Kematian wartawaan yang kritis kepada kerajaan Arab Saudi, Khashoggi akhirnya dikonfirmasi Sabtu (20/10). Pejabat senior Turki menyebutkan apa yang terjadi pada tubuh Khashoggi akan segera terungkap.
Iklan
Setelah dua minggu menyangkal kematian Khashoggi, baru hari Sabtu (20/10), pihak berwenang Arab Saudi mengakui kematian wartawan tersebut terjadi di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Turki dan menyalahkan kejadian tersebut akibat ‘perkelahian fisik.‘
"Pembicaraan antara Jamal Khashoggi dengan mereka yang ditemuinya di Konsulat Arab Saudi di Istanbul...berkembang jadi perkelahian fisik yang menyebabkan kematiannya," ungkap SPA, media Arab Saudi mengutip temuan investigasi awal yang dilakukan Riyadh tersebut.
Kepada KB Reuters, pejabat senior Turki yang identitasnya disembunyikan, menyebutkan tak lama lagi akan diketahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Khashoggi. Sampel DNA Khashoggi disebutkan telah diperoleh para penyidikTurki, dan tidak perlu meminta ke Arab Saudi. "Kami akan mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya tak lama lagi," ungkap pejabat yang tak mau disebut namanya itu.
Reformasi atau Permainan Politik?
Belasan pangeran dan mantan menteri Arab Saudi ditahan atas dugaan korupsi. Apakah ini langkah Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk menyingkirkan para pesaingnya demi mengukuhkan kekuasaannya?
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Terbentuknya komite anti-korupsi
Sedikitnya 11 pangeran dan 38 mantan menteri dan pengusaha ternama di Saudi ditahan di berbagai tempat di ibukota, Riyadh. Gelombang penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari kampanye terbaru untuk membasmi korupsi. Penangkapan dilakukan tak lama setelah Raja Salman mengumumkan terbentuknya komite anti-korupsi, yang dipimpin putranya, Putra Mahkota Mohammed.
Foto: picture-alliance/abaca/B. Press
Mereformasi negeri atau membungkam para pesaing?
Komite anti-korupsi mengantongi kekuasaan besar, diantaranya mengeluarkan perintah penangkapan, pembekuan aset serta perintah pencekalan. Putra Mahkota Arab Saudi pernah berikrar di hadapan para pengimpor minyak penting dunia, bahwa ia akan membasmi korupsi di Saudi. MBS dianggap sebagai motor penggerak di balik
upaya untuk merubah citra ultra-konservatif yang dimiliki Arab Saudi.
Foto: picture-alliance/AP Images/N. Asfouri
Menjerat pengusaha terkaya di Timur Tengah
Salah satu yang ditahan adalah, Pangeran Alwaleed bin Talal. Dia adalah milyuner dan salah satu pengusaha terkaya Saudi yang memiliki saham di sejumlah perusahaan milik Barat seperti Twitter, Apple, perusahaan media milik Rupert Murdoch, Citigroup, hotel the Four Seasons and perusahaan layanan berkendara, Lyft. Pangeran Alwaleed juga dikenal sebagai anggota istana yang paling blak-blakan.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
Mantan menteri keuangan tertangkap
Ibrahim al-Assaf, tokoh penting lainnya yang turut terseret dalam gelombang penahanan. Ia dulunya adalah mantan menteri keuangan dan anggota komisaris perusahaan minyak nasional, Aramco. Al-Assaf ditahan atas tuduhan melakukan penggelapan dana dalam proyek perluasan Masjidil Haram dan memanfaatkan jabatannya untuk meraih informasi internal dalam upaya membeli sejumlah tanah.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
11 pangeran dan 38 pejabat serta pengusaha
Pangeran Turki bin Abdullah, mantan gubernur Riyadh juga ditahan atas tuduhan kasus korupsi proyek Metro Riyadh. Tokoh lainnya yakni mantan kepala istana, Khaled al-Tuwaijri dan Waleed Ibrahim, pemimpin grup MBC, perusahaan media swasta terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Total ada 11 pangeran, 4 menteri, belasan mantan menteri serta 3 pejabat senior yang ditahan dalam operasi tersebut.
Foto: Getty Images
Banyak kejadian dalam waktu singkat
Pada waktu yang sama, Raja Salman juga menyingkirkan pangeran yang bertanggung jawab atas Garda Nasional. Hal ini dilakukan menyusul mundurnya sekutu terdekat Saudi, perdana menteri Lebanon, Saad Hariri. Perkembangan terakhir ini menggoyahkan Arab Saudi dan Timur Tengah, ketika konflik regional semakin besar mengepung kerajaan. (Aasim Saleem/ts)
"Turki akan mengungkap apapun yang terjadi. Tak ada yang perlu meragukan hal itu," ungkap Omer Celik, politisi dari partai AKP, partai Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia juga menekankan akan menggunakan "segala cara yang tersedia."
Sejumlah organisasi mulai dari PBB, kementerian luar negeri dan media di Inggris, Sabtu (20/10) menyerukan hukuman bagi mereka yang memerintahkan dan melakukan pembbunuhan terhadap wartawan kritis Saudi tersebut.
