Ribuan warga Kuba telah turun ke jalan meluapkan kemarahan mereka atas kelangkaan pangan dan kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Namun, pemerintah Kuba salahkan AS atas pergolakan yang terjadi.
Iklan
Kementerian Dalam Negeri Kuba mengonfirmasi pada Selasa (13/07) bahwa protes anti-pemerintah yang baru-baru ini terjadi telah menelan korban jiwa. Mereka mengatakan "berduka atas kematian” seorang pria berusia 36 tahun bernama Diubis Laurencio Tejeda.
Tejeda tewas setelah bentrokan pecah antara pengunjuk rasa dan kepolisian di kotamadya Arroyo Naranjo di pinggiran Havana, Senin (12/07).
Otoritas Kuba juga mengatakan telah menangkap sejumlah orang dan melaporkan beberapa orang terluka, termasuk beberapa petugas polisi.
Mengapa Kuba bergejolak?
Protes anti-pemerintah di Kuba awalnya pecah pada Minggu (11/07) dan berlanjut hingga Senin dan Selasa.
Para pengunjuk rasa menyatakan kemarahan atas kekurangan pangan, meningkatnya biaya hidup, serta beberapa keluhan lainnya terhadap pemerintah.
"Masalahnya adalah pemerintah tidak memiliki mata uang asing untuk dapat mengimpor makanan atau obat-obatan atau bahan bakar, jadi ada kekurangan semua kebutuhan pokok di toko-toko,” kata William LeoGrande kepada DW. LeoGrande adalah seorang profesor di American University dan merupakan pakar Amerika Latin.
Kuba saat ini sedang bergulat dengan krisis ekonomi terburuk sejak jatuhnya Uni Soviet, dan negara tengah menghadapi rekor peningkatan jumlah kasus COVID-19.
Lebih dari Setengah Abad Kematian Che Guevara
Dengan pandangan tajam dan topi baret berlambang bintang, potret pemuda Argentina itu jadi ikon yang dipasang pada saat demonstrasi bahkan konser musik. Ssetengah abad silam ia tewas saat bergerilya di hutan Bolivia.
Foto: Imago/P. Widmann
Sahabat dan Musuh
Juan Martin Guevara memegang poster peringatan 50 tahun kematian saudaranya (2017). Ernesto Guevara de la Serna, demikian nama asli pria yang lahir 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina itu. Sebenarnya ia seorang dokter namun perjalanan keliling Amerika Latin mengubah haluan hidupnya. Di mata pengagumnya ia pejuang yang kerap dipanggil "Che" atau sahabat, namun bagi musuh ia dianggap pembunuh.
Foto: Reuters/C.Platiau
Dokter Angkat Senjata
Kisah dokter muda dari keluarga kaya ini berubah ketika ia mengelilingi 5 negara di Amerika Latin dengan menggunakan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado, tahun 1952. Ia menyaksikan dampak korupsi dan kemiskinan. Ini fakta yang mengguncang perasaannya. Ia pun berkesimpulan hanya ada satu jalan untuk mengatasi penderitaan rakyat, yakni perjuangan bersenjata. Jalan revolusioner.
Foto: picture-alliance/akg-images
Revolusi di Sisi Fidel Castro
Misi revolusi membawa Che Guevara bertemu Fidel Castro. Ia bergabung dalam gerilya untuk menjatuhkan diktator dukungan AS, Flugencio Batista. Revolusi mereka sukses. Batista terguling tahun 1959. Castro jadi penguasa Kuba, dan Guevara, kendati orang Argentina, menjadi kepala Bank Sentral, lalu Menteri Perindustrian tahun 1961. Ia melakukan nasionalisasi properti dan mendorong pendidikan pedesaan.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Pahlawan Rakyat Kecil
Meski telah menduduki posisi Menteri Perindustrian, Guevara masih turun langsung bekerja di lapangan. Di awal tahun 1961 seperti terlihat dalam foto ini, Guevara ikut serta menjadi pekerja bangunan di Havana. Sehari penuh ia bekerja membangun rumah tinggal bagi rakyat. Terkadang ia juga bekerja sebagai dokter di pusat perawatan penyakit Lepra.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Anti-Amerika Penyuka Hobi 'Barat'
Che Guevara juga dikenal sebagai tokoh anti-Amerika. Meski demikian, terkadang tokoh revolusioner itu juga memperlihatkan sisi berbeda seperti saat minum sebotol Coca-Cola di Kongres Ekonomi dan Sosial di Uruguay, Agustus 1961. Ia juga dikenal sebagai pemain catur yang ulung.
