Presiden Vladimir Putin Bisa Menjabat Hingga Tahun 2036
6 April 2021
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang memberinya hak untuk kembali mencalonkan diri menjadi presiden sampai tahun 2036. Amandemen konstitusi telah disetujui melalui referendum tahun lalu.
Iklan
Berdasarkan salinan RUU yang diposting di portal informasi hukum pemerintah Rusia, Presiden Vladimir Putin pada hari Senin (05/04) resmi menandatangani undang-undang yang secara teoritis bisa membuatnya tetap berkuasa hingga tahun 2036.
Peresmian aturan baru itu telah distempel oleh badan legislatif yang dikendalikan Kremlin.
Amandemen konstitusi baru juga menekankan keutamaan hukum Rusia atas norma-norma internasional dengan melarang pernikahan sesama jenis dan menyebutkan "kepercayaan pada Tuhan" sebagai nilai inti. Hampir 78% pemilih menyetujui amandemen konstitusi selama pemungutan suara yang berakhir pada 1 Juli 2020.
Di bawah konstitusi sebelumnya, Putin yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade akan diminta mengundurkan diri setelah masa jabatan keduanya berturut-turut berakhir pada tahun 2024.
Bagaimana Jalan Putin Meraih Kekuasaan?
Vladimir Putin terpilih kembali menjadi presiden Rusia untuk masa jabatan ke-tiga. Berikut langkah mantan agen KGB menuju puncak kekuasaan.
Foto: Reuters/D. Mdzinarishvili
Didikan dinas rahasia Uni Soviet KGB
Lahir di St.Petersburg tahun 1952, Putin menandatangani kontrak kerja dengan badan intelijen Uni Soviet KGB begitu selesai sekolah hukum tahun 1975. Tugas pertamanya adalah memantau warga asing dan konsulat pegawai di kota asalnya. Dia kemudian ditugaskan ke Dresden, Jerman Timur. Ketika rejim Jerman Timur goyang, Putin diberitakan memerintahkan pembakaran ratusan dokumen KGB.
Di sebelah kiri terlihat Putin muda bersama walikota St.Petersburg Anatoly Sobchak (tengah) yang pernah menjadi dosen Putin. Sobchak mengangkat Putin sebagai penasehat urusan internasional. Foto ini dibuat tahun 1992, dengan Christine Vranitzky (kanan), istri Kanselir Austria saat itu pada upacara peresmian "Lapangan Austria" di St. Petersburg.
Foto: Imago/ITAR-TASS
Meniti karir lewat jalur cepat
Dari St. Petersburg, Vladimir Putin dengan cepat meniti karir di Moskow. Tahun 1997, Presiden Boris Yeltsin menjadikannya sebagai staf golongan menengah. Posisi ini sangat menentukan bagi masa depan Putin, yang mulai membangun jaringan untuk menggapai kekuasaan.
Foto: picture alliance/AP Images
Diangkat menjadi pelaksana jabatan presiden
Mei 2000, Boris Yeltsin memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih Putin sebagai penggantinya. Pada pemilihan presiden yang berikutnya, Vladimir Putin berhasil menarik simpati pemilih dan resmi menjabat sebagai Presiden Rusia.
Foto: Imago/ITAR-TASS
Mengakali masa jabatan maksimal dua periode
Setelah dua kali menjabat sebagai Presiden, Putin menurut konstitusi tidak bisa lagi mencalonkan diri lagi dalam pemilu berikutnya. Tahun 2008, Putin bertukar posisi dengan Perdana Menterinya Dmitry Medvedev, yang mencalonkan diri sebagai presiden dan akhirnya terpilih. Tetapi Medvedev sebenarnya hanya "boneka". Ketika masa jabatan presiden berakhir, keduanya kembali bertukar posisi.
Foto: Imago/ITAR-TASS
Kemenangan besar
Maret 2018, Vladimir Putin kembali terpilih untuk masa jabatan keempat sebagai presiden dengan mayoritas besar. Karena masa legislatur diperpanjang menjadi enam tahun, Putin akan berkuasa sampat tahun 2024. Kalangan oposisi mengeritik pelaksanaan pemilu yang mereka sebut "penuh kecurangan". Tokoh gerakan oposisi paling populer, Alexei Navalny, dilarang ikut pemilu. (Teks: E. Schumacher/hp/yf)
Foto: Reuters/D. Mdzinarishvili
6 foto1 | 6
Lebih dari 20 tahun memimpin
Amandemen yang baru disahkan tersebut mewakili perombakan konstitusi besar-besaran, sehingga membuat pihak oposisi menuduh Putin menyalahgunakan kekuasaan.
Putin mengatakan dirinya belum memutuskan apakah akan kembali mencalonkan diri lagi pada tahun 2024. Dia berpendapat bahwa mengatur ulang sejumlah istilah diperlukan untuk menjaga fokus para pejabat negara pada pekerjaan mereka masing-masing, alih-alih "mengarahkan mata mereka untuk mencari calon penerus."
Jika Putin terpilih kembali dan menjabat hingga akhir masa jabatan kedua hingga 2036, maka ia akan mengalahkan Josef Stalin yang menjadi pemimpin Rusia selama 26 tahun, setelah Peter Agung, yang berkuasa selama 42 tahun.