1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia: Ultimatum G7 Akan Picu Perang Terbuka

10 April 2017

Pemerintah Rusia semakin terdesak menyusul serangan senjata kimia oleh rejim Bashar Assad di Suriah. Moskow menganggap AS sudah melampaui batas dan ultimatum negara-negara G7 bisa memicu perang konvensional.

Russland Militärparade zum Tag des Sieges
Foto: Reuters/S. Karpukhin

Rusia dan Iran memperingatkan Presiden AS Donald Trump agar tidak melanggar "garis merah" dan mengancam bakal "bereaksi dengan kekerasan" jika Washington bersikeras melancarkan operasi militer terhadap rejim Bashar al-Assad di Suriah.

Pusat komando bersama yang dibentuk oleh militer Rusia, Iran dan kelompok bersenjata yang loyal terhadap Assad mengingatkan AS agar tidak menyerang Suriah. "Mulai sekarang kami akan merespon dengan kekerasan terhadap segala bentuk agresi dan pelanggaran dan Amerika Serikat mengetahui betul kemampuan kami untuk bereaksi," tulis kelompok tersebut melalui situs Ilam al-Harbi.

AS Unjuk Kekuatan Militer di Korea

00:39

This browser does not support the video element.

Sebaliknya kelompok negara G7 mendesak Rusia agar mengkaji ulang dukungannya terhadap rejim di Damaskus. Jelang pertemuan menteri luar negeri G7 di Italia Senin (10/4), Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menuding Moskow "tidak kompeten" karena mengizinkan militer Suriah memiliki senjata kimia.

Tillerson dijadwalkan melawat ke Moskow pada Selasa (11/4) dan dijadwalkan bertemu Menlu Sergey Lavrov buat membahas krisis Suriah. Sebelumnya Menlu Inggris Boris Johnson menunda kunjungannya ke Rusia menyusul serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun, Suriah.

Menurutnya serangan tersebut "mengubah situasinya secara fundamental." Sebab itu ia lebih memilih mengunjungi pertemuan G7 ketimbang melawat ke Moskow.

Atas pembatalan tersebut Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan reaksi tajam.

"Keputusan Johnson sekali lagi mengkomfirmasikan keraguan atas nilai tambah sebuah dialog dengan Inggris, yang tidak lagi mewakili posisi sendiri dalam isu besar atau mempunyai pengaruh pada arah kebijakan politik internasional. Inggris berada di bawah bayang-bayang mitra strategisnya sendiri."

Kedutaan Besar Rusia di Inggris bahkan menulis skenario "perang konvensional" menyusul sikap keras negara-negara G7. "Jika ultimatum G7 terhadap Rusia memicu perang, apakah anda percaya pada Donald Trump sebagai pemimpin masa perang dengan Boris Johnson sebagai letnannya?"

rzn/yf (ap,rtr)