Lira Turki mencatat rekor nilai tukar terendah terhadap Dolar AS. Menteri Keuangan yang juga anak mantu Presiden Erdogan mengumumkan rancangan aksi dan intervensi Bank Sentral.
Iklan
Nilai tukar Lira Turki sempat terjun bebas dalam perdagangan awal hari Senin (13/8), sebelum stabil kembali pada nilai rendah setelah Menteri Keuangan Berat Albayrak (foto artikel) berjanji menerapkan rencana aksi ekonomi.
"Mulai Senin pagi dan seterusnya, institusi kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan akan berbagi informasi dengan pasar," kata menteri Albayrak Minggu malam (12/8). Namun detail dan implementasi rencana itu masih belum jelas.
Sambil bergandengan dengan ayah mertuanya, Presiden Recep Tayyip Erdogan, Albayrak menyebut melemahnya Lira Turki sebagai dampak "serangan". Dia menyebut Lira berada di bawah tekanan karena kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Dia menerangkan, disiplin anggaran akan menjadi fondasi dari pendekatan baru. "Peraturan pajak baru akan dilaksanakan jika perlu, tetapi pemerintah di Ankara tidak punya rencana menyita deposito mata uang asing atau mengkonversi deposito ke Lira Turki secara paksa", ujar menteri ekonomi Turki itu.
Nilai tukar Lira anjlok 45%
Sebelumnya di bursa Asia pada hari Senin, Lira Turki diperdagangkan pada nilai terendah baru 7,24 per satu dolar AS, sebelum kembali stabil pada 7 dolar AS. Sejak awal Januari, mata uang Turki telah kehilangan sekitar 45 persen nilainya terhadap dolar.
Minggu lalu, pialang saham dan bank investasi global Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah rilis, penyusutan nilai tukar Lira ke kisaran 7,10 terhadap dolar AS, akan mengikis cadangan modal bank-bank Turki.
Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara di hadapan pendukungnya di Trabzon hari Minggu, mendesak perusahaan dan masyarakat Turki untuk tidak menarik mata uang asing dari bank.
"Kami sekali lagi menghadapi permainan politik bawah tangan. Dengan izin Tuhan kami akan mengatasi ini," kata Erdogan dan menegaskan, pemerintahnya tidak akan menaikkan suku bunga seperti yang dituntut para analis ekonomi.
Turki akan "beralih ke pasar baru, kemitraan baru dan aliansi baru," kata Erdogan dan menunjuk kepada Rusia dan Cina.
Euro bisa terpengaruh
Dalam perdagangan di bursa Asia, nilai tukar mata uang Euro juga terseret turun menjadi 1,13 dolar AS, nilai terendah mata Euro terhadap mata uang AS sejak Juli 2017.
Analis perbankan mengaitkan turunnya nilai Euro sebagai bagian dari "resiko penularan". Banyak bank Eropa yang berpusat di Spanyol, Italia dan Perancis meminjamkan dana dan melakukan investasti besar di Turki. Bank-bank Spanyol memiliki kredit senilai US$ 83,3 miliar di Turki, sementara bank-bank Perancis US$ 38,4 miliar dan bank Italia US$ 17 miliar.
Perusahaan-perusahaan Turki yang mengambil pinjaman dalam denominasi Euro dan Dolar dikhawatirkan tidak akan mampu membayar kembali utang mereka jika nilai Lira terus anjlok. Jika itu terjadi, perbankan Turki bisa mengalami kebangkrutan, yang juga akan berdampak pada bank-bank di Eropa.
Siapakah Recep Tayyip Erdogan?
