1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Berusaha Hentikan Anjloknya Mata Uang Lira

13 Agustus 2018

Lira Turki mencatat rekor nilai tukar terendah terhadap Dolar AS. Menteri Keuangan yang juga anak mantu Presiden Erdogan mengumumkan rancangan aksi dan intervensi Bank Sentral.

Türkei, Istanbul: Finanzminister  Berat Albayrak  hält Ansprache
Foto: picture-alliance/M. Alkac

Nilai tukar Lira Turki sempat terjun bebas dalam perdagangan awal hari Senin (13/8), sebelum stabil kembali pada nilai rendah setelah Menteri Keuangan Berat Albayrak (foto artikel) berjanji menerapkan rencana aksi ekonomi.

"Mulai Senin pagi dan seterusnya, institusi kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan akan berbagi informasi dengan pasar," kata menteri Albayrak Minggu malam (12/8). Namun detail dan implementasi rencana itu masih belum jelas.

Sambil bergandengan dengan ayah mertuanya, Presiden Recep Tayyip Erdogan, Albayrak menyebut melemahnya Lira Turki sebagai dampak "serangan". Dia menyebut Lira berada di bawah tekanan karena kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Dia menerangkan, disiplin anggaran akan menjadi fondasi dari pendekatan baru. "Peraturan pajak baru akan dilaksanakan jika perlu, tetapi pemerintah di Ankara tidak punya rencana menyita deposito mata uang asing atau mengkonversi deposito ke Lira Turki secara paksa", ujar menteri ekonomi Turki itu.

Nilai tukar Lira anjlok 45%

Sebelumnya di bursa Asia pada hari Senin, Lira Turki diperdagangkan pada nilai terendah baru 7,24 per satu dolar AS, sebelum kembali stabil pada 7 dolar AS. Sejak awal Januari, mata uang Turki telah kehilangan sekitar 45 persen nilainya terhadap dolar.

Minggu lalu, pialang saham dan bank investasi global Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah rilis, penyusutan nilai tukar Lira ke kisaran 7,10 terhadap dolar AS, akan mengikis cadangan modal bank-bank Turki.

Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara di hadapan pendukungnya  di Trabzon hari Minggu, mendesak perusahaan dan masyarakat Turki untuk tidak menarik mata uang asing dari bank.

Presiden Erdogan mengimbau warga Turki tidak menyimpan dolar ASFoto: picture-alliance/dpa/AP/B. Ozbilici

"Kami sekali lagi menghadapi permainan politik bawah tangan. Dengan izin Tuhan kami akan mengatasi ini," kata Erdogan dan menegaskan, pemerintahnya tidak akan menaikkan suku bunga seperti yang dituntut para analis ekonomi.

Turki akan "beralih ke pasar baru, kemitraan baru dan aliansi baru," kata Erdogan dan menunjuk kepada Rusia dan Cina.

Euro bisa terpengaruh

Dalam perdagangan di bursa Asia, nilai tukar mata uang Euro juga terseret turun menjadi 1,13 dolar AS, nilai terendah mata Euro terhadap mata uang AS sejak Juli 2017.

Analis perbankan mengaitkan turunnya nilai Euro sebagai bagian dari "resiko penularan". Banyak bank Eropa yang berpusat di Spanyol, Italia dan Perancis meminjamkan dana dan melakukan investasti besar di Turki. Bank-bank Spanyol memiliki kredit senilai US$ 83,3 miliar di Turki, sementara bank-bank Perancis US$ 38,4 miliar dan bank Italia US$ 17 miliar.

Perusahaan-perusahaan Turki yang mengambil pinjaman dalam denominasi Euro dan Dolar dikhawatirkan tidak akan mampu membayar kembali utang mereka jika nilai Lira terus anjlok. Jika itu terjadi, perbankan Turki bisa mengalami kebangkrutan, yang juga akan berdampak pada bank-bank di Eropa.

hp/as (afp, rtr, ap)