1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060408 Putin Bush

7 April 2008

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, George W. Bush bertemu Minggu (06/04) di kota Sotshi. Apakah pertemuan menghasilkan jalan keluar untuk masalah sistem penangkis rudal AS?

Bush dan Putin di SotshiFoto: AP

Dalam pertemuan di kota Sotshi, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, George W. Bush tidak dapat menemukan kesepakatan dalam hal rencana AS untuk menempatkan sitem penangkis rudal di Eropa Timur. Setelah pertemuan di Sotshi Putin mengatakan, pihaknya berpegang pada sikap selama ini, karena memang tidak ada perubahan.

Tanda Positif

Tetapi ada sejumlah tanda positif. AS mendengarkan alasan kekhawatiran Rusia. Selain itu, Presiden AS tampak serius dan benar-benar bermaksud menyelesaikan masalah. "Kami menyambut baik sikap ini," demikian dikatakan Putin. Kedua politisi sepakat akan mengadakan dialog lebih intensif tentang masalah sistem penangkal rudal. Sejumlah usul baru AS dapat mengurangi kekhawatiran Rusia. Demikian dikatakan dalam pernyataan akhir.

Presiden Bush mengatakan, Rusia dan AS sepakat untuk bekerjasama dalam masalah penangkis rudal. Ia menambahkan, ternyata dalam masalah ini diperlukan upaya lebih besar untuk meyakinkan Rusia, bahwa sistem penangkis rudal tidak akan diarahkan ke negara itu. Di Sothi kedua belah pihak sepakat akan bekerjasama dalam membentuk sistem penangkal, di mana Rusia, AS dan Eropa menjadi mitra-mitra setara. Ini adalah visi strategis yang sangat penting. Demikian dinyatakan Bush.

Penandatanganan Kesepakatan

Di kota di tepi Laut Hitam itu, Bush dan Putin menandatangani kerangka kesepakatan strategis. Dalam kesepakatan itu dicantumkan pokok-pokok terpenting untuk masa depan hubungan Rusia-AS. Berkaitan dengan penandatanganan itu Presiden Bush mengatakan, penandatanganan deklarasi menunjukkan betapa dalamnya kemitraan kedua negara. Itu menunjukkan juga perbedaan pendapat mereka.

Tetapi deklarasi membuktikan, bahwa AS dan Rusia tetap dapat bekerjasama walaupun ada selisih pendapat. Dalam deklarasi itu dikatakan juga, bahwa konfrontasi antar kedua negara yang dimulai di masa Perang Dingin, sudah sepenuhnya berakhir. Dengan kesepakatan itu berarti kedua belah pihak setuju, bahwa perjanjian baru tentang pelucutan senjata nuklir harus dirumuskan. Tahun dapan perjanjian awal menyangkut penurunan jumlah senjata nuklir akan berakhir masa berlakunya.

Presiden Lama dan Baru

Kedua presiden yang masa jabatannya berakhir dalam waktu dekat bertemu lebih dari 20 kali. Di Sotshi mereka bertemu untuk terakhir kalinya sebagai pemimpin negara. Empat pekan mendatang Presiden Putin akan digantikan Dmitri Medvedev. Calon presiden yang mendapat dukungan Putin itu, juga bertemu dengan Bush dan ikut dalam pembicaraan di Sotshi.

Hubungan pribadi antara Bush dan Putin jauh lebih baik daripada hubungan politik antar kedua negara. Bush menilai Putin pemimpin yang kuat, dan ia menghormati Putin karena presiden Rusia itu selalu menyatakan secara terbuka pendapatnya. Presiden Putin juga memiliki pendapat serupa tentang Bush.

Pangkal Ketegangan

Terutama perluasan Pakta Pertahanan Atlantik Utara - NATO ke Eropa Timur dan rencana penempatan sistem penangkis rudal AS di Ceko dan Polandia menyebabkan kegeraman Rusia. Dalam KTT NATO di Bukarest Rabu (02/04), Georgia dan Ukraina mendapat persetujuan resmi akan menjadi anggota baru NATO.

Tetapi Bush tidak berhasil meyakinkan negara-negara lain untuk mengikutsertakan kedua anggota baru dalam program aksi NATO. Hal ini menenangkan pemerintah di Moskow. Di lain pihak NATO menunjukkan secara demonstratif dukungannya untuk rencana sistem penangkis rudal AS. (ml)