"Akuntabilitas atas kejahatan ini tidak bisa ditawar. Saya mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kejahatan ini dan membawa pelaku ke pengadilan," ungkap kepala UNESCO, Audrey Azoulay seperti dikutip dari AFP.
"Dunia Arab saat ini menghadapi versi Tirai Besinya sendiri, bukan oleh pelaku eksternal tetapi melalui kekuatan domestik yang berlomba untuk merebut kekeuasaan," tulisnya dalam kolom tersebut.
Khashoggi menjadi pengungsi politik di Amerika Serikat, tak lama setelah Raja Salman menunjuk putranya kesayangannya, Mohammad sebagai Putra Mahkota, Juni 2017 lalu. Dulunya, ia sempat dekat dengan lingkar kerajaan dengan bekerja sebagai penasehat media untuk Kepala Intelijen Saudi, Pangeran Turki bin Faisal.
Dari negeri Paman Sam ia menulis bahwa Sang Pangeran, melakukan "pelanggaran” yang melawan tradisi kerajaan. Selama ini Pangeran Mohammad disebut sebagai pejuang reformasi sosial dan ekonomi monarki Arab Saudi. Namun bagi Khashoggi, reformasi itu justru dipertanyakan. "Saya pendukung reformasi dan harus hidup di pengasingan sekarang, karena saya tidak ingin berakhir di penjara," ujar Khashoggi kepada DPA tahun ini. "Muhammad bin Salman tidak memliki alasan untuk takut. Ada atau tidak ada oposisi di negara ini, tidak ada bedanya," katanya saat itu.
Mereka yang ditahan dan tersingkir
Gerakan bersih-bersih di Saudi turut menyapu para pangeran & pejabat yang selama ini tak tersentuh. Namun penyingkiran mereka juga dinggap untuk mengukuhkan posisi Putra Mahkota. Siapa saja yang ditahan dan tersingkir?
Foto: Reuters/Saudi Press Agency
Pangeran Al-Waleed bin Talal
Sang pangeran dikenal sebagai seorang miliuner dan pemilik perusahaan investasi raksasa Kingdom Holding. Keluarga kerajaan yang dikenal lantang bersuara ini, diketahui memiliki saham di perusahaan raksasa dunia seperti Twitter, Apple dan Citigroup. Pria yang aktif mengadvokasi hak perempuan ini dituding melakukan praktik pencucian uang dan penyuapan serta memeras pejabat.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Ammar
Pangeran Miteb bin Abdullah
Ada dua putra mendiang Raja Abdullah yang ditahan. Putra pertama adalah Pangeran Miteb, yang dulunya dianggap berpotensi menduduki tahta Putra Mahkota. Sebelum ditahan, ia terlebih dahulu dilengserkan dari posisinya sebagai menteri garda nasional. Ia dituding melakukan penggelapan dan memberi kontrak ke perusahaannya untuk proyek walkie talkie & perlengkapan militer bernilai miliaran Riyal Saudi.
Foto: Reuters/P. Wojazer
Pangeran Turki bin Abdullah
Putra mendiang Raja Abdullah lainnya yang ditahan adalah Pangeran Turki. Mantan gubernur Riyadh ini ditahan karena diduga terlibat dalam kasus korupsi proyek Metro Riyadh dan memanfaatkan pengaruhnya untuk mendapatkan kontrak proyek yang diberikan ke perusahaannya sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa/SPA
Pangeran lainnya...
Ada dua nama pangeran yang terungkap turut ditahan yakni Pangeran Fahad bin Abdullah bin Mohammad al-Saud, mantan wakil menteri pertahanan dan Pangeran Turki bin Nasser, mantan kepala pusat Meteorologi dan Lingkungan Hidup. Belum diketahui pada kasus korupsi apa keduanya diduga terlibat.
Foto: Getty Images/AFP/A. Hilabi
Alwalid al-Ibrahim
Pengusaha Saudi ini dikenal memiliki koneksi dekat dengan keluarga kerajaan. Ia memimpin grup Middle Eastern Broadcasting Company (MBC), perusahaan media swasta terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Setelah beroperasi 26 tahun, MBC kini memiliki 18 saluran televisi. Sosoknya kerap masuk daftar 50 pengusaha berpengaruh versi Arabian Business. Penyebab pengusaha ini ditahan belum diketahui.
Foto: picture-alliance/abaca/Balkis Press
Ibrahim Al-Assaf
Ibrahim al-Assaf, dulunya adalah mantan menteri keuangan dan anggota komisaris perusahaan minyak nasional, Aramco. Al-Assaf ditahan atas tuduhan melakukan penggelapan dana dalam proyek perluasan Masjidil Haram. Selain itu, ia juga diduga memanfaatkan jabatannya untuk meraih informasi internal dalam upaya membeli sejumlah tanah.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
Adel al-Fakieh
Sejak April 2007, ia menjabat sebagai menteri keuangan hingga akhirnya dicopot dari posisinya bersamaan waktunya dengan penggulingan Pangeran Miteb bin Abdullah dari posisi menteri garda nasional. Ia pernah memainkan peran penting dalam menyusun reformasi yang disiapkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Tidak diketahui alasan pasti penangkapannya. ts/rzn (ap, reuters, bbc)