Pengurus IASI yang baru ingin menjangkau lebih luas lagi diaspora Indonesia di Jerman. IASI berharap bisa mendorong kerjasama Indonesia-Jerman dalam bidang-bidang yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.
Iklan
Bertempat di gedung megah Institut Asia-Afrika Universitas Hamburg, pengurus baru IASI menggelar sarasehan dengan masyarakat dan organisasi maupun perkumpulan warga Indonesia di kota Hamburg. Dihadiri antara lain oleh Konsul Jendral Indonesia di Hamburg, Sylvia Arifin, Atase Kebudayaan dan Pendidkan KBRI Berlin Ahmad Saufi dan Ketua Departemen Asia Tenggara, Profesor Jan van der Putten.
Dalam sambutannya, Prof. Jan van der Putten mengingatkan kembali arti awal kata Diaspora, yang dalam pandangan masa kini bermuatan negatif. Diaspora dulunya adalah warga yang dikirim suatu negara sebagai kepanjangan tangannya ke wilayah jajahan atau bakal wilayah jajahan. Di era globalisasi, peran diaspora makin penting sebagai jembatan penghubung dalam upaya memperluas kerjasama dan hubungan bilateral.
Ketua IASI Yudi Ardianto dalam sambutannya memaparkan sekilas berdirinya IASI yang berawal dari organisiasi bentukan BJ Habibie dan kawan-kawannya di Jerman dan kemudian didaftarkan sebagai organisasi resmi di Jerman tahun 1970-an. Tujuannya ketika itu adalah mengumpulkan tenaga-tenaga ahli Indonesia di Jerman untuk mendukung pembangunan di tanah airnya.
Tujuan IASI hingga kini tetap sama: menjembatani Indonesia dan Jerman dengan memfasilitasi pembentukan jaringan untuk mewujudkan sinergi dan kerja sama di berbagai bidang pembangunan. Pengurus saat ini sudah membentuk lima divisi sebagai fokus kegiatannya: Dirgantara, Kedokteran, Pendidikan, Ekonomi Kreatif dan Energi Terbarukan.
Open House Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia Jerman (IASI) di Hamburg
IASI berharap bisa mendorong kerjasama Indonesia-Jerman yang lebih luas lagi.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Open House
IASI menggelar acara Open House tanggal 15 Juli di Hamburg, bertempat di Aula Institut Asia-Afrika, Universitas Hamburg.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Diaspora sekarang menjadi jembatan
Prof. Jan van der Putten, Ketua Departemen Asia Tenggara, Institut Asia-Afrika Universitas Hamburg, menekankan pentingnya peran diaspora dalam membangun jaringan kerjasama internasional.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Kontribusi Diaspora
Keynote Speaker Dr. Johny Setiawan membawakan makalah: Indonesia dan Tantangan Globalisasi - Kontribusi Diaspora Indonesia untuk Peningkatan SDM di Indonesia.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Membangun jejaring kerjasama
Sarasehan IASI dihadiri sekitar 70 orang mewakili berbagai kelompok dan organisasi Indonesia yang ada di Hamburg.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Kerjasama sektor pendidikan
Yanti Mirdayanti, Wakil Ketua IASI merangkap koordinator divisi pendidikan.
Foto: DW/H. Pasuhuk
5 foto1 | 5
Agenda acara pada sarasehan yang dihadiri sekitar 70 orang ini cukup padat. Bahasan utama disampainan oleh Dr. Johnny Setiawan: Indonesia dan Tantangan Globalisasi - Kontribusi Diaposra Indonesia di Jerman untuk Peningkatan SDM di Indonesia". Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Ahmad Saufi memberi gambaran tentang Kemitraan Strategis yang bisa terbentuk antara Akademisi, Industri dan Pemerintah.
Setelah koordinator dari lima divisi IASI menyampaikan laporan kerjanya, acara dilanjutkan dengan perkenalan berbagai organisasi masyarakat dan kelompok diaspora yang masing-masing diwakili oleh pengurusnya.
Kalau dulu program-program IASI lebih bermuatan teknologi, maka pengurus saat ini ingin memasukkan lebih banyak proyek-proyek bidang sosial dan tema-tema humaniora, kata Wakil Ketua IASI, Yanti Mirdayanti, yang sekaligus merangkap sebagai koordinator divisi pendidkan.
