Setahun telah berlalu sejak kecelakaan pesawat Lion Air yang menewaskan 189 orang. Keluarga, kerabat, dan teman-teman korban mengadakan upacara, membacakan doa, dan menaburkan bunga ke Laut Jawa.
Iklan
Pesawat nahas itu terbang dengan rute dari Jakarta ke Pangkalpinang pada 29 Oktober 2018 dan kemudian jatuh di perairan Karawang, beberapa menit setelah lepas landas. 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru dinyatakan meninggal dunia.
Beberapa anggota keluarga korban dibawa dengan perahu ke Tanjung Pandan, lokasi kecelakaan yang berada di luar kota Karawang, Jawa Barat untuk tabur bunga ke laut, sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh korban meninggal akibat kecelakaan tersebut.
"Karyawan kantor pajak Pangkalpinang juga mengadakan acara doa khusus untuk tujuh rekan kita yang meninggal akibat insiden tahun lalu", kata Kepala Kantor Pajak Pangkalpinang Krisna Wiryawan.
Pada 25 Oktober lalu, KNKT mengeluarkan laporan akhir dan menetapkan Boeing gagal mengidentifikasi risiko dalam desain perangkat lunak kokpit, serta merekomendasikan pelatihan yang lebih baik untuk pilot Lion Air. Regulator Indonesia mengkritik desain Boeing 737 MAX dan sistem yang biasa dikenal sebagai MCAS, yang secara otomatis mendorong hidung pesawat jatuh, memaksa pilot berjuang untuk mengendalikan pesawat. Penyelidik mengaitkan kecelakaan Lion Air dengan sejumlah faktor, termasuk kesalahan desain dan peraturan yang tidak memadai seperti pengawasan, serta kesalahan oleh pilot dan insinyur Lion Air.
"Semoga Tuhan mengistirahatkan jiwa mereka dalam damai, memberikan kekuatan untuk keluarga mereka, dan menjaga ingatan mereka tetap hidup", ucap Muilenburg.
Muilenburg juga mengunjungi kedutaan Indonesia di Washington, AS pada hari Senin lalu untuk menyampaikan belasungkawa sebelum bersaksi di depan Senat A.S. pada hari Selasa.
Pada bulan September lalu, Boeing menyelesaikan klaim pertama dengan perwakilan anggota keluarga yang menerima kompensasi setidaknya $ 1,2 juta atau senilai Rp 16,8 milyar. ha/rzn (Reuters)
Kecelakaan Pesawat Akibat Kelalaian Manusia
Peralatan mutakhir tidak selalu menjamin keselamatan penerbangan. Pilot yang handal dan mampu menguasai keadaan dalam situasi darurat juga jadi faktor penting dalam penerbangan.
Foto: picture-alliance/dpa
Adam Air
Awal 2007 pesawat Adam Air jatuh di perairan Sulawesi Selatan. KNKT salahkan pilot sebagai salah satu faktor penyebab kecelakan. Menurut KNKT, kecelakaan terjadi karena kedua pilot sibuk memperbaiki kerusakan pada sistem navigasi atau IRS dan salah memasukkan kode instrumen pengendali otomatis, sehingga tidak sadar bahwa pesawat telah kehilangan kendali sebelum menghujam ke laut.
Foto: picture-alliance/dpa/epa J. Sukarno
AirAsia
Menurut hasil analisa kotak hitam, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 jatuh di dekat Pangkalan Bun tanggal 28 Desember 2014 saat berusaha menghindari badai ketika terbang dari Surabaya ke Singapura. Pesawat diduga naik terlalu cepat sehingga mengalami "stall" dan akhirnya jatuh ke laut.
Foto: imago/Xinhua
Air France
1 Juni 2009, pesawat Air France tipe Airbus A330 jatuh ke Samudra Atlantik. Pesawat terjebak badai di malam hari, saat menempuh perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris. Akibat kecelakaan 228 penumpang dan awak tewas. Kecelakaan pesawat AirAsia 28 Desember 2014 dinilai mirip dengan kecelakaan pesawat ini. Pesawat terbang melalui kawasan badai dan pilot mengambil langkah salah.
Foto: AP
Bhoja Air
20 April 2012 pesawat Boeing 737 yang dioperasikan Bhoja Air jatuh di dekat ibukota Pakistan, Islamabad, ketika berusaha mendarat saat terjadi badai. Hasil penyelidikan menunjukkan penyebab kecelakaan adalah pilot yang mengabaikan peringatan co-pilot, bahwa pesawat terbang terlalu rendah. 127 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan.
Foto: Reuters
Air India
22 Mei 2010, Air India Express rute Dubai-Mangalore keluar landas pacu saat mendarat dan jatuh ke jurang. 152 penumpang dan awak tewas. Menurut hasil penyelidikan, pilot melakukan kesalahan. Sementara keluarga pilot balik menuding manajemen maskapai penerbangan, menugasi pilot yang sudah kelelahan.
Foto: picture-alliance/dpa
Afriqiyah Airways
12 Mei 2010, pesawat milik Afriqiyah Airways yang sedang terbang menuju Tripoli dari Johannesburg, jatuh di kawasan gurun pasir yang terletak sekitar 2 km dari bandara. Kecelakaan itu menewaskan seluruh 103 penumpang dan awak. Dinyatakan penyebab jatuhnya pesawat adalah pilot yang lelah dan kesalahan teknis.
Foto: AP
Yemen Airways
30 Juni 2009, pesawat Airbus 310 milik Yemenia atau Yemen Airways jatuh ke Samudra Hindia ketika dalam perjalanan menuju pulau Comoro. 153 penumpang dan awaknya tewas. Hasil investigasi penyebab kecelakaan menunjukkan, pilot melakukan kesalahan dalam memasukan data pengendali sehingga menyebabkan masalah pada aerodinamik pesawat. Di samping itu, peringatan bahaya diabaikan oleh awak pesawat.