Di banyak danau bertahun-tahun terjadi penangkapan ikan berlebihan. Itu sebabkan merosotnya produksi ikan. Kini Rwanda berusaha ambil langkah konkret.
Iklan
Danau Kivu di Rwanda memang kelihatannya indah. Tapi para nelayan di Nyamyumba, di tepian danau itu menghadapi semakin banyak masalah. Danau Kivu menderita akibat penangkapan ikan berlebihan. Demikian halnya dengan dua lusin danau lainnya di negeri itu.
Sebagian besar ikan yang hidup di danau Kivu adalah sarden dan berbagai jenis ikan Tilapia. Menurut statistik resmi, 19 ribu ton ikan ditangkap di danau itu tahun 2018. Jumlah itu adalah 70% dari seluruh jumlah ikan yang ditangkap di Rwanda. Tapi jumlahnya kian menurun.
Salah seorang nelayan, Pierre Nyuzwena bercerita, tahun-tahun lalu, seorang nelayan menangkap antara tiga hingga empat kilogram per hari. Tapi sekarang, dalam sepekan saja hasilnya tidak sampai dua kilogram.
Harga ikan meningkat
Karena ikan dewasa semakin jarang, ikan yang masih kecil juga diperjualbelikan di pasar Nyamnyumba. Padahal itu melanggar hukum. Kurangnya jumlah ikan juga menyebabkan naiknya harga.
"Harga ikan meningkat tajam. Setiap kali hasil tangkapan sedikit, harga per kilonya naik,” kata Violette Kwishaka. Ia menambahkan, bisnis mereka terancam karena harga tergantung pada ikan yang bisa mereka peroleh.
Pembiakan Ikan Lokal, Hidupkan Danau-Danau Rwanda
04:10
Menurunnya jumlah tangkapan juga ikut berdampak pada ekosistem danau Kivu. Para ilmuwan memonitor kualitas air dan kepadatan alga. Ikan seharusnya memakan alga. Karena jumlah ikan berkurang, alga tumbuh tanpa hambatam apapun. Ini jadi lingkaran setan.
Kaitan ikan dan alga
Pakar kimia Ange Mugisha dari Kivu Monitoring Programmenjelaskan, banyaknya alga menyebabkan tertutupnya permukaan air di bagian atas. Ini bisa menghalangi masuknya oksigen ke air bagian dalam. Sehingga organisme di air akan kekurangan oksigen, dan akhirnya akan mati.
Di danau Muhazi, yang terletak di sebelah timur Rwanda, ekosistemnya juga sudah terganggu. Setiap hari, Adele Mukamana mengambil air minum bagi keluarganya dari danau. Tanpa ikan yang jadi predator alamiah, keong air tawar berkembangbiak dengan cepat. Hewan ini bisa menyebarkan parasit yang menyebabkan penyakit "demam siput" atau "Bilharziasis".
"Air di sini penuh keong yang menyebabkan berbagai penyakit. Coba lihat. Ini bisa membunuh anak-anak kami.” Di malam hari keong terlihat banyak di sana. Di saat terang, keong-keong bersembunyi.
Upaya menambah jumlah ikan
Pemerintah Rwanda berusaha mengatasi masalah dengan program ambisiusuntuk menggenjot penambahan cadangan ikan. Cecile Uwizeyimana dari program Pertanian dan Perikanan pada Badan Pertanian Rwanda mengungkap, sekarang mereka sedang berusaha menambah jumlah tilapia dan spesies ikan lainnya yang menurun jumlahnya di danau-danau Rwanda. "Tilapia berkembangbiak tak jauh dari tepian danau. Oleh sebab itu ikan ini rentan penangkapan oleh nelayan yang menjaring semua ikan.
Melihat dari Dekat Keajaiban Laut
Laut merupakan rumah bagi banyak makhluk menakjubkan, seperti spesies yang baru-baru ini ditemukan di bawah Antartika. Berikut beberapa potret hewan air paling menarik di dunia.
Foto: British Antarctic Survey/dpa/picture alliance
Kehidupan yang tak terjamah
Di bawah lapisan es setebal ratusan meter di Antartika, para peneliti telah menemukan hewan sesil (mirip dengan spons) yang telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem seperti kegelapan dan suhu di bawah nol, serta berada di bawah hamparan es. Organisme ini juga berada di 260 kilometer dari laut lepas.
Foto: British Antarctic Survey/dpa/picture alliance
Naga air
Spesies ini mungkin tampak seperti kuda laut, namun hewan ini merupakan naga laut merah (Ruby Seadragon). Belum lama ini para peneliti di lepas pantai Australia Barat menemukan spesies tersebut yang telah diidentifikasi sejak tahun 2015. Hewan-hewan tersebut diamati sedang makan di kedalaman 50 meter (165 kaki).
Foto: picture-alliance/dpa/Scripps Oceanography/UC San Diego
Kuda laut
Bentuk kuda laut "asli" sangat unik dan tidak biasa. Mereka adalah salah satu dari sedikit spesies yang berenang secara vertikal. Berbeda dengan spesies lainnya, tugas mengandung dan melahirkan dilakukan oleh kuda laut jantan. Selain itu, mereka juga merupakan hermafrodit atau berkelamin ganda.