Foto: picture-alliance/dpa
Selfie dan Fotografi
Guevara mengakui 'sebelum menjadi 'comandante', ia adalah fotografer'. Ia pernah bekerja sebagai fotografer keliling di taman Mexico City. Saat bergerilya untuk revolusi Kuba, ia kerap tenteng kamera, juga ketika dalam perjalanan mewakili pemerintah Kuba. Gambar ini adalah 'potret diri' saat ia berkunjung ke Thailand (1964). Ibarat buku harian, Che senang mengabadikan momen lewat bidikan kamera.
Foto: Studienzentrum Che Guevara, Kuba
Bergerilya Seorang Diri
Tahun 1965 ia berpisah dengan Fidel Castro. Guevara meninggalkan Kuba menuju Kongo dan membangun tentara gerilya untuk melawan imperialisme pasca-kolonial. Pendapat lain menyebutkan, Guevara yang memiliki semangat revolusioner yang tinggi telah dideportasi ke Kongo. Terlepas dari fakta mana yang benar, upaya gerilya Guevara di Kongo gagal.
Foto: Getty Images/AFP
Akhir Perjalanan Che
Setelah Kongo, Che bergerilya di Bolivia. Bersama 15 pengikutnya, ia menciptakan revolusi merah di Amerika Selatan. Tidak mendapat dukungan, ia terisolasi di hutan. Foto perwira militer Bolivia di dekat jenazah Che ini disebarkan untuk membuktikan Guevara benar-benar telah meninggal. Tentara Bolivia bahkan memotong tangan Che, agar sidik jarinya bisa digunakan untuk membuktikan kematiannya.
Foto: Getty Images
Ziarah untuk Santo
Di ruang binatu rumah sakit di kota Vallegrande inilah, jenazah Guevara terbaring 50 tahun lalu. Beberapa saat setelah pemotretan, Che yang tewas pada usia 39 tahun dimakamkan di kuburan masal. Di dinding tertulis: "Bahkan jika mereka menyembunyikanmu di bawah bumi, mereka tak menghalangi kami untuk menemukanmu." 30 tahun kemudian, tulang belulang Guevara diidentifikasi, lalu dipindahkan ke Kuba.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Ismar
Tetap Abadi
Ribuan orang menghadiri peringatan ulang tahun ke-80 tokoh revolusioner itu, ketika patung Che Guevara diresmikan di kota kelahirannya, Rosario, Argentina. Penulis biografinya, Matthias Rüb menyebutkan gerakan sosial di Amerika Latin saat ini merupakan kelanjutan perjuangan revolusi Kuba dulu kala. Rüb merujuk Paus Fransiskus - yang juga berasal dari Argentina - sebagai penerus legasi Che Guevara.
Foto: AP
Pencipta Ikon Che
Foto Che Guevara dengan topi baret adalah karya tersohor Alberto Diaz Gutierrez atau Alberto Korda. Foto ini diambil tahun 1960, pada saat upacara berkabung atas meninggalnya 136 pekerja pelabuhan dalam sebuah ledakan. Foto ini memecahkan rekor sebagai foto yang paling banyak dicetak ulang dan diadaptasi ke berbagai tampilan visual lainnya. Tokoh revolusioner itu bahkan menjadi legenda budaya pop.
Foto: AP
Atas Nama Che
Ikon Che pernah diadaptasi saat kampanye Kanselir Jerman, Angela Merkel tahun 2005. Di Jerman, penulis lagu asal Jerman Timur, Wolf Biermann bahkan sebut Guevara "Kristus dengan sebuah pistol." Pada saat demonstrasi, khususnya buruh, poster Che kerap diusung. Bahkan terkadang kegiatan yang membawa Che sudah tidak terkait sama sekali dengan perjuangannya. Penulis: U. Steinwehr/T. Siregar (Ed. ml)
Foto: AP
12 foto1 | 12
Apa respons pemerintah Kuba?
Aksi protes di Kuba diwarnai dengan gelombang penangkapan demonstran, serta tuduhan kebrutalan polisi.
Otoritas Kuba juga telah membatasi akses warga ke media sosial dan platform berbagi pesan seperti Facebook dan WhatsApp, demikian menurut perusahaan pemantau internet global NetBlocks.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas pergolakan yang terjadi. Dia mengatakan pada Senin (12/07) bahwa Washington tengah mengejar "kebijakan ekonomi mati lemas untuk memprovokasi kerusuhan sosial.”
Seperti diketahui, Kuba telah berada di bawah sanksi AS selama hampir 60 tahun.
Sementara itu, Washington telah mendesak Kuba untuk mengakhiri pembatasan internet dan meminta orotitas Kuba "menghormati suara rakyat dengan membuka semua sarana komunikasi, baik online maupun offline.”