Satu Tahun Perang Israel-Hamas, Netanyahu: Kami akan Menang
7 Oktober 2024
Netanyahu mengatakan militer negaranya “benar-benar mengubah keadaan” dalam satu tahun sejak serangan Hamas di Israel. Sementara itu, serangan terbaru mengguncang Beirut selatan.
Iklan
Israel melancarkan serangan barunya di Beirut selatan, demikian laporan media resmi Lebanon. Serangan itu terjadi tak lama setelah seruan tentara Israel kepada warga Beirut selatan untuk mengungsi keluar dari wilayah yang dianggap sebagai kubu Hizbullah tersebut.
"Pesawat tempur musuh melancarkan dua serangan di pinggiran kota bagian selatan. Serangan pertama menyasar ke daerah Saint Therese, dan serangan kedua menyasar ke Burj al-Barajneh,” demikian laporan Kantor Berita Nasional Lebanon.
Pengeboman udara itu terjadi kurang dari sehari setelah Israel menggempur area pinggiran selatan Beirut dengan lebih dari 30 serangan udara.
Ketika Peluru Israel Membunuh Impian Atlet Palestina
Atlet sepeda Palestina, Alaa al-Daly, kehilangan kaki setelah ditembak tentara Israel. Peristiwa nahas tersebut mengubur mimpinya membela bendera negara di ajang Asian Games 2018 di Jakarta.
Foto: Reuters/S. salem
Mimpi Besar Alaa al-Daly
Alaa al-Daly bermimpi mengibarkan bendera negaranya di ajang Asian Games di Jakarta, Agustus mendatang. Ia adalah atlet sepeda yang sedianya akan mewakili Palestina pada perhelatan akbar olahraga terbesar se-Asia tersebut. Namun apa daya, nasib berkata lain.
Foto: Reuters/S. salem
Nahas di Hari Nakba
Pemuda berusia 21 tahun itu ditembak serdadu Israel ketika menghadiri aksi demonstrasi mengenang hari Nakba di perbatasan Israel dan Jalur Gaza. Akibatnya, kaki kanan Alaa harus diamputasi - sebuah vonis mati untuk seorang atlet.
Foto: Reuters/S. salem
Petaka Memutar Nasib
Alaa mengaku tidak mengetahui aksi damai di perbatasan akan berubah menjadi insiden berdarah. Setidaknya 16 demonstran tewas dihujani peluru oleh serdadu Israel. Sementara 16 orang lain mengalami nasib seperti Alaa. Kendati beruntung masih hidup, peristiwa tersebut mengubah hidupnya untuk selamanya.
Foto: Reuters/S. salem
Ketidakadilan Tak Berkesudahan
Kaki Alaa mungkin masih bisa diselamatkan seandainya ia mendapat pengobatan yang baik di luar negeri. Buat penduduk Jalur Gaza, satu-satunya layanan medis yang paling berkualitas hanya terdapat di Israel. Nahas buat sang atlet, militer Israel menolak mengabulkan permohonannya lantaran ia terlibat dalam aksi demonstrasi di perbatasan.
Foto: Reuters/S. salem
Israel Menolak
"Setiap bentuk permohonan layanan medis oleh teroris atau demonstran yang ikut serta dalam aksi berdarah akan ditolak," tulis IDF dalam pernyataannya. "Warga asing tidak memiliki hak untuk memasuki Israel, termasuk warga Palestina yang hidup di Jalur Gaza." Aksi demonstrasi yang berlangsung selama berhari-hari itu menyisakan 31 korban jiwa.
Foto: Reuters/S. salem
Masa Depan di Olahraga
Alaa adalah satu dari sedikit atlet Palestina yang bisa berlaga di turnamen internasional. Ia bahkan atlet sepeda pertama yang diproyeksikan untuk tampil di ajang dunia. Kini Alaa bertekad melanjutkan mimpinya di ajang Paralimpiade atau Asian Para Games. Namun untuk itu ia harus terlebih dahulu berlatih berjalan untuk kelak bisa kembali menggowes sepeda.
Foto: Reuters/S. salem
6 foto1 | 6
Netanyahu: Israel 'akan menang'
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan meraih kemenangan dalam pertempuran dengan para militan di Jalur Gaza dan Lebanon.
Iklan
Ia juga mengatakan bahwa militer Israel "benar-benar mengubah keadaan” dalam satu tahun sejak serangan teror Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan setidaknya 1.200 orang dan 250 lainnya disandera Hamas.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Setahun yang lalu, kami mengalami pukulan yang mengerikan. Selama 12 bulan terakhir, kami telah sepenuhnya mengubah keadaan,” ungkap Netanyahu dalam kunjungannya ke perbatasan Lebanon, menurut kantornya.
Sementara serangan balasan militer Israel di Gaza setelah aksi teror 7 Oktober itu telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Ada juga kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas menjadi perang berkelanjutan di wilayah itu, setelah Israel melancarkan operasi daratnya di Lebanon dan bertekad untuk menanggapi rentetan rudal yang ditembakkan oleh Iran.
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Hizbullah targetkan pangkalan militer Israel
Hizbullah mengatakan pada hari Senin (07/10) pagi bahwa mereka menargetkan pangkalan militer Israel di dekat kota utara Haifa.
Pasukan Hizbullah meluncurkan "Salvo Fadi 1 Rockets di pangkalan Carmel di selatan Haifa," kata kelompok yang didukung Iran itu dalam sebuah pernyataan.
Sirene serangan udara mengaung di utara Israel, termasuk kota Haifa pada Minggu (06/10) malam.
Sebelumnya, militan yang berbasis di Lebanon mengatakan mereka melakukan dua serangan di pangkalan lain juga di selatan Haifa.
Kelompok itu mendedikasikan serangan itu untuk pemimpinnya yang terbunuh, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut bulan lalu.