Kaget dan panik dialami seorang warga Thailand. Pasalnya saat buang hajat di WC rumahnya penisnya digigit seekor ular sanca.
Iklan
Attaporn Boonmakchuay ketiban nasib sial. Warga di provinsi Chachoengsao di Thailand saat buang hajat di WC rumahnya yang tergolong cukup mewah, tiba-tiba kaget dan panik, karena penisnya digigit sekor ular sanca. Ia berjuang untuk lepas dari gigitan ular sanca sepanjang 3 meter yang menyelusup masuk ke lubang WC di rumahnya. Ia berteriak kepada istrinya agar minta tolong tetangga, untuk ikut membantunya.
Saat di WC Penis Digigit Ular
00:41
Untunglah ular mengendurkan gigitan, hingga Attaporn bisa melepaskan diri. Ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan. Dr.Chutima Pinchareon, direktur rumah sakit setempat yang menangani kasus unik tapi menyedihkan ini mengatakan, untungnya gigitan tidak mengenai saluran kemih atau nadi penting. "Luka bekas gigitan ular sanca yang cukup dalam harus dijahit, tapi Attaporn bisa pulang beberapa hari lagi karena tidak ada infeksi" ujar dokter ini.
Tetangga dan petugas yang menolong Attaporn, terpaksa harus membongkar kloset dan membawanya beserta ular sanca sepanjang 3 meter itu keluar ke halaman rumah. Ular yang masih terjebak di dalam lubang kloset akhirnya bisa ditarik keluar, setelah penolong memecahkan klosetnya.
Kawasan di dekat ibukota Bangkok itu memang habitat ular sanca. Biasanya ular tidak berbisa itu menyerbu ke kawasan pemukiman di saat musim hujan, untuk mencari lahan yang masih kering.
Waspadai Binatang Beracun di Lingkungan Anda
Ledakan populasi menyebabkan manusia mendesak Habitat satwa beracun. Pertemuan yang seringkali berakibat fatal bagi kedua makhluk tersebut. Inilah 10 binatang berbisa versi DW:
Foto: Imago/blickwinkel
Lebah Raksasa Asia
Lebah raksasa Asia "Vespa Mandarinia" yang bisa mencapai ukuran 5.5 cm makanan utamanya adalah tumbuhan atau juga kumbang kecil. Racun pada penyengatnya memiliki efek memicu pembusukan daging. Di beberapa negara Asia , lebah ini dijuluki pembunuh lembu Yak.
Foto: picture alliance/dpa
Ular Taipan
Ular Taipan yang habitatnya di pedalaman Australia merupakan reptil yang racunnya paling memarikan di bumi. Volume racun yang dimuntahkan dalam satu kali patukan tergolong amat banyak. Racunnya dari golongan neurotoksin yang melumpuhkan jaringan saraf mangsanya, dan dalam tempo singkat akan mati.
Foto: cc-by-sa-3.0/Benchill
Laba-Laba Black Widow
Laba-laba berciri khas bintik merah pada badannya, Latrodectus hasselti dijuluki Black Widow, karena hanya betinanya yang memiliki racun mematikan. Racunnya berjenis neurotoksin yag jika menyerang sistem respiratori memicu kematian mangsa seperti tercekik. Habitatnya di kawasan perkotaan Australia dan Jepang.
Foto: Getty Images
Kalajengking Kuning
Kalajengking berukuran 10 cm ini tergolong agresif dan amat cepat menyerang pengganggu. Racunnya berjenis neurotoksin yang menyerang sistem saraf pusat. Kadar racunnya disebut 18 kali lebih ampuh dari kaliumsianida. Habitatnya kawasan kering di Afrika Utara hingga Timur Tengah.
Foto: cc-by/Ester Inbar
Katak Racun
Katak kecil ini tergolong amphibi paling beracun di bumi. Etnis Chocó-Indian di Kolumbia biasa mengoleskan racunnya pada mata anak panah atau paser sumpitan untuk melumpuhkan binatang buruannya. Katak ini memperoleh racun dari makanannya, yakni sejenis kumbang yang mengandung racun batrachotoksin.
Foto: Fotolia/DWaEbP
Ikan Koral
Ikan ini biasa menyamar sebagai terumbu karang atau koral, karena sosoknya yang mirip. Ikan ini tidak agresif dan lazimnya menunggu mangsanya dengan tenang. Kecelakaan biasanya melibatkan nelayan atau penyelam yang menyentuh duri penyengat. Racunnya memicu rasa nyeri luar biasa, gangguan detak jantung hingga berhenti bernafas. Habitatnya amat luas mulai kawasan laut tropis hingga sub-tropis.
Foto: Imago/oceans-image
Ubur Ubur
Ubur-ubur yang dijuluki tawon laut ini ukurannya hanya 20 cm tapi tentakelnya bisa sepanjang 3 m. Racun pada tentakelnya menyerang jantung, sistem pernafasan dan sel kulit yang memicu syok atau serangan jantung. Habitatnya juga luas dari lautan di Asia hingga Australia. Hingga kini tercatat 5500 kasus kematian akibat sengatan tentakel ubur-ubur jenis ini.
Foto: AP
Gurita Cincin Biru
Gurita berdiameter 20 cm ini gampang dikenali karena cincin berwarna biru pada badannya akan bercahaya jika satwa merasa terancam. Gigitannya mengandung racun pada liur yang menyerang sistem saraf. Korbannya langsung lumpuh tapi tetap sadar. Racun pada liur berasal dari berbagai jenis bakteri.
Foto: imago/OceanPhoto
Keong Laut
Keong laut berbentuk kerucut ini panjangnya hanya 15 cm habitatnya di laut tropis dan memiliki corak cangkang yang amat menarik. Sebuah sengatan panah racun dari tubuhnya bisa membunuh pengganggu dengan cepat. Hingga kini belum ada antitoksin untuk racun keong ini. Para peneliti melakukan riset racunnya sebagai pengganti Morphin yang tidak memicu efek ketagihan.
Foto: picture-alliance/OKAPIA
Anemone Laut
Terumbu karang alias koral jenis ini tersebar luas di seluruh laut dunia. Ini bukan tanaman tapi binatang dan sering dipajang dalam akuarium. Jenis Palythoa memiliki racun alami Palytokisin yang bisa mematikan. Hingga kini belum ada antitoksin untuk racun dari koral jenis ini.