Sanksi Buat Tentara Prancis yang Peringatkan Perang Saudara
29 April 2021
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Prancis tegaskan, sanksi menanti para tentara aktif yang tandatangani surat terbuka yang sebutkan Prancis berada dalam "bahaya" dari "Islamisme dan kelompok dari pinggiran kota".
Iklan
Kepala staf angkatan bersenjata Prancis mengatakan Rabu (28/04), sedikitnya 18 tentaranya yang masih bertugas akan menghadapi sanksi di hadapan dewan militer, terkait tudingan mereka tentang risiko "perang saudara" karena ekstremisme beragama. Tentara tersebut, termasuk empat perwira, menandatangani surat terbuka di majalah sayap kanan Valeurs Actuelles yang juga didukung oleh sedikitnya 20 pensiunan jenderal.
Surat itu mengisyaratkan bahwa militer dapat mengambil tindakan jika Prancis gagal menindak penduduk daerah pinggiran. Yang dimaksud penduduk daerah pinggiran adalah para imigran yang tinggal di pinggiran kota-kota Prancis.
"Prancis dalam bahaya," demikian bunyi surat terbuka itu, yang menambahkan bahwa Islamisme dan "kelompok dari pinggiran kota" dapat menciptakan kebencian antar komunitas.
"Mereka yang menjalankan negara kita harus menemukan keberanian yang dibutuhkan untuk memberantas bahaya ini," kata surat itu. Mereka mendesak negara untuk secara tegas menerapkan hukum negara untuk memperbaiki keadaan, dan memperingatkan "kekacauan yang berkembang" bisa berakhir dengan perang saudara.
"Masing-masing akan menghadap dewan militer senior," kata Jenderal Francois Lecointre, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Prancis kepada surat kabar lokal Le Parisian. Lecointre mengatakan, mereka dapat "dihapus dari daftar" atau "masuk ke dalam pensiun segera."
Armada Elang Militer Perancis untuk Menghalau Pesawat Tanpa Awak
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dan spionase di Perancis, Angkatan Udara Perancis melatih sejumlah elang emas untuk memburu dan melumpuhkan pesawat tanpa awak.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
D‘Artagnan menyerang musuh
Sejak pertengahan 2016, D‘Artagnan telah dilatih untuk menghalau potensi acaman udara. Selain D' Artagnan ada burung elang lainnya di Pangkalan Udara Mont-de-Marsan, yaitu Athos, Porthos dan Aramis. Ketiganya dinamai berdasarkan karakter dalam novel Alexandre Dumas, "The Three Muskateers."
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
Angkatan Udara Perancis dan elang pemburu drone
Mont-de-Marsan adalah satu dari lima pangkalan udara di Perancis yang menggunakan tempat pelatihan elang. Elang ini kerap menakuti burung-burung lain untuk tidak mendekati landasan pacu. Hal ini dapat mengurangi resiko kecelakaan ketika pesawat lepas landas ataupun mendarat. Elang-elang ini kini bertugas sebagai pemburu pesawat nirawak sebagai respon serangkaian serangan teroris sejak 2015 lalu.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
D‘ Artagnan menyelesaikan misi
Dalam 20 detik D‘ Artagnan berhasil mencengkram pesawat nirawak, membawanya ke darat dan menutup dengan kedua sayap lebarnya. Ide burung pemangsa untuk menghadang drone pertama kali dicetuskan oleh Kepolisian Belanda. Akhir 2015 mereka mulai menggunakan spesies elang botak untuk bertugas.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
Daging yang tersaji diatas drone
Kecepatan burung elang bisa mencapai 80 km/jam. Besar di penangkaran, sejak umur tiga minggu keempat elang diajarkan untuk menyantap makanan yang disajikan diatas drone. Hal ini membuat mereka berpikir jika menangkap drone mereka akan dapat makanan. Sekarang, jika mereka mendengar bunyi drone, naluri pemburu mereka muncul. Sepotong daging menjadi hadiah bagi mereka jika berhasil menangkap drone.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
Memburu Drone
Militer Perancis memilih menggunakan elang emas untuk memburu drone. Burung-burung ini terlahir dengan insting pemburu alami, paruh bengkok, mata emas, dan sayap selebar 2,2 meter. Seperti burung pemangsa kebanyakan, elang emas memiliki penglihatan tajam dan mampu melihat targetnya dari jarak 2 kilometer.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
Pemangsa Unik
Elang emas memiliki kaki-kaki yang kuat, seluruh tubuhnya dilapisi bulu yang lebat, dan cakarnya mampu menyambar ragam mangsa dari kelinci hingga tupai. Namun di Mont-de-Marsan, mereka memangsa drone.
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
Menjadi Hewan Kesayangan
Untuk melindungi elang-elang ini, pihak militer membuat pelindung berbahan kulit, berserat kuat, dan tahan ledakan, untuk melindungi cakar mereka. Pelatih mereka mengatakan, sayang pada elang-elangnya. Ia juga tidak mengirim elang untuk melakukan tugas yang tidak mungkin dilakukan, misalnya menangkap drone besar dengan baling-baling yang bisa mematikan. Penulis: Nadine Berghausen (rap/sc/ml)
Foto: Getty Images/AFP/G. Gobet
7 foto1 | 7
Sementara itu, Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, mengatakan, campur tangan tokoh-tokoh militer jarang terjadi dalam politik dan telah melanggar prinsip-prinsip republik Prancis serta "kehormatan dan tugas" tentara. Lecointre juga kembali menekankan pada "kewajiban netralitas" di antara anggota militer.
Iklan
Surat terbuka juga didukung politisi negeri
Surat terbuka ini ditandatangi oleh sedikitnya 1.000 orang, termasuk para tentara aktif dan perwira berpangkat. Beberapa yang menandatangani surat diyakini memiliki hubungan dengan gerakan anti-imigrasi sayap kanan. Pensiunan jenderal, Antoine Martinez, yang mendirikan kelompok sayap kanan, "Volontaires pour la France" yang bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional Prancis, juga termasuk yang ikut memberikan tanda tangannya.
Lecointre pun membantah adanya pengaruh kekuatan sayap kanan di militer Prancis.
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan, pengesahan surat terbuka oleh Marine Le Pen, seorang politisi oposisi Prancis dari partai kanan, mencerminkan "kesalahpahaman yang serius terhadap militer."
Kepada radio France-info, Le Pen mengatakan, para penandatangan tersebut layak diberi "hormat" meskipun ada yang tidak setuju dengan mereka.