Ketua IASI Yudi Ardianto dalam percakapan dengan DW menjelaskan, saat ini ada tiga bidang kerjasama yang sudah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan Jerman, yaitu bidang Maritim, Energi danVokasi. Tahun lalu, pengurus IASI banyak memfasilitasi agenda kerjasama dalam bidang pendidikan vokasi.
Selain masalah maritim, pengurus saat ini ingin lebih menyoroti soal energi terbarukan sehingga diharapkan akan ada lebih banyak kerjasama konkrit dalam bidang ini. Selain kegiatan di luar, IASI ingin melakukan pembenahan internal untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja organisasi, kata Yudi Arfdianto dan Yanti Mirdayanti. Dengan itu diharapkan, jaringan pendukung kerjasama bilateral Jerman-Indonesia akan makin kuat lagi.
Persiapan Kuliah di Jerman
Dapatkan di sini petunjuk bagi mahasiswa baru di universitas di Jerman, mulai dari memilih jurusan, pendaftaran mahasiswa baru atau biaya kuliah.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Baumgarten
Persyaratan penerimaan di perguruan tinggi
Informasi mengenai penerimaan, penguasaan bahasa Jerman dan surat-surat lainnya yang harus dilampirkan saat pendaftaran dapat diperoleh di lembaga pertukaran akademis Jerman, DAAD (Deutsches Akademisches Austauschdienst). Mohon diperhatikan: semua ijazah harus dilegalisir dan diterjemahkan oleh penerjemah yang disahkan.
Reformasi Bologna
Tahun 1999 sebanyak 29 menteri pendidikan Eropa menyepakati reformasi Bologna, yang antara lain memutuskan sistem perguruan tinggi yang seragam untuk seluruh Eropa yaitu program bachelor dan master. Jerman juga ikut menandatangani. Kini jumlah negaranya telah meningkat menjadi 40.
Foto: Colourbox/Syda Productions
Kursus bahasa Jerman
Peminat yang ingin kuliah di Jerman dengan bahasa perantara bahasa Jerman dan bukan bahasa Inggris, harus membuktikan kemampuan menguasai bahasa Jerman. Kursus bahasa Jerman dapat dilakukan di universitas Jerman atau Goethe-Institut. Untuk program master dalam pengantar Jerman, rata-rata dibutuhkan tes bahasa Jerman DSH atau TestDaF.
Foto: iStockphoto
Sarana untuk ilmuwan dan peneliti
Perguruan tinggi yang ingin merekrut ilmuwan dan peneliti unggul dunia harus memberikan tawaran yang menarik. Disamping menjanjikan tempat kerja bagi istri atau suaminya, sejumlah universitas Jerman juga mengupayakan taman kanak-kanak atau sekolah untuk anak-anaknya.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Schackow
Sistem ganda
Beberapa perguruan tinggi ilmu terapan, FH (Fachhochschulen) menawarkan pendidikan sistem ganda, yaitu memadukan kerja langsung di perusahaan. Lulusan perguruan tinggi sistem ganda memiliki ijazah sebagai tenaga kerja profesional dan akademis.
Foto: D. Klein
Universitas elit
Universitas elit mendapat dana dari pemerintah untuk memacu prestasi di bidang penelitian dan program-program masa mendatang agar dapat bersaing di tingkat internasional. Di antaranya: Universitas Teknologi München, Universitas Ludwig-Maximilian di München, Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Universitas FU Berlin, Heidelberg, Göttingen, Karlsruhe, Freiburg serta Konstanz.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Gebert
Mengkombinasi jurusan
Sejak diberlakukan program bachelor dan master, pada prinsipnya hanya harus memilih satu jurusan. Beberapa universitas menawarkan kombinasi jurusan yang saling melengkapi dari segi tematik atau tuntutan pasar ekonomi. Informasi lebih lengkap mengenai jurusan baru dapat ditemukan di situs internet www.hochschulkompass.de.
