timnya yang berprestasi tinggi berprestasi tinggi sekarang cedera. Dengan absennya Georgi Dzhikiya dan Viktor Vasin pertahanan bagian dalam tidak berfungsi sama sekali. Maret lalu, Aleksandr Kokorin juga cedera dalam pertandingan.

Dua mantan pemain liga sepak bola Jerman, Roman Neustädter dan Konstantin Rausch, juga menyebabkan headline negatif bagi tim Rusia. Mereka mengunjungi disko di malam setelah tim Rusia kalah melawan Brasil dan dihukum ikatan sepak bola. Keduanya adalah pemain profesional yang lahir di Uni Soviet. Setelah dewasa mereka berimigrasi ke Jerman. Karena berkewarganegaraan Rusia, mereka boleh bermain untuk tim Rusia.

Secara keseluruhan tim Cherchesov kekurangan pemain berbakat. Tidak ada anggota timnasnya yang aktif di klub sepak bola papan atas Eropa. Kader-kader terlalu tua dan tidak ada calon baru. Upaya perekrutan masih dalam proses pembangunan. Lima anggota tiap tim berstatus "ditempatkan", jadi tidak perlu menghadapi persaingan berat. Perubahan baru akan terjadi setelah turnamen piala dunia.

Pandangan ke sejarah juga membuat orang sadar

Cherchesov dulu jadi penjaga gawang Dynamo Dresden. Ia mulai jadi pelatih timnas setelah kegagalan mengecewakan Rusia dalam Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA atau EURO 2016 di Perancis. Tim Rusia berada di posisi terbawah dalam grupnya di babak penyisihan. Itulah juga nasib mereka dalam Piala Dunia 1994, 2002 dan 2014. Keberuntungan hanya terjadi dalam EURO 2008, di mana mereka duduk di posisi ke empat. Sebaliknya, timnas Uni Sofyet dulu kerap sukses.

Mengingat situasi saat ini yang sulit, Cherchesov memperbaiki taktik, yang mungkin tidak disukainya pula. Ia biasanya bermain ofensif, dan menempatkan tiga pemain penyerang. Tatapi melihat kegagalan dalam pertandingan melawan Perancis, ia mengungkap taktik baru yaitu memperkuat pertahanan.

Apa taktik itu akan menyelamatkan pekerjaannya? Sejak 1992 sudah ada sembilan pelatih timnas Rusia. Dari mereka, selain Oleg Romantsev tidak ada yang menjabat lebih lama dari dua tahun. Jika tim Rusia sebagai tuan rumah terpaksa mundur di babak penyisihan, itu tidak mengejutkan. Tapi Rusia bukan negara pertama yang mengalami itu. Tahun 2010, Afrika Selatan jadi tuan rumah Piala Dunia, dan sudah tersisihkan hanya setelah bermaian dalam tiga pertandingan pertama.

Penulis: Jens Krepela (ml/vlz)