Schlager. "Hits" Yang Khas Jerman
19 April 2011Istilah “hit“ dalam dunia musik menjadi sebutan lagu yang laku keras. Kata yang berasal dari bahasa Inggris ini, bahasa Jermannya “Schlager“. Tetapi dalam dunia musik Jerman, kata “Schlager“ punya makna lain. Itu adalah nama jenis musik tertentu di Jerman, yang hampir serupa musik pop. Yang khas dalam Schlager, liriknya dangkal, melodinya mudah dicerna, temanya cinta, rindu, bahagia, mimpi, cemburu, pokoknya yang menyentuh emosi.
Menyentuh Emosi
Itulah yang memungkinkan lagu-lagu jenis ini dapat menjadi “hits“ atau sukses dalam waktu singkat. Misalnya Er Gehört zu Mir yang dinyanyikan Marianne Rosenberg. Kata-katanya demikian: “Dia milikku, seperti halnya namaku yang terpampang di pintu, dan aku tahu, ia akan terus bersamaku. Aku tidak akan pernah lupa hari pertama kami, karena aku langsung tahu, ia suka padaku. Apakah itu benar-benar cinta, yang tidak pernah berakhir? Atau cinta itu akan berlalu bersama angin?“
Apakah lagu-lagu dalam kategori Schlager juga menggambarkan kesenangan serta dunia yang indah, di mana tidak ada kesulitan? Dr. Julio Mendivil dari Institut Musik di Universitas Köln membenarkannya. Disertasinya menyoroti jenis musik ini. Ia memaparkan, "Dalam musik pop berbahasa Inggris, yang digambarkan masalah hidup, sedangkan dalam Schlager kesulitan hidup tidak boleh ditemakan. Schlager adalah obat penyembuh, supaya orang merasa lebih senang untuk hidup di dunia ini."
Cinta dan Kerinduan
Mendivil menambahkan, "Yang mendengarkan jenis musik ini bukan orang-orang bodoh, yang melarikan diri dari realita. Mereka dengan sadar menggunakan musik itu untuk memperoleh perasaan senang. Jika saya di rumah mendengarkan musik klasik, itu juga terutama karena saya ingin merasa senang.“
Berkaitan dengan cinta dan dambaan hati, banyak lagu-lagu Schlager yang mengetengahkan kecintaan kepada kampung halaman. Tetapi ciri khas Schlager menyebabkan jenis musik ini berbeda dengan lagu rakyat, yang juga kerap memuji keindahan tanah asal. Tema lain yang sering kerinduan akan tempat-tempat yang jauh. Misalnya Amerika dalam lagu Rote Sonne, Weites Land, atau matahari merah, tanah lapang, yang menjadi salah satu hit dari kelompok Schlager, Die Flippers.
Terus Jaya
Di tahun 50-an sampai 70-an, Schlager jaya di Jerman. Di masa kini, akibat globalisasi dan media yang menyebarluaskan jenis musik lain di Jerman, banyak orang menganggap jenis musik ini “musik nenek-nenek“. Penyanyi Schlager Helene Fischer yang baru berusia 26 tahun tidak setuju.
Fischer mengatakan, “Ya, itu memang pandangan khas orang pada umumnya. Saya melihatnya berbeda. Saya baru berusia 20 tahun ketika memutuskan untuk meniti karir di jenis musik ini, dan banyak orang muda yang mengatakan‚ 'Ah Schlager, itu kami tidak suka dengar‘, padahal mereka sebenarnya mendengarkan lagu-lagu itu juga.“
Dr. Julio Mendivil setuju. Ini bukan musik orang lanjut usia, dan bisa jadi akan hidup lama. Bintang muda baru sering bermunculan di bidang musik ini. Misalnya Helene Fischer dengan Und morgen früh küss ich dich wach, dalam bahasa Indonesianya: dan besok pagi aku membangunkanmu dengan ciuman.
Suzanne Cords / Marjory Linardy
Editor: Luky Setyarini