1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Satu Tahun Pemerintahan Kanselir Merkel

22 November 2006

22 November 2005, Angela Merkel dari Partai Kristen Demokrat CDU akhirnya resmi memimpin Jerman, setelah melewati hari-hari perundingan yang padat, ketat dan melelahkan.

Angela Merkel
Angela MerkelFoto: AP

Ia memimpin koalisi besar dengan partai saingannya Sosialis Demokrat SPD, yang sebelumnya memerintah Jerman dengan Kanselir Gerhard Schröder.

Hal terpenting yang dihadapi Merkel sebagai kanselir baru adalah menetapkan patokan dalam politik luar negeri. Pada hari ia dipilih sebagai kanselir, Merkel langsung berkunjung ke markas besar NATO di Brussel untuk membereskan situasi yang terbebani akibat politik Irak yang dijalankan Gerhard Schröder. Sikap Merkel sama dengan pendahulunya itu, Jerman tidak akan mengirim tentaranya ke Irak.

Penculikan terhadap petugas kemanusiaan asal Jerman Susanne Osthoff di Irak, 3 hari setelah pemilihan Kanselir, merupakan masa ujian yang berat bagi Merkel, dan terutama Menlu barunya Frank Walter Steinmeier. Perlu waktu berminggu-minggu hingga Osthoff bisa bebas.

Tidak lama kemudian, dua insinyur Jerman diculik di Irak, dan pembebasannya juga perlu waktu. Sementara itu, Merkel berhasil menempatkan gayanya sendiri dalam menangani urusan luar negeri.

Beberapa minggu memerintah, ia menerima kunjungan Menlu AS Condoleeza Rice. Merkel mengangkat kasus warga Jerman asal Lebanon Khaled el-Masri yang diculik CIA dengan tuduhan teroris. Penampilan yang ramah dan tegas terhadap AS, membuahkan respek bagi Merkel.

Popularitas Angie, begitu sebutan akrab media bagi sang kanselir, meningkat pesat saat Jerman menggelar perhelatan akbar, Piala Dunia Sepakbola FIFA 2006. Setiap kali tim Jerman berlaga di lapangan, Merkel hadir di tribun kehormatan. Ia ikut bertepuk, bersorak, berteriak gembira atau juga kecewa jika Jerman kalah. Merkel menampilkan sisi sangat manusiawi sebagai seorang pemimpin tertinggi.

Pesta usai dan semua orang, termasuk Merkel, harus kembali pada persoalan sehari-hari. Kebijakannya menyangkut kenaikan pajak pertambahan nilai dan reformasi jaminan sosial, berdampak pada kekalahan telak partainya, CDU, di pemilihan negara bagian.

Dua masalah besar lain yang harus diselesaikan Merkel dengan mitra koalisinya adalah reformasi sistem federal dan reformasi sistem kesehatan.

Waktu berjalan terus, dari dalam negeri bermunculan berita menggembirakan. Ada pertumbuhan ekonomi, terutama bidang ekspor mengalami booming dan angka pengangguran berkurang. Tahun depan, Jerman diperkirakan akan menerima lebih banyak pemasukan dari yang semula dianggarkan.

Padahal pada awalnya, ada kesan umum Angela Merkel tak akan mampu meraih prestasi, yang kecil sekalipun, juga tidak di panggung politik luar negeri.

Hari ini, 22 November 2006, genap satu tahun Merkel memimpin Jerman, sesuatu yang mungkin tak pernah ia impikan. Layak direnungkan, pidatonya tanggal 3 Oktober lalu, pada hari peringatan reunifikasi Jerman.

"Bahwa seseorang seperti saya, perempuan dari bekas Jerman Timur, DDR, bisa mengabdi sebagai kanselir Jerman yang bersatu kembali, setelah 10 bulan masa jabatan, bagi saya di satu pihak ini seperti hal sehari-hari. Di pihak lain, dalam satu jam seperti saat ini, dalam satu hari seperti hari ini, hal itu tetap merupakan sesuatu yang istimewa.”