1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sanksi Terhadap Iran Dibahas di KTT Non Blok

28 Agustus 2012

Di Teheran Kamis (30/08) selama dua hari digelar KTT Non Blok. Sejak Selasa (28/08) para menteri luar negeri negara non blok sudah bertemu. Di antara para tamu juga akan hadir Sekjen PBB Ban Ki Moon.

epa03370249 Iranian Foreign Minister Al-Akbar Salehi (L) delivers his speech during the opening ceremony of the summit of the Non-Aligned Movement (NAM), the group of countries not aligned with any of the powers blocs, at experts level, in Tehran, Iran, 26 August 2012. Salehi who called on the 120 NAM member states to use their potentials to play a more important role for global peace. 'Iran shares the concern of many NAM member states over the power increase of the UN Security Council and the need for reforms in this regard,' Salehi said. Iran has been critical of the formation of the UN Security Council and will try to avail itself of its rotating three-year chairmanship to expose NAM as alternative to the UN. EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
Foto: picture-alliance/dpa

Dalam KTT Non Blok ke-16 Iran mengharap dukungan dalam mengatasi sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat. Sebelum KTT menteri luar negeri Iran Ali Akbar Salehi Sudah menyampaikan tuntutan, "Non blok harus menentang tindakan-tindakan ekonomi dan finansial maupun menentang sanksi-sanksi sepihak yang dijatuhkan negara-negara tertentu terhadap anggota negara-negara Non Blok."

Hal itu saat ini dihadapi Iran, yang mengalami embargo minyak Uni Eropa dan sanksi-sanksi ekonomi besar dari banyak negara barat. Latar belakangnya, Iran dicurigai diam-diam mengembangkan senjata atom. KTT Non Blok membuka peluang bagi Teheran untuk mendapat dukungan diplomatik.

Menlu Iran Akbar SalehiFoto: picture-alliance/dpa

Konferensi Non Blok dimulai Selasa (28/08) dengan pertemuan di tingkat menteri luar negeri gerakan non blok yang beranggotakan 120 negara. Tema-tema penting adalah sengketa Iran dengan Barat sehubungan program atomnya, maupun konflik Suriah. Dengan bantuan anggota Non Blok, Iran ingin meluncurkan gagasan perdamaian baru bagi mitranya Suriah.  Menurut keterangan Iran, Suriah mengirim dua delegasi tinggi ke Teheran. Yakni PM Wa'il al-Halki dan Menteri Luar Negeri Walid Mu'allem.

Iran Berusaha Manfaatkan KTT

Organisasi negara-negara Non Blok terbentuk di masa perang dingin dan bertujuan membentuk alternatif bagi negara-negara kapitalis barat serta blok komunis di Timur. Kini Iran ingin menempatkan diri sebagai pimpinan gerakan tersebut. Menlu Ali Akbar Salehi menyampaikan pandangannya di Teheran: "Kami perlu sistem yang transparan dan efektif bagi pimpinan di dunia. Hanya dengan demikian masalah dan tantangan seperti krisis ekonomi dunia, ancaman terhadap keamanan dunia, kerusakan lingkunan, perubahan iklim, imigrasi, penyakit dan lain-lainnya dapat diatasi."

Republik Islam Iran memandang dirinya sebagai pionir yang lebih adil dan transparan. Anggota gerakan Non Blok meliputi sekitar 50 persen penduduk dunia. Iran memiliki rencana-rencana ambisius, dikatakan Reza Talii-Nik dari Universitas Teheran yang juga merupakan anggota parlemen Iran. "Tema sebenarnya dari negara-negara non blok dalam KTT ini seharusnya tentang pimpinan kolektif di dunia. Gerakan ini harus menyediakan sarana yang tepat untuk sasaran itu dan juga mengikutinya."

KTT Non Blok di TeheranFoto: picture-alliance/dpa

Sekjen PBB Ban Ki Moon juga akan hadir dalam KTT Non Blok, meskipun ada keberatan besar dari Israel dan Amerika Serikat. Ban ingin kembali menegaskan kepada Teheran "kekhawatiran masyarakat internasional" mengenai program atom Iran serta kekerasan di Suriah. Pada Kamis (30/08) dan Jumat (31/08) lebih dari 30 kepala negara dan pimpinan pemerintahan akan bertemu di Teheran.

Reinhard Baumgarten/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk