1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Rusia-Ukraina Optimis Segera Capai Kesepakatan

14 Maret 2022

Rusia dan Ukraina sama-sama mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata di tengah pertempuran yang sedang berlangsung. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tengah menunggu pertemuan dengan Vladimir Putin.

Konflik di Ukraina telah memicu aksi protes di banyak negara Eropa
Konflik di Ukraina telah memicu aksi protes di banyak negara EropaFoto: Klix.ba

Rusia pada hari Minggu (13/03) mengatakan bahwa delegasi Ukraina dan Rusia telah menemukan kemajuan dalam pembicaraan untuk menyelesaikan pertempuran di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua minggu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke negara tetangganya itu.

Dikutip dari kantor berita AFP, seorang anggota negosiator dari Rusia, Leonid Slutsky, mengatakan bahwa kedua negara sudah mencapai perkembangan signifikan setelah beberapa putaran pertemuan di perbatasan Belarus.

"Jika kita membandingkan posisi kedua delegasi di awal pembicaraan dan sekarang, kita melihat kemajuan yang signifikan," ujar Slutsky.

"Harapan saya sendiri adalah bahwa kemajuan ini dapat berkembang selama beberapa hari ke depan menjadi posisi terpadu yang dipegang oleh kedua delegasi dalam dokumen yang akan ditandatangani," lanjutnya.

Sementara penasihat kepresidenan Ukraina, Mikhailo Podolyak pada hari Minggu (13/03) melalui akun Twitter-nya mencuit bahwa Rusia telah berhenti mengeluarkan "ultimatum" dan malah "dengan seksama, mendengarkan posisi kami."

Kedua pihak akan kembali mengadakan pembicaraan pada hari Senin (14/03) yang akan digelar melalui konferensi video.

Zelenskyy minta dialog langsung dengan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam postingan videonya pada hari Minggu (13/03) malam mengatakan akan terus melanjutkan negosiasi dengan Rusia demi tercapainya gencatan senjata danterbentuknya lebih banyak koridor kemanusiaan. Dia menjelaskan bahwa koridor-koridor itu telah menyelamatkan lebih dari 130.000 orang dalam enam hari terkahir.

Zelenskyy juga mengatakan sedang menunggu terlaksananya pertemuan dengan Vladimir Putin. Sebelumnya, Zelenskyy telah berulang kali meminta untuk bertemu dengan Putin. Dalam videonya tersebut, ia pun mengatakan bahwa delegasinya memiliki "tugas jelas" untuk melakukan segalanya demi memastikan pertemuan antara dua kepala negara.

Dilansir Associated Press, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sepanjang sepekan terakhir ada "beberapa pergeseran positif" dalam dialog antara kedua negara dan bahwa dialog tersebut diselenggarakan hampir setiap hari.

Rusia meminta dukungan militer Cina?

Dikutip dari sejumlah outlet media, antara lain Financial Times, Washington Post, dan New York Times, pejabat Amerika Serika (AS) mengatakan bahwa Moskow telah meminta peralatan militer kepada Beijing sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Juru bicara kedutaan besar Cina di Washington, Liu Pengyu, menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan: "Saya belum pernah mendengar hal itu."

Pengyu mengatakan kepada awak media bahwa situasi di Ukraina "membingungkan" dan bahwa prioritas Cina adalah mencegahnya dari "meningkat atau bahkan lepas kendali."

Laporan itu muncul beberapa jam setelah Gedung Putih memperingatkan Beijing akan menghadapi "konsekuensi" berat jika membantu Moskow menghindari sanksi. Para diplomat AS dan Cina dijadwalkan bertemu pada hari Senin (14/03) di Roma untuk membahasa konflik Rusia-Ukraina.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas perang Rusia melawan Ukraina. Menurut keterangan Gedung Putih pada hari Senin (14/03) pagi, kedua pemimpin "meninjau kembali keterlibatan diplomatik baru-baru ini dan menggarisbawahi komitmen mereka untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya."

Biden dan Macron juga disebut akan "mendukung pemerintah dan rakyat Ukraina."

rap/ha (AFP, AP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait