Babak Baru Arus Pengungsi: Naik Pesawat dari Irak ke Belarus
Rob Mudge
28 Oktober 2021
Perjalanan pengungsi kali ini berbeda dari tahun 2015. Kini melibatkan perusahaan penyewaan pesawat dan 'permainan' layanan visa dan paspor. Menteri luar negeri UE sedang pertimbangkan sanksi.
Iklan
Sejak awal Oktober 2021, diketahui telah ada sekitar 11.300 upaya para imigran untuk memasuki wilayah Polandia secara ilegal dari Belarus. Sepajang tahun 2021, ada 23.000 laporan tentang upaya semacam ini.
Dari titik perbatasan itu, banyak dari para pengungsi yang kemudian menuju perbatasan Jerman. Ada tiga negara bagian Jerman yang berbatasan langsung dengan Polandia, yakni Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern dan Sachsen. Polisi perbatasan mengatakan, sekitar 6.000 penyeberangan ilegal terjadi sepanjang tahun ini.
Siapa para pengungsi dan dari mana asalnya?
Sebagian besar dari para pengungsi yang diselundupkan ini berasal dari Irak, tetapi ada juga warga negara lain seperti Suriah, Kongo, dan Kamerun yang melakukan perjalanan ke Minsk, Belarus. Saat ini, diketahui ada tiga kota di wilayah Kurdi, Irak, yang menjadi titik keberangkatan utama: Irbil, Shiladze dan Sulaymaniyah.
Irak bulan Agustus lalu telah menangguhkan penerbangan langsung dari Baghdad menyusul tekanan dari Uni Eropa. Jadi sekarang para pengungsi ini terbang melalui Dubai, Turki, Lebanon, dan Ukraina, demikian menurut agen perjalanan lokal.
Foto Ikonik Krisis Pengungsi Di Eropa
Jutaan pengungsi hijrah ke Eropa antara tahun 2015 dan 2016. Pemberitaan migrasi gelap dan penderitaan para pengungsi beberapa tahun terakhir turut mempengaruhi opini publik di Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
Upaya mempertahankan hidup
Pengungsian dan penderitaan: Ratusan ribu orang, kebanyakan berasal dari Suriah, masuk ke Yunani dari Turki tahun 2015 dan 2016. Sekitar 10.000 orang terdampar di pulau Lesbos, Chios dan Samos. Tahun 2017, tercatat sudah lebih dari 6.000 pengungsi yang datang dari Januari sampai Mei.
Foto: Getty Images/AFP/A. Messinis
Berjalan kaki menembus Eropa
Tahun 2015 dan 2016, lebih satu juta orang mencoba mencapai Eropa Barat dari Yunani atau Turki melalui rute Balkan - lewat Makedonia, Serbia dan Hungaria. Aliran pengungsi hanya terhenti ketika rute ini ditutup secara resmi. Saat ini, sebagian besar pengungsi memilih rute Mediterania yang berbahaya dari Libya ke Eropa.
Foto: Getty Images/J. Mitchell
Kemarahan global
Gambar ini mengguncang dunia. Mayat bocah Aylan Kurdi berusia tiga tahun dari Suriah hanyut di pantai di Turki, September 2015. Foto ini tersebar luas dengan cepat lewat jejaring sosial dan menjadi simbol krisis pengungsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/DHA
Kekacauan dan keputusasaan
Kerusuhan di menit-menit terakhir: Ribuan pengungsi mencoba masuk ke dalam bus yang sudah penuh sesak dan kereta api di Kroasia setelah mengetahui rute melalui Eropa akan segera ditutup. Pada Oktober 2015, Hongaria menutup perbatasannya dan membuat kamp penampungan tempat pengungsi tinggal selama proses pendaftaran suaka.
