Sentinel Pantau Perubahan Lingkungan dan Cuaca Bumi
7 Maret 2017
ESA luncurkan satelit Sentinel-2B untuk memonitor polusi, pembabatan hutan, pola cuaca dan perubahan morfologi Bumi. Satelit menyuplai citra resolusi tinggi untuk jejaring monitoring lingkungan Uni Eropa Copernicus.
Iklan
Satelit Sentinel 2-B Pantau Lingkungan dan Cuaca Bumi
01:10
ESA meluncurkan Sentinel-2B Selasa (07/03) dari stasiun luar angkasa Kourou, Guinea Perancis. Satelit ini diluncurkan untuk melengkapi proyek ambisius Copernicus dari Uni Eropa.
"Copernicus adalah program observasi bumi paling ambisius yang pernah ada," tulis ESA dalam laman internetnya. "Proyek itu akan menyediakan informasi yang akurat, cepat dan mudah diakses publik untuk memperbaiki manajemen lingkungan dan memahami dampak perubahan iklim."
Proyek Copernicus diawali dengan meluncurkan satelit kembar Sentinel 1A diikuti oleh satelit Sentinel 1B. Kedua satelit beroperasi di ketinggian 700 kilometer, dan orbitnya bakal terpisah sejauh 180 derajat serta mampu memproduksi citra bumi sekali dalam enam hari.
Sentinel 1-A Menatap Bumi
Pada 3 April 2014, Sentinel-1 mulai mengorbit bumi. Satelit anyar itu adalah satelit pertama dalam program observasi bumi Copernicus. Ia bertugas mengamati iklim dan lingkungan. Kini ESA mempublikasikan citra pertama.
Foto: ESA – S. Corvaja
Citra Pertama dari Satelit Anyar
Sentinel-1 dibuat untuk mengujicoba terobosan baru, yakni pertukaran informasi tak terbatas ke luar angkasa. Satelit ini dilengkapi dengan laser khusus yang memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar. Fitur tersebut dinilai penting ketika waktu berarti nyawa, seperti dalam situasi bencana alam.
Foto: ESA/ATG medialab
Langkah Pertama
Sembilan hari setelah mengorbit di luar angkasa, Sentinel-1 sudah memotret gambar pertama. Sesuai dengan proyek dari Eropa, citra pertama satelit yang dibuat oleh Badan Antariksa Eropa itu adalah ibukota Belgia, Brussel.
Foto: ESA
Raksasa yang Menyusut
Gambar lain yang dibuat Sentinel-1 adalah Gletser Pulau Pine, sebuah raksasa es yang setiap tahun membawa miliaran ton es ke laut Antartika Barat. Namun gletser ini terancam oleh pemanasan global. Pintu masuk gletser yang digambarkan seperti tutup botol, telah berkurang sebanyak satu kilometer per tahun dalam satu dekade terakhir.
Foto: ESA
Air di Sambesi
Caprivi adalah sebuah daratan menyempit di timur laut Namibia. Selama musim hujan antara Desember dan Maret, sebagian besar kawasan di tepi sungai Sambesi ini kebanjiran. Caprivi yang menaungi jaringan kanal air alami adalah satu-satunya kawasan di Namibia yang menampung air sepanjang tahun dan dengan begitu menjadi habitat ratusan jenis satwa liar.
Foto: ESA
Pulau Peneliti
Sebuah semenanjung membentang di utara Antartika. Gunung setinggi 2800 meter bertaburan di atasnya. Semenanjung Antartika dianggap sebagai perpanjangan rantai pegunungan Anden di Amerika Selatan. Uniknya, kawasan ini menampung stasiun penelitian terbanyak di Antartika.
Foto: ESA
Es Bergerak
Austfonna di Norwegia yang membentang seluas 8120 Kilometer persegi adalah tudung es dan sekaligus gletser terbesar di Eropa. Pengukuran oleh Sentinel-1 dan misi milik Badan Antariksa Jerman, DLR, mengungkap, bagian tenggara Gletser Austfonna bergerak sepuluh kali lebih cepat ketimbang yang diyakini selama ini.
Foto: ESA/DLR/Gamma/University of Leeds/University of Edinburgh
Pulau Sentinel Utara
Yang diwarnai pada citra ini adalah pulau Sentinel Utara, pulau yang terletak paling barat di kepulauan Andaman di Samudera Hindia. Kunjungan ke pulau Sentinel Utara dilarang sejak 1996. Alasannya adalah penduduk suku pedalaman yang menolak hubungan dengan dunia luar.