Foto: picture-alliance/ dpa
Belut listrik
Terlepas dari namanya, belut listrik bukanlah belut melainkan spesies anggota keluarga ikan pisau. Mereka memang dapat menghasilkan sengatan listrik yang kuat hingga 600 volt, yang gunanya untuk membunuh mangsa. Para peneliti menyebut, ikan itu juga memanfaatkan listriknya sebagai alat pelacak, mirip dengan panggilan ekolokasi kelelawar.
Foto: imago/Olaf Wagner
Ikan pemanah
Archer fish atau ikan pemanah, hidup di air payau dan mempunyai cara unik untuk membunuh mangsanya yakni mereka meludahkan semburan air ke udara untuk menembak jatuh serangga. Bahkan mereka juga bisa melumpuhkan ikan yang lebih besar hingga jarak tiga meter.
Ikan ini mengubur dirinya sendiri di pasir dan menunggu mangsanya melewati kepalanya. Kemudian ia melesat ke atas dan mendapatkan makanannya. Selain mata yang berada di atas, stargazer juga memiliki mulut besar yang menghadap ke atas dengan kepala besar. Jika Anda pernah melihatnya, berhati-hatilah karena spesies ini berbisa.
Foto: picture-alliance / OKAPIA KG
Ikan batu
Berbisa dan pandai bersembunyi? Ikan batu adalah jagonya! Spesies itu tampak persis seperti batu yang ditumbuhi alga. Tapi jika Anda menginjaknya, duri-duri berbisa akan muncul di permukaan, bahkan bisa berakibat fatal bagi manusia.
Foto: gemeinfrei
Ikan buntal
Ikan buntal memiliki perut elastis yang bisa mengembang saat merasa terancam. Dengan cara ini mereka menjadi jauh lebih besar dan berbentuk bulat. Mereka menghasilkan tetrodotoxin yang dapat membunuh manusia. Di Jepang, orang-orang terbiasa mengkonsumsi ikan buntal.
Foto: picture alliance/Arco Images
Anglerfish
Seekor anglerfish atau ikan sungut ganda menarik mangsanya dengan illicium atau lampu kecil yang ada di atas kepalanya. Ujung illicium yang menyala membuat mangsa penasaran dan kemudian mereka akan ditelan oleh mulut besar pemangsa. Anglerfish dapat ditemukan hampir di mana saja di dunia, termasuk di laut dalam.
Foto: Flickr/Stephen Childs
Viperfish
Hampir tanpa cahaya dan sedikit makanan, hanya hewan tertentu yang dapat beradaptasi secara khusus untuk hidup di laut dalam. Viperfish adalah ikan bermulut besar dan bergigi tajam yang bisa bertahan di laut dalam. Mereka dapat ditemukan di kedalaman 200 meter sampai 5.000 meter.
Foto: picture-alliance/dpa
Plaice
Plaice adalah ikan pipih yang biasa menguburkan diri di sedimen. Mereka memiliki kedua mata di sisi kepala yang sama.
Foto: picture-alliance/dpa/H.Bäsemann
Mudskippers
Mudskipper adalah ikan yang masuk keluarga Gobiidae (ordo Perciformes). Mereka bisa bernapas melalui kulitnya seperti hewan amfibi. Ikan ini bisa memanjang hingga 30 cm ketika dewasa, bisa berjalan, memanjat bahkan melompat-lompat keluar dari air.
Foto: picture-alliance/dpa/MAXPPP
Hiu kepala martil
Para peneliti percaya bahwa kepala yang rata dan menjulur ke samping memberi hiu martil visual yang lebih tinggi dan membantu mereka menemukan mangsanya. (ha/gtp)
Foto: imago/imagebroker
13 foto1 | 13
Untuk itu, di Kigembe, Selatan Rwanda, didirikan sebuah tempat penetasan telur ikan Di sini dikembangbiakkan beberapa jenis ikan yang habitatnya di berbagai danau di Rwanda. Aloyse Musoni, seorang teknisi dari Badan Pertanian Rwanda menjelaskan, "Kami memilih contoh ikan yang bagus dari danau dan sungai, dan membawa hewan ke kolam ini untuk dibesarkan. Kalau ikan sudah sampai ke usia reproduksi, kami mengambil telur-telur ikan ke tempat penetasan."
Nelayan tidak patuh peraturan
Sementara itu, para nelayan di danau Kivu juga berharap, jumlah ikan akan kembali bertambah. Selain itu, sudah mulai tumbuh kesadaran, bahwa sejumlah masalah disebabkan para nelayan sendiri.
"Tidak semua nelayan mematuhi peraturan,” tandas Moussa Semajeri. Ia seorang nelayan dan kepala koperasi KOPIRAKI. "Sejumlah nelayan menggunakan jaring yang sangat halus, sampai bisa digunakan sebagai kelambu. Dengan jaring seperti itu, segala mahluk hidup di danau tertangkap. Ini masalah besar. Tapi saya pikir, pihak berwenang juga punya tanggungjawab. Mereka harus menempatkan sanksi lebih ketat."
Sekedar menempatkan sanksi kepada perampok ikan tidak akan membuat situasi danau Kivu membaik. Harus ada perubahan dalam kesadaran menyeluruh, jika populasi ikan ingin dijaga agar tetap stabil. (ml/yp)