Foto: Getty Images/J. J. Mitchell
Perbatasan ditutup
Penutupan resmi rute Balkan bulan Maret 2016 menyebabkan kondisi kacau-balau di seberang perbatasan. Ribuan pengungsi yang terdampar mulai marah dan putus asa. Banyak yang mencoba menyeberangi perbatasan dengan segala cara, seperti para pengungsi ini di perbatasan Yunani-Makedonia tak lama setelah perbatasan ditutup.
Seorang anak berbalut debu dan darah: Foto Omran yang berusia lima tahun mengejutkan publik saat dirilis tahun 2016. Ini menjadi gambaran kengerian perang saudara dan penderitaan rakyat di Suriah. Setahun kemudian, gambar-gambar baru Omran beredar di internet dalam kondisi yang sudah lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa/Aleppo Media Center
Belum tahu tinggal di mana
Seorang pria Suriah membawa putrinya di tengah hujan di perbatasan Yunani-Makedonia di Idomeni. Dia berharap bisa hidup aman dengan keluarganya di Eropa. Menurut peraturan Dublin, permohonan suaka hanya bisa diajukan di negara pertama tempat pengungsi menginjak Eropa. Yunani dan Italia menanggung beban terbesar.
Foto: Reuters/Y. Behrakis
Mengharapkan pertolongan
Jerman tetap menjadi tujuan utama para pengungsi, meski kebijakan pengungsi dan suaka di Jerman sejak munculnya arus pengungsi diperketat. Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Jerman tetap terbuka bagi pengungsi. Sejak 2015, Jerman telah menerima sekitar 1,2 juta pengungsi. Kanselir Merkel jadi ikon harapan bagi banyak pengungsi baru.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Situasi darurat di penampungan
Di utara Prancis, pihak berwenang membersihkan "hutan" yang terkenal di Calais. Kamp itu terbakar saat dilakukan evakuasi bulan Oktober 2016. Sekitar 6.500 penghuninya disalurkan ke tempat-tempat penampungan lain di Perancis. Setengah tahun kemudian, organisasi bantuan melaporkan banyak pengungsi anak-anak yang menjadi tunawisma di sekitar Calais.
Foto: picture-alliance/dpa/E. Laurent
Tenggelam di Laut Tengah
Kapal penyelamat organisasi bantuan dan pemerintah setempat terus melakukan pencarian kapal migran yang terancam tenggelam. Meski pelayaran sangat berbahaya, banyak pengungsi tetap berusaha melarikan diri dari konflik dan kemiskinan. Mereka berharap menemukan masa depan yang lebih baik di Eropa. Pada tahun 2017 ini saja, sudah 1.800 orang meninggal di perjalanan. (Teks: Charlotte Hauswedell/hp,rn)
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
10 foto1 | 10
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman pada pekan lalu melaporkan, ada peningkatan nyata dalam jumlah penerbangan langsung ke Minsk dari Beirut, Damaskus, dan Amman.
Berapa biayanya?
Menurut sejumlah laporan, perjalanan semacam ini dapat menelan biaya antara €12.000 hingga €15.000 (sekitar Rp197 juta - 246 juta). Harga ini sudah termasuk visa, ongkos pesawat, dan biaya diselundupkan lewat jalur darat di Eropa untuk sekali jalan.
Kedutaan Besar Belarus di Irbil dilaporkan menangani pembuatan visa. Namun, seorang pekerja agen perjalanan di Baghdad yang tidak ingin nama dan agensinya diungkap mengatakan kepada DW bahwa kedutaan telah "mengalihdayakan permohonan visa ke sejumlah agen perjalanan".
Lebih lanjut ia mengatakan, dulu dia juga kerap mendapatkan permohonan layanan pengajuan visa seperti itu, tetapi kini telah berhenti memprosesnya. "Saya tidak melakukannya lagi karena layanan ini terlalu abu-abu dan saya tidak ingin membahayakan bisnis saya. Namun biasanya butuh waktu antara lima hari hingga dua minggu untuk mendapatkan visa."