Foto: ESA
Meranggas lalu Menjadi Garam
Salar de Uyuni adalah dataran garam terluas di dunia. Wilayah ini terbentuk lebih dari 10.000 tahun lalu ketika danau yang menaunginya mengering,. Salar de Uyuni terletak di ketinggian 3600 meter dari permukaan laut di, barat daya Bolivia.
Foto: ESA
8 foto1 | 8
ESA juga sebelumnya sudah meluncurkan satelit Sentinel-2A pada tahun 2015. Seri satelit Sentinel 2 berupa konstelasi pasangan dua satelit kembar di orbit yang sama yang terpisah jarak 180 derajat, membawa sejumlah peralatan inovatif terbaru serta kamera resolusi tinggi multi spektral dengan 13 jalur spektrum.
Pantau perubahan di Bumi
Penginderaan satelit kembar Sentinel 2 memiliki cakupan pandangan sekitar 290 km. Setiap lima hari sekali pasangan satelit memasok data citra Bumi antara lintang 84 derajat Utara dan 84 derajat Selatan yang belum pernah ada sebelumnya.
Citra dari proyek Copernicus terutama hendak digunakan untuk memantau polusi udara, perubahan cuaca, pembabatan hutan serta perubahan struktur dan morfologi tanah.
Data yang dihimpun empat satelit Sentinel yang telah diorbitkan tersebut juga bisa dipakai untuk memetakan kawasan bencana yang bisa membantu tim penyelamat mengevakuasi korban atau menemukan infrastruktur yang tidak terkena dampak bencana.
Citra Bumi dari Satelit Sentinel
Citra Bumi dari ketinggian 700 km di ruang angkasa. Bagaikan kartu pos berwarna-warni, kontras dan berresolusi tinggi. Inilah foto-foto perdana yang dikirim satelit pemantau bumi Sentinel-2A yang dilucurkan 23 Juni 2015.
Foto: Copernicus data/ESA
Motif Kartu Pos dari Antariksa
Inilah "salam" perdana berupa snapshot Côte d'Azur yang diambil satelit Sentinel-2A dari ketinggian orbiter 700 km di atas Bumi. Di bagian atas adalah kota Menton dan di sebelah kiri bandar udara Nice.
Foto: Copernicus data/ESA
Italia Ditabur Cahaya Matahari
"Italy’s typical sunny weather" begitu judul foto yang dipublikasikan badan antariksa Eropa-ESA. Rekaman Foto daerah aliran sungai Po atau Pianura Padana ini menunjukkan kawasan sepanjang 400 km selebar antara 70 hingga 20 km dari pegunungan Alpina di utara hingga pesisir laut Adria di selatan.
Foto: Copernicus data/ESA
Foto Close-Up Inframerah
Ini citra close-up Pianura Padana, di mana sungai Po melintasi kota Tessin di Swiss dibuat dengan kamera inframerah pada satelit Sentinel. Foto semacam ini terutama memasok data bagi sektor pertanian dan kehutanan serta informasi adanya pencemaran lingkungan.
Foto: Copernicus data/ESA
Foto Milan dari Ruang Angkasa
Foto dengan kualitas bagus yang pertama dikirim Sentinel adalah citra kota Milan yang merupakan kota terbesar kedua di Italia. Foto dikirim tiga hari setelah peluncuran satelit pemantau Bumi itu. Ketika itu Eropa disaput awan dan hanya Italia yang bercuaca cerah.
Foto: Copernicus data/ESA
Birunya Laut Tengah
Kamera pada satelit Sentinel amat tajam dan memiliki resolusi tinggi. Foto sebuah perahu yang melayari kawasan Laut Tengah dari pelabuhan Civitavecchia di Italia menuju Barcelona, Spanyol yang diambil dari ketinggian 700 km terlihat masih cukup jelas dan kontras.
Foto: Copernicus data/ESA
Melihat yang Tidak Kasat Mata
Kamera pada satelit juga bisa melihat Spektrum warna yang tidak kasat mata. Inilah citra lembah Po di sekitar kota Milan yang menunjukkan gambaran jalur jalan bebas hambatan dan sungai Serio yang membelah kota hijau tersebut.