Foto: picture alliance/dpa/B. Thissen
Universitas Terbuka
Beberapa jurusan bahkan dikonsep khusus untuk online dan dapat diikuti mahasiswa dari universitas mitra di luar negeri. Universitas terbuka (UT) Jerman ada di Hagen, Nordrhein-Westfalen. Fokusnya dititkberatkan pada jurusan ekonomi. Bahan perkuliahannya dikirim lewat pos atau online. Mahasiswanya kontak via online dengan dosen. Bentuk perkuliahan ini juga terbuka bagi mahasiswa luar negeri.
Foto: Gina Sanders/Fotolia
Soal biaya hidup
Mahasiswa yang datang ke Jerman tanpa beasiswa, harus membuktikan tersedia dana hidup satu tahun. Jumlahnya sekitar 8000 Euro. Serikat mahasiswa dan perhimpunan mahasiswa juga memberikan saran dan bantuan bagi mahasiswa baru. Tersedia berbagai beasiswa dari berbagai lembaga di Jerman. Mahasiswa juga bisa bekerja untuk membiayai hidup di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warnecke
Pendaftaran
Pada umumnya mahasiswa bebas memilih universitas dan jurusannya. Kecuali di universitas swasta, perguruan tinggi seni rupa dan kesenian serta perguruan tinggi olahraga diadakan seleksi, dimana mahasiswa baru harus mengikuti ujian dan wanwancara. Mahasiswa asing juga harus melampirkan ijazah bahasa Jerman, untuk jurusan yang bahasa perantaranya bahasa Jerman dan memiliki asuransi kesehatan.
Foto: Fotolia-Kurhan/picture-alliance/dpa
Numerus Clausus
Jurusan yang menerima jumlah mahasiswa terbatas memberlakukan Numerus Clausus. Artinya, hanya peminat dengan nilai ujian akhir sekolah menengah atas yang sangat bagus bisa diterima. Bagi mahasiswa asing diberlakukan persyaratan khusus.
Foto: DW/P. Böll
Serikat mahasiswa
Terdapat berbagai serikat mahasiswa yang membantu mahasiswa di luar urusan perkuliahan. Misalnya asrama mahasiswa, kantin mahasiswa, taman kanak-kanak dan ikut berpolitik di perguruan tinggi mengupayakan kepentingan mahasiswa. Serikat mahasiswa mendukung mahasiswa secara ekonomi dan budaya.
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
Sumbangan pembangunan pendidikan
Serikat mahasiswa didanai dari iuran semesteran mahasiswa. Dana tersebut sebagian juga digunakan untuk membiaya bagian administrasi universitas dan perwakilan mahasiswa AStA (Allgemeiner Studierendenausschuss). Iuran semesteran harus dibayar pada saat pendaftaran atau di awal semester baru.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Baumgarten
Bursa tempat studi
Pada umumnya mahasiswa baru tidak hanya melamar untuk satu universitas, tetapi untuk beberapa. Untuk mengetahui universitas mana masih mempunyai tempat studi dibentuk sebuah bursa tempat studi. Tawaran "last minute“ dapat dilihat menjelang semesteran baru di www.freie-studienplaetze.de atau www.studieren.de/freie-studienplaetze.
Foto: picture-alliance/CHROMORANGE/G. Fischer
Kuliah dan mempunyai anak
Serikat mahasiswa juga memberikan pelayanan khusus bagi mahasiswa yang memiliki anak, dengan menyediakan tempat tinggal dan taman kanak-kanak khusus. Peneliti dan mahasiswa berprofil tinggi bisa mendapat paket khusus, antara lain bantuan mencari TK, sekolah dan tempat tinggal. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di lembaga kerja sama akademis dengan luar negeri (Akademisches Auslandsamt).
Foto: picture-alliance/dpa
Welcome-Center bagi mahasiswa asing
Lembaga kerja sama akademis dengan luar negeri memberikan bantuan dan saran seputar formalitas dan prosedur di universitas bagi mahasiswa asing yang baru tiba di Jerman. Di luar itu, di beberapa universitas dibentuk "Welcome-Center", khusus untuk mahasiswa asing. Himpunan mahasiswa di jurusan juga megadakan acara perkenalan untuk mahasiswa baru. (Ed: Gaby Reucher/ap/vlz)