Sumber tersebut juga mengonfirmasi kepada DW pendaftaran visa kini juga dialihdayakan ke kedutaan Belarus di negara selain Irak.
Dalam sebuah video di kanal YouTube, perusahaan Rusia bernama Made in Russia24, yang menawarkan jasa pariwisata resmi seperti memberikan visa turis menjelaskan, persyaratan visa telah berubah.
Kini warga Irak dan Suriah tidak dapat lagi bepergian sebagai turis ke Belarus dengan cap visa yang dibubuhi di bandara pertama kali mereka terbang. Warga Irak dan Suriah kini memerlukan apa yang disebut stiker visa yang bisa didapatkan dari kedutaan Belarus. Menurut perusahaan itu, warga Irak hanya dapat memperoleh visa lewat Kedutaan Besar Belarus di Ankara, Turki.
Stasiun TV independen Belarus, Belsat.eu, mengutip sebuah laporan media lokal menyebutkan, 12 agen perjalanan di Belarus telah secara "diam-diam" diberikan persetujuan untuk mengatur pemberian visa bagi orang asing. Beberapa dari agensi tersebut sebelumnya telah masuk daftar hitam, demikian menurut laporan itu. Tetapi entah bagaimana bisa kembali muncul dalam daftar perusahaan yang mendapat persetujuan.
Sementara VIP Grub, layanan paspor dan visa di Istanbul, mengklaim dapat membantu membawa orang ke Eropa melalui "cara konvensional" dan menyiratkan bahwa Eropa tengah membutuhkan banyak pekerja asing. Beredar pula iklan dengan teks yang berbunyi: "Maskapai penerbangan Eropa saja butuh 1,2 juta pengungsi. Manfaatkan kesempatan. Bayar setelah Anda sampai."
Iklan
Maskapai mana saja yang terlibat?
Perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa (UE) saat ini menyewakan pesawat ke maskapai nasional Belarus, Belavia. Para menteri luar negeri UE ingin menekan praktik ini dan tengah mempertimbangkan sanksi.
"Belavia Airlines mengoperasikan penerbangan langsung ke Minsk dari Istanbul, Dubai, dan kota lain. Jadi yang harus Anda lakukan adalah terbang. Ini sedikit lebih mahal tapi masih bisa dilakukan," kata agen perjalanan yang berkantor di Baghdad kepada DW.
Pengungsi Global: Melarikan Diri dari Bahaya
PBB melaporkan ada 82,4 juta pengungsi di seluruh dunia yang melarikan diri dari perang, penindasan, bencana alam hingga dampak perubahan iklim. Anak-anak pengungsi yang paling menderita.
Foto: KM Asad/dpa/picture alliance
Diselamatkan dari laut
Seorang bayi mungil diselamatkan seorang penyelam polisi Spanyol ketika nyaris mati tenggelam. Maroko pada Mei 2021, untuk sementara melonggarkan pengawasan di perbatasan dengan Ceuta. Ribuan orang mencoba memasuki kawasan enklave Spanyol itu dengan berenang di sepanjang pantai Afrika Utara. Foto ini dipandang sebagai representasi ikonik dari krisis migrasi di Ceuta.
Foto: Guardia Civil/AP Photo/picture alliance
Tidak ada prospek
Laut Mediterania adalah salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia. Banyak pengungsi Afrika yang mencoba dan gagal menyeberang ke Eropa, sebagian terdampar di Libia. Mereka terus berjuang untuk bertahan hidup dan seringkali harus bekerja dalam kondisi yang menyedihkan. Para pemuda di Tripoli ini contohnya, banyak dari mereka masih di bawah umur, menunggu dan beharap pekerjaan serabutan.
Foto: MAHMUD TURKIA/AFP via Getty Images
Hidup dalam sebuah koper
Sekitar 40% pengungsi adalah anak-anak. Beberapa tahun silam, 1,1 juta warga minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar ke Bangladesh Kamp pengungsi Cox's Bazar salah satu yang terbesar di dunia. LSM SOS Children's Villages peringatkan kekerasan, narkoba dan perdagangan manusia adalah masalah yang berkembang di sana, seperti halnya pekerja anak dan pernikahan dini.
