1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sarasehan IASI di Hamburg

19 Juli 2017

Pengurus IASI yang baru ingin menjangkau lebih luas lagi diaspora Indonesia di Jerman. IASI berharap bisa mendorong kerjasama Indonesia-Jerman dalam bidang-bidang yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.

Tagung Verband Deutsch-Indonesischer Fachkräfte und Akademiker
Foto: DW/H. Pasuhuk

Bertempat di gedung megah Institut Asia-Afrika Universitas Hamburg, pengurus baru IASI menggelar sarasehan dengan masyarakat dan organisasi maupun perkumpulan warga Indonesia di kota Hamburg. Dihadiri antara lain oleh Konsul Jendral Indonesia di Hamburg, Sylvia Arifin, Atase Kebudayaan dan Pendidkan KBRI Berlin Ahmad Saufi dan Ketua Departemen Asia Tenggara, Profesor Jan van der Putten.

Dalam sambutannya, Prof. Jan van der Putten mengingatkan kembali arti awal kata Diaspora, yang dalam pandangan masa kini bermuatan negatif. Diaspora dulunya adalah warga yang dikirim suatu negara sebagai kepanjangan tangannya ke wilayah jajahan atau bakal wilayah jajahan. Di era globalisasi, peran diaspora makin penting sebagai jembatan penghubung dalam upaya memperluas kerjasama dan hubungan bilateral.

Prof. Jan van der Putten, Ketua Departemen Asia Tenggara, Institut Asia-Afrika Universitas HamburgFoto: DW/H. Pasuhuk

Ketua IASI Yudi Ardianto dalam sambutannya memaparkan sekilas berdirinya IASI yang berawal dari organisiasi bentukan BJ Habibie dan kawan-kawannya di Jerman dan kemudian didaftarkan sebagai organisasi resmi di Jerman tahun 1970-an. Tujuannya ketika itu adalah mengumpulkan tenaga-tenaga ahli Indonesia di Jerman untuk mendukung pembangunan di tanah airnya.

Tujuan IASI hingga kini tetap sama: menjembatani Indonesia dan Jerman dengan memfasilitasi pembentukan jaringan untuk mewujudkan sinergi dan kerja sama di berbagai bidang pembangunan. Pengurus saat ini sudah membentuk lima divisi sebagai fokus kegiatannya: Dirgantara, Kedokteran, Pendidikan, Ekonomi Kreatif dan Energi Terbarukan.

Agenda acara pada sarasehan yang dihadiri sekitar 70 orang ini cukup padat. Bahasan utama disampainan oleh Dr. Johnny Setiawan: Indonesia dan Tantangan Globalisasi - Kontribusi Diaposra Indonesia di Jerman untuk Peningkatan SDM di Indonesia". Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Ahmad Saufi memberi gambaran tentang Kemitraan Strategis yang bisa terbentuk antara Akademisi, Industri dan Pemerintah.

Setelah koordinator dari lima divisi IASI menyampaikan laporan kerjanya, acara dilanjutkan dengan perkenalan berbagai organisasi masyarakat dan kelompok diaspora yang masing-masing diwakili oleh pengurusnya.

Sambutan dari Konsul Jendral RI di Hamburg, Sylvia ArifinFoto: DW/H. Pasuhuk

Kalau dulu program-program IASI lebih bermuatan teknologi, maka pengurus saat ini ingin memasukkan lebih banyak proyek-proyek bidang sosial dan tema-tema humaniora, kata Wakil Ketua IASI, Yanti Mirdayanti, yang sekaligus merangkap sebagai koordinator divisi pendidkan.

Ketua IASI Yudi Ardianto dalam percakapan dengan DW menjelaskan, saat ini ada tiga bidang kerjasama yang sudah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan Jerman, yaitu bidang Maritim, Energi danVokasi. Tahun lalu, pengurus IASI banyak memfasilitasi agenda kerjasama dalam bidang pendidikan vokasi.

Katua IASI Yudi ArdiantoFoto: DW/H. Pasuhuk

Selain masalah maritim, pengurus saat ini ingin lebih menyoroti soal energi terbarukan sehingga diharapkan akan ada lebih banyak kerjasama konkrit dalam bidang ini. Selain kegiatan di luar, IASI ingin melakukan pembenahan internal untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja organisasi, kata Yudi Arfdianto dan Yanti Mirdayanti. Dengan itu diharapkan, jaringan pendukung kerjasama bilateral Jerman-Indonesia akan makin kuat lagi.