1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Satu Tahun Masa Jabatan Obama

DK/AS/dpa/AFP20 Januari 2010

"Yes we can" motto kampanye yang membawanya 20 Januari 2009 Barack Obama dilantik sebagai presiden berkulit hitam pertama AS dan tumpuan harapan besar. Satu tahun sudah masa jabatan Obama.

Barack Obama menjelang pelantikannya di Gedung Putih Washington, 20 Januari 2009Foto: AP

Harian Swiss Basler Zeitung mengomentari satu tahun masa jabatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama:

"Masih merupakan sesuatu yang mengesankan untuk mendengarkan pidato Barack Obama, juga meskipun terasa bahwa nada suara dan mimiknya beberapa bulan terakhir ini semakin tegang. Tapi meningkatnya ketidakpuasan di kalangan rakyat Amerika Serikat menjadi alasan untuk resah. Dengan gelisah orang bertanya-tanya, kapan akhirnya lawan-lawan dari kubu demokrat sendiri sadar bahwa itu hal yang serius. Karena paling lambat dalam pemilihan sela di bulan November mendatang, banyak yang dulu memberikan suaranya bagi Obama dalam pemilihan presiden, karena mereka sudah jenuh terhadap Bush, kini juga jenuh terhadap kaum demokrat.

Satu tahun Obama juga menjadi sorotan harian Perancis Liberation

"Dalam 12 bulan akhirnya Barack Obama dapat menunjukkan dirinya sebagai presiden berdimensi historis. Tanpa terlalu berlebihan ia mengubah gambaran dunia terhadap negara adidaya global terpenting, yang selama 8 tahun rusak akibat 'Bushisme' yang brutal dan unilateral. Dengan Obama Amerika kembali ke konser bangsa-bangsa, sebagai mitra yang terbuka untuk dialog dan mengacu ke masa depan. Tentu saja tidak semua masalah dapat diatasi, kita semua masih jauh dari situ. Tapi siapa yang benar-benar dapat menerima bahwa Obama dalam beberapa bulan akan menciptakan keajaiban di Afghanistan, di Irak, dalam krisis ekonomi atau dalam masalah lingkungan?

Tragedi di Haiti menjadi ujian baru bagi Obama. Demikian komentar harian Italia Corriere della Sera. Lebih lanjut harian itu menulis:

"Kenyataannya adalah negara di Karibik tersebut setelah gempa bumi tidak hanya kehilangan sekolah dan rumah sakit, melainkan juga tidak lagi memiliki pemerintahan, administrasi negara dan infrastruktur yang berfungsi. Obama mengambil alih pimpinan aksi bantuan oleh Amerika Serikat, keputusan yang tidak dapat dihindari jika mengingat besarnya bantuan dana dan pasukan yang disediakan Amerika Serikat serta kecepatan pelaksanaan tugas bantuan Amerika. Ini sudah menimbulkan suara frustasi yang kuat dari Paris dan Beijing. Kini presiden Amerika Serikat itu harus memutuskan, apa yang akan diberikan dari tugas humaniter militernya. Tindakan imperialistis yang etis, atau salah satu misi yang dilegitimiasi PBB. Haiti termasuk keputusan yang sulit yang menanti Obama di tahun 2010."