Foto: DANISH SIDDIQUI/REUTERS
Krisis terbaru
Perang saudara di wilayah Tigray di Etiopia yang pecah baru-baru ini, telah memicu pergerakan pengungsi besar lainnya. Lebih dari 90% populasi Tigray saat ini bergantung pada bantuan kemanusiaan. Sekitar 1,6 juta orang melarikan diri ke Sudan, 720 ribu di antaranya adalah anak-anak. Mereka terjebak di wilayah transit, menghadapi masa depan yang tidak pasti
Foto: BAZ RATNER/REUTERS
Ke mana pengungsi harus pergi?
Pulau-pulau di Yunani jadi target pengungsi dari Suriah dan Afganistan, yang secara berkala terus berdatangan dari Turki. Banyak pengungsi ditampung di kamp Moria, pulau Lesbos, sampai kamp tersebut terbakar September lalu. Setelah itu, keluarga ini datang ke Athena. Uni Eropa telah berusaha selama bertahun-tahun untuk menyetujui strategi komunal dan kebijakan pengungsi, tetapi tidak berhasil.
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Karahalis
Eksistensi yang keras
Tidak ada sekolah untuk anak-anak pengungsi Afganistan yang tinggal di kamp pengungsi Pakistan. Kamp tersebut telah ada sejak intervensi Soviet di Afganistan pada tahun 1979. Kondisi kehidupan di sana buruk. Kamp tersebut kekurangan air minum dan akomodasi yang layak.
Foto: Muhammed Semih Ugurlu/AA/picture alliance
Dukungan penting dari organisasi nirlaba
Banyak keluarga di Venezuela yang tidak melihat ada masa depan di negaranya sendiri, mengungsi ke negara tetangga, Kolombia. Di sana mereka mendapat dukungan dari Palang Merah yang memberikan bantuan medis dan kemanusiaan. Organisasi ini juga mendirikan kamp transit di sebuah sekolah di kota perbatasan Arauquita.
Foto: Luisa Gonzalez/REUTERS
Belajar untuk berintegrasi
Banyak pengungsi berharap masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka di Jerman. Di Lernfreunde Haus-Karlsruhe, anak-anak pengungsi dipersiapkan untuk masuk ke sistem sekolah Jerman. Namun, selama pandemi COVID-19, mereka kehilangan bantuan untuk mengintegrasi diri mereka ke dalam masyarakat baru itu. (kfp/as)
Foto: Uli Deck/dpa/picture alliance
8 foto1 | 8
Sejauh ini Irlandia adalah pusat penyewaan pesawat di UE, dengan perusahaan Irlandia mengelola lebih dari setengah pesawat sewaan di dunia. Beberapa perusahaan Irlandia terus menyewakan pesawat ke Belavia yang dipakai untuk mengangkut pengungsi ke perbatasan UE.
Perusahaan tsb mengatakan, mereka terikat kontrak untuk terus melakukan penyewaan. Namun Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney telah menyatakan, dia mendukung dijatuhkannya sanksi. Akan tetapi sanksi itu hanya menargetkan kontrak sewa di masa depan, bukan yang tengah berjalan.
Maskapai lain, seperti Qatar Airways dan Turkish Airlines, punya prosedur penyaringan yang lebih ketat dan meminta surat-surat yang valid. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh agen perjalanan di Baghdad, sulit memastikan motif sebenarnya dari perjalanan penumpang.
"Banyak orang Irak melakukan perjalanan ke Turki dan Dubai setiap hari. Tidak mungkin memisahkan mana yang ingin lanjut ke Belarus dan mana yang tidak."
(ae/as)
DW Arab dan Monir Ghaedi turut berkontribusi dalam laporan ini.