Dari aktivis menjadi presiden, karir politik Recep Tayyip Erdogan menanjak pesat. Namun ia juga menjadi sosok yang kontroversial. DW melihat lebih dekat jalan Erdogan menuju tampuk kekuasaan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Morenatti
Bangkitnya Turki di bawah Erdogan
Di Turki dan di luar negeri, sosok Recep Tayyip Erdogan menimbulkan efek berlawanan. Ada yang menggambarkannya sebagai "sultan" Ottoman baru dan ada juga yang menganggapnya pemimpin yang otoriter. DW mengeksplorasi bangkitnya pemimpin Turki ini dari masa awal berkampanye untuk urusan Islamis hingga menjadi presiden di negara yang memiliki kekuatan militer terbesar kedua di NATO.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Morenatti
Walikota Istanbul yang pernah dipenjara
Setelah bertahun-tahun bergerak di jajaran Partai Kesejahteraan yang berakar Islamis, Erdogan terpilih sebagai walikota Istanbul pada 1994. Namun empat tahun kemudian, partai itu dinyatakan inkonstitusional karena mengancam sistem pemerintahan sekuler Turki dan dibubarkan. Ia kemudian dipenjara empat bulan karena pembacaan puisi kontroversial di depan umum dan akibatnya ia kehilangan jabatannya.
Erdogan mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang memenangkan mayoritas kursi pada tahun 2002. Dia diangkat menjadi perdana menteri pada tahun 2003. Di tahun-tahun pertamanya, Erdogan bekerja untuk menyediakan layanan sosial, meningkatkan ekonomi dan menerapkan reformasi demokratis. Beberapa orang berpendapat bahwa Erdogan mengubah haluan pemerintahan Turki menjadi lebih religius.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Ozbilici
Ingin generasi yang saleh
Meskipun konstitusi Turki menjamin sistem sekluarisme, pengamat yakin bahwa Erdogan telah berhasil membersihkan sistem sekuler di sana. Pemimpin Turki ini mengatakan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk membangkitkan "generasi yang saleh." Pendukung Erdogan memuji inisiatifnya dengan alasan bahwa tahun-tahun diskriminasi terhadap Muslim yang religius akhirnya bisa berakhir.
Foto: picture-alliance/AA/C. Ozdel
Berhasil lolos dari usaha kudeta
Pada Juli 2016, kudeta militer gagal yang menargetkan Erdogan dan pemerintahannya menyebabkan lebih dari 200 orang tewas, termasuk warga sipil dan tentara. Setelah upaya kudeta, Erdogan mengumumkan keadaan darurat dan bersumpah untuk "membersihkan" militer. "Di Turki, angkatan bersenjata tidak mengatur negara atau memimpin negara. Mereka tidak bisa," katanya.
Foto: picture-alliance/AA/K. Ozer
Penumpasan oposisi
Sejak kudeta gagal, pihak berwenang menangkap lebih dari 50.000 orang di angkatan bersenjata, kepolisian, pengadilan, sekolah dan media. Erdogan menuduh Fethullah Gulen (seorang ulama yang diasingkan di AS dan mantan sekutu Erdogan) dan para pendukungnya telah mencoba merusak pemerintahan. Namun organisasi HAM meyakini tuduhan itu merupakan sarana untuk memperkuat kekuasaan dan pengaruhnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Gurel
Didukung dan dikritik
Meskipun Erdogan menikmati dukungan signifikan di Turki dan komunitas diaspora Turki, dia dikritik karena kebijakannya yang keras dan aksi-aksi terhadap militan Kurdi setelah runtuhnya proses perdamaian pada 2015. Januari 2018, Erdogan meluncurkan serangan mematikan ke utara Suriah (Afrin), sebuah operasi yang secara luas dikecam oleh organisasi HAM.
Foto: picture- alliance/ZUMAPRESS/Brais G. Rouco
Era baru?
Menjabat sebagai presiden Turki sejak 2014, Erdogan ingin memperpanjang jabatannya. Pemilu bulan Juni akan menandai transisi Turki menjadi negara presidensial bergaya eksekutif. Namun disinyalir, lanskap media Turki didominasi oleh kelompok yang punya hubungan dengan Partai AKP yang berkuasa. Para pengamat percaya, pemilu ini menandai era baru bagi Turki - belum jelas, era baik atau buruk.(na/hp)