Saham Bayer AG Anjlok Setelah Monsanto Kena Vonis Ganti Rugi
13 Agustus 2018
Saham perusahaan kimia farmasi Jerman Bayer AG turun 11 persen setelah keputusan ganti rugi senilai 290 juta dolar di AS terhadap Monsanto. Ini baru kasus ganti rugi pertama yang diproses.
Iklan
Kekalahan Monsanto dalam kasus ganti rugi di pengadilan AS hari Jumat (10/8) langsung berdampak pada harga saham Bayer AG, yang baru-baru ini mengambil alih Monsanto. Di pasar saham hari Senin (13/8), saham Bayer langsung turun 8 persen pada pembukaan sesi transaksi. Tidak lama kemudian melorot lagi minus 13 persen. Tidak sampai dua jam, harganya turun dari 95,73 Euro menjadi 82,89 Euro per saham.
Hari Jumat lalu, sebuah pengadilan di San Fransisco menjatuhkan sanksi terhadap Monsanto untuk membayar ganti rugi senilai hampir 290 juta dolar AS terjadap seorang penggugat. Menurut tim juri di pengadilan, Monsanto telah lalai tidak memberi peringatan seperlunya mengenai bahaya bahan pembasmi hama Glyphosat yang bisa mengakibatkan kanker.
Monsanto diharuskan membayar ganti rugi kepada Dewayne Johnson, penggugat yang terkena kanker. Pengadilan menyatakan, Johnson menderita kanker karena penggunaan Glyphosat dalam jangka panjanya, salah satu produk andalan Monsanto. Bayer AG baru-baru ini membeli Minsanto dengan harga 63 miliar dolar AS.
Monsanto sendiri menyatakan tidak menerima keputusan pengadilan dan akan mengajukan banding. Glyphosat punya "sejarah 40 tahun penerapan aman" dan hingga kini merupakan "bahan yang penting, efektif dan aman", kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. Di pengadilan AS, gugatan ganti rugi memang sering dibatalkan atau diperkecil nilainya di tingkat pengadilan yang lebih tinggi.
Namun kasus di pengadilan San Fransisco barulah satu kasus tuntutan ganti rugi. Masih ada ribuan kasus tuntutan ganti lain terhadap Monsanto di AS yang belum diproses. Para pengamat mengatakan, kasus pertama ini bisa menjadi acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Karena itu, kasus ganti rugi ini dianggap resiko bisnis besar terhadap Monsanto maupun induk perusahaan Bayer AG.
Hingga kini, memang masih ada perbedaan pandangan di kalangan para ahli mengenai dampak negatif Glyphosat.
Lembaga Penelitian Kanker Internasional IARC, bagian dari WHO, tiga tahun lalu menyatakan bahwa Glyphosat "kemungkinan besar menyebabkan kanker pada manusia".
Sedangkan otoritas lingkungan di AS, Uni Eropa dan Jerman menyimpukan bahwa Glyphosat tidak mengakibatkan kanker.
Sekilas Perusahaan Bayer
Perusahaan kimia dan farmasi Bayer punya sejarah panjang. Perusahaan ini memproduksi Aspirin dan Heroin. Sejarah kelam tertoreh selama kekuasaan Nazi.
Foto: Bayer AG
Sang pendiri: Friedrich Bayer
Bersama dengan sahabatnya, Johann Weskott, Friedrich Bayer 1863 mendirikan sebuah usaha kecil di kota Wuppertal. "Friedr. Bayer et comp." memproduksi bahan pewarna sintetik. Dari persahabatan kedua orang ini berkembang sebuah perusahaan yang mendunia.
Foto: Bayer AG
Rumah dan pabrik
Rumah Friedrich Bayer di Wuppertal (gambar tengah, tahun 1870). Di sebelah kanan tampak gedung pabrik pertamanya. Di gedung ini diproduksi pewarna untuk tekstil. Ketika itu, pewarna termasuk barang mewah.
Foto: Bayer AG
Berawal dari tiga pekerja
Pada tahun pertama, perusahaan Bayer punya 3 pekerja. Gambar tua ini menunjukkan para pekerjanya. 20 tahun kemudian, jumlah pegawai sudah lebih dari 300 orang. Saat ini, Bayer punya 110.000 pekerja di seluruh dunia.
Foto: Bayer AG
Phenacetin, obat sakit kepala
Obat sakit kepala produksi pertama Bayer adalah Phenacetin. Bahan ini adalah produk sampingan dalam proses produksi pewarna. Tapi karena punya efek samping yang tidak baik, bahan ini sekarang dilarang di Jerman.
Foto: Bayer AG
Pabrik baru di Leverkusen
Foto ini menunjukkan kompleks pabrik Bayer di tepi sungai Rhein. Di pabrik ini diproduksi bahan pewarna Alizarin yang berwarna merah darah. 1912 Bayer resmi pindah ke Leverkusen. Sebelum Perang Dunia I, perusahaan kimia dan farmasi ini sudah punya cabang di banyak negara.
Foto: Bayer AG
Heroin sebagai obat batuk
Sebelum Perang Dunia I, Bayer sudah mendaftarkan hak paten untuk Diacetylmorphin. Bahan ini dipromosikan sebagai obat batuk, demam, darah tinggi dan sakit paru-paru. Diacetylmorphin juga dipakai untuk mengurangi rasa sakit tentara yang terluka. Bahan ini lebih dikenal sebagai heroin dan sejak Perang Dunia II dikategorikan sebagai obat terlarang.
Foto: public domain
Gas beracun Zyklon B
Mulai tahun 1925, Bayer bergabung dengan konsorsium IG Farben, yang memproduksi bahan pembasmi hama Zyklon B. Gas beracun ini kemudian digunakan tentara Nazi untuk membunuh warga Yahudi di kamp-kamp penampungan. Tahanan Nazi juga dijadikan tenaga kerja paksa. Di Leverkusen tahun 1944 ada 4300 tenaga kerja paksa.
Foto: picture-alliance/ ZB
Penicilin melawan wabah penyakit
Setelah Perang Dunia ke II, Bayer didirikan lagi tahun 1951. Bayer memproduksi Penicilin yang ditemukan oleh Alexander Fleming. Bahan ini digunakan untuk menghadapi penyakit infeksi seperti pes, syphilis dan tuberkolose. Harganya relatif murah.
Foto: Bayer AG
Aspirin: Obat paling populer
Tahun 1969, ketika Apollo 11 terbang ke bulan, Aspirin dibawa sebagai persediaan. Setiap tahun, sekitar 11 miliar tablet Aspirin dijual di lebih 70 negara. Tapi Aspirin tidak baik untuk anak-anak. Dengan Aspirin, Bayer mengeruk keuntungan milyaran.
Foto: Bayer AG
Raksasa farmasi
Apa yang dimulai dari sebuah usaha kecil, sekarang menjadi perusahaan raksasa yang berpusat di kota Leverkusen. Setiap tahun, omset perusahaan ini mencapai 40 